Mohon tunggu...
Rahma Nabila
Rahma Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Keperawatan Universitas Indonesia

Mahasiswa S1 Reguler Keperawatan Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nilai Profesionalisme Sebagai Kompas Personal Branding Perawat di Era Digital

27 Desember 2024   10:39 Diperbarui: 27 Desember 2024   10:39 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital saat ini, perawat tidak hanya berperan sebagai pemberi layanan kesehatan, tetapi juga sebagai individu yang harus membangun citra diri yang kuat melalui personal branding. Personal brand merupakan persepsi seseorang kepada orang lain terhadap perbedaan yang ditunjukkan melalui kualitas, pengalaman, dan cara penyajian yang unik (Petruca, 2016). Sedangkan personal branding adalah cara seseorang mempresentasikan diri mereka kepada dunia yang membuat dirinya tampak unik dan berbeda dari orang lain. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, perawat kini memiliki kesempatan untuk membangun citra profesional mereka di ranah digital. Personal branding sangat penting bagi perawat untuk meningkatkan kepercayaan pasien serta memperkuat posisi mereka dalam industri kesehatan. Salah satu fondasi dalam membangun personal branding yang efektif adalah nilai-nilai profesionalisme yang dapat menjadi kompas dalam membimbing perilaku perawat di dunia maya.

Profesionalisme mencakup berbagai aspek termasuk etika, kompetensi, dan tanggung jawab. Profesionalisme dalam keperawatan berarti memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi, menjaga integritas, serta terus-menerus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan. Menurut Eid (2018), perawat yang menunjukkan sikap profesional tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan tetapi juga membangun hubungan yang lebih baik dengan pasien. Hal ini sangat penting dalam menciptakan kepercayaan yang menjadi elemen kunci dalam membangun hubungan antara perawat dan pasien. Kepercayaan akan membuat pasien yakin bahwa informasi paling pribadi dan martabat dasar mereka akan dilindungi oleh perawat (NCSBN, 2024). Dengan menonjolkan nilai-nilai profesionalisme, perawat tidak hanya membangun reputasi yang baik, tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap profesi mereka.

Di era digital saat ini, media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk membangun personal branding. Bahkan penggunaan media sosial kini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat dunia. Sehingga perawat dapat memanfaatkan platform seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan LinkedIn untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dalam keperawatan. Dengan berbagi konten yang relevan dan informatif, perawat dapat menunjukkan keahlian mereka sekaligus membangun reputasi sebagai sumber informasi terpercaya. Beberapa contoh perawat yang memanfaatkan media sosial untuk berbagi informasi dan membangun personal branding melalui TikTok yaitu Vander Marpaung dan Saveera Octaviana. Menurut sebuah studi oleh Li (2022), penggunaan media sosial oleh tenaga kesehatan dapat meningkatkan visibilitas mereka di kalangan pasien dan kolega serta membuka peluang untuk melakukan kolaborasi profesional.

Namun, disisi lain penggunaan media sosial juga membawa tantangan tersendiri. Perawat harus selalu mengingat etika profesional saat berbagi informasi secara online. Kemudahan penyebaran informasi menimbulkan risiko terhadap privasi pasien jika informasi kesehatan pribadi pasien dibagikan secara tidak benar atau tanpa persetujuan. Selain itu, batasan antara kehidupan pribadi dan profesional dapat kabur di platform media sosial karena perawat mungkin merasa sulit untuk memisahkan ekspresi pribadi dari tanggung jawab profesional (Alsulami et all., 2022). Pelanggaran etika di media sosial dapat merusak reputasi seorang perawat dan menurunkan kepercayaan publik terhadap profesi keperawatan secara keseluruhan.  Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk memahami batasan-batasan ini dan selalu bertindak dengan integritas.

Peran nilai-nilai profesional keperawatan sangat penting sebagai panduan bagi perawat dalam memanfaatkan media sosial untuk membangun personal branding yang positif di masyarakat. Dengan nilai altruism, perawat harus memberikan informasi kesehatan yang bermanfaat sehingga perawat dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat dan membangun reputasi yang positif. Informasi akurat dan mendidik yang dibagikan perawat di media sosial dapat membantu masyarakat dalam mengambil keputusan terkait kesehatan mereka yang sesuai dengan nilai autonomy. Nilai human dignity menekankan perawat untuk menjaga etika dan menghormati privasi pasien saat membagikan informasi dan pengalaman di media sosial. Selain itu, dengan nilai sosial justice dapat memandu perawat dalam memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menyuarakan isu-isu kesehatan dan mendorong tindakan kolektif menuju perubahan positif.

Selain itu, nilai profesionalisme juga mencakup komitmen terhadap pembelajaran berkelanjutan. Di dunia yang terus berubah ini, perawat harus selalu memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka agar tetap relevan. Melalui kursus online, seminar, dan pelatihan lainnya, perawat dapat meningkatkan kompetensi dan menunjukkan dedikasi terhadap profesi mereka. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi perawat secara pribadi tetapi juga meningkatkan citra profesi keperawatan di mata masyarakat.

Dengan demikian, nilai profesionalisme merupakan kompas penting dalam membangun personal branding perawat di era digital. Penggunaan media sosial oleh perawat sebagai alat untuk membangun personal branding harus didasarkan pada nilai-nilai profesionalisme. Dengan menunjukkan sikap profesional melalui etika kerja yang baik, pemanfaatan media sosial secara bijak, serta komitmen terhadap pembelajaran berkelanjutan, perawat dapat menciptakan citra positif yang akan meningkatkan kepercayaan pasien dan memperkuat posisi mereka dalam industri kesehatan. Oleh karena itu, setiap perawat harus menyadari pentingnya nilai-nilai ini dalam perjalanan karir mereka.

Daftar Pustaka

Alsulami, R. J., Alnefaiei, A. T., Aljuaid, N. A., Alrubaie, K. A. H., Alsawat, Z. Z. A., Jamil, S. H., Albaharna, A. M., Aloqaili, A. A., Alrizq, S. H., & Alghamdi, F. M. (2022). The Impact of Social Media on Nursing Practice and Professional Development. Journal of Population Therapeutics and Clinical Pharmacology, 29(4), 3537-3541. DOI: 10.53555/jptcp.v29i04.5919

Eid, A. G., Ahmed, M. Z., Saafan, S. M., & Mohamed, S. M. (2018). Nursing Professionalism: A Concept Analysis. Menoufia Nursing Journal, 3(2), 87-96. https://doi.org/10.21608/menj.2018.121319

Li, X., Guo, A., & Zou, H. (2022). Impact of the nurse-related information through social media use on undergraduate nursing students' professional identity in nursing: A mixed-methods study. Nurse Education in Practice, 65(103477), 103477. https://doi.org/10.1016/j.nepr.2022.103477

National Council of State Boards of Nursing. (2024). A Nurse's Guide to the Use of Social Media. Chicago: NCSBN.

Petruca, I. (2016). Personal Branding Through Social Media. International Journal of Communication Research, 6(4), 389-392.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun