Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah lautan meliputi hampir dua pertiga bagian dari seluruh luas wilayahnya. Jumlah pulau di Indonesia sebanyak 17.506 pulau, menyebabkan panjang pantai Indonesia sangat panjang.
Disisi lain kebutuhan ekonomi yang semakin mendesak beberapa wilayah pantai mengalami kerusakan diantaranya abrasi, reklamasi pantai dan lain sebagainya. Untuk menghentikan kerusakan wilayah pantai tersebut dibutuhkan upaya perlindungan, yaitu dengan tetap melestarikan ekosistem hutan mangrove di Indonesia.
Kondisi Wilayah Pesisir Indonesia
Pantai adalah kenampakkan alam yang menjadi batas antara wilayah yang bersifat daratan dengan wilayah yang bersifat lautan. Wilayah pantai menjadi titik terendah air laut pada saat surut hingga arah daratan samapai batas paling jauh gelombang atau ombak menjadi daratan. (Bagja Waluya)
Sementara pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas dari pantai. Wilayahnya mencakup wilayah daratan yang masih mendapat pengaruh laut (pasang surut, suara deburan ombak, rembesan air laut di daratan) dan wilayah laut sejauh masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air  sungai dan sedimentasi dari darat) (Bagja Waluya)
Menurut Rokhimin Dahuri (2011) permasalahan yang dihadapi pesisir adalah:
- Kerusakan fisik habitat ekosistem pesisir
- Over eksploitasi sumberdaya hayati laut
- Pencemaran
- Konflik pemanfaatan ruang
- Permasalahan klasik meliputi: Keterbatasan sumber dana pembangunan, rendahnya kualitas sumberdaya manusia, kemiskinan masyarakat pesisir, kurangnya koordinasi antar pelaku pembangunan, dan lemahnya penegakkan hukum
Ekosistem Hutan Mangrove
Hutan Mangrove merupakan vegetasi khas daerah tropis dan sub tropis yang dijumpai di tepi sungai, muara sungai, dan tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Dengan kata lain bahwa mangrove termasuk vegetasi halofita yaitu vegetasi yang hanya terdapat pada tempat tempat yang tanahnya berkadar garam tinggi. (Tri Atmoko 2007)
Nurhenu Karuniastuti mengatakan Hutan bakau atau disebut juga mangrove adalah hutan yang tumbuh di air payau dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat tempat dimana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organic.
Ekosistem hutan bakau masih menurut Nurhenu Karuniastuti bersifat khas, baik karena ada pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah, salinitas tanahnya yang tinggi, serta mengalami daur penggenangan oleh pasang surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang  yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
Kondisi Hutan Mangrove di Indonesia
Menurut Ahmad Sofian dari data Kompas 21 Desember 2011 Indonesia memiliki hutan bakau terluas di Asia Tenggara, yakni 7,7 juta hektar. Akan tetapi, pertumbuhan pemukiman, aktifitas ekonomi, dan eksploitasi kayu bakau berlebihan untuk dijadikan arang menyebabkan hutan bakau tersisa 3,6 juta hektar
Masih menurrut Ahmad Sofian yang diambil dari Rahman, (2008) Hutan mangrove di Indonesia merupakan yang terluas, sekitar 23% dari seluruh hutan mangrove dunia. Pada tahun 1982, luas hutan mangrove di Indonesia diperkirakan sekitar 4,25 juta ha, terutama terdapat di sepanjang pesisir pulau-pulau besar Indonesia. Pada tahun 1987, luas hutan mangrove tersebut telah berkurang dan hanya tersisa 3,24 juta ha, bahkan pada tahun 1995 dilaporkan bahwa hutan mangrove Indonesia hanya tersisa 2,06 juta ha, yang berarti berkurang seluas 1,18 juta ha.
Manfaat Hutan Mangrove
Manfaat hutan mangrove sangat besar sekali dalam melindungi ekosistem pantai. Menurut Triatmoko ada beberapa manfaat Hutan Mangrove yaitu:
- Penahan angin dan badai
- Melindungi garis pantai
- Pemasok bahan organik
- Siklus hidup ikan dan habitat fauna
- Menyerap karbon
Melestarikan Mangrove
Melestarikan hutan mangrove adalah usaha mulia agar pantai di Indonesia tidak rusak. Hal yang harus dilakukan adalah dengan menjaga dari kerusakan, memperbaiki yang rusak dengan cara menanam pohon bakau pada pantai pantai yang sudah rusak.
Kesimpulan
Keberadaan hutan mangrove sangat besar sekali manfaatnya bagi wilayah pesisir dan pantai di Indonesia. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan dengan tetap melestarikan menjaga dan memperbaiki hutan mangrove diantaranya adalah melindungi abrasi air laut dan kerusakan ekosistem pantai.
Rahman Arifin, S.Pd. Guru SMPN 1 Cilimus Kab. Kuningan
Daftar Pustaka
Achmad Sofian, Nuddin Harahab, Marsoedi. Kondisi dan Manfaat langsung ekosistem Hutan Mangrove Desa Penunggul Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. El Hayah Vol 2, No  2 maret 2012.
Tri Atmoko dan Kade Sidiyasa. (2007) Hutan Mangrove dan Peranannya dalam melindungi ekosistem Pantai. Prosiding seminar pemanfaatan HHBK dan konservasi Biodiversitas menuju hutan lestari, 31 Januari 2007
Nurhenu Karuniastuti, Peranan hutan Mangrove bagi Lingkungan Hidup, Forum Manajemen Vol 6 No 1
Dirhamsah, (2006). Pengelolaan wilayah Pesisir Terintegrasi di Indonesia, Oseana Volume XXXI No 1 tahun 2006: 21-26
Bagja Waluya. Permasalahan Lingkungan Pesisir dan Laut, hal 240-261. File.upi.edu
Rokhimin Dahuri. (2011). Pengelolaan Ruang Wilayah Pesisir dan Lautan seiring dengan pelaksanaan Otonomi Daerah. Mimbar volume XVII No 2 April-Juni 2011: 139-171
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H