Pertama yang harus dilakukan adalah mengenali emosi yang dirasakan, mengidentifikasi, dan merasakan emosi negatif yang dirasakan hingga dirasa diri sudah mampu menyikapi emosi secara tepat. Kemudian yang kedua adalah pengaturan emosi, hal ini dapat dilakukan dengan selalu melatih mengontrol emosi dan disertai relaksasi diri.
Selanjutnya yang terakhir adalah mendeskripikan emosi yang dirasakan sehingga dapat mencari solusi yang tepat untuk mengungkapkan emosi. Setelah orang tua mendapat keterampilan regulasi emosi atau sudah mampu mengendalikan emosinya, maka orang tua juga harus mengenalkan dan juga membiasakan pada anak untuk meregulasi emosinya juga, dengan cara pengasuhan yang juga selalu menggunakan regulasi emosi.Â
Apa pentingnya menggunakan regulasi emosi dalam pengasuhan anak? tentu sangat penting karena orang tua meruoakan model bagi anak, yang selalu ditiru dan di anggap benar segala perilakunya, jadi baaimanapun emosi yang ditunjukkan orng tu mak anak juga akan belajar, mengpbservasi, dan merasakan emosi itu sendiri.Â
Meregulasi emosi dalam pengasuhan anak akan membuat anak mudah mengerti bagaimana pengalaman emosinya sedniri. Berbanding terbalik dengan orang tua yang pengasuhannya tanpa meregulasi emosinya (disregulasi emosi) maka malah akan menyebabkan anak semakin rentan atau  akan beresiko tinggi dalam berperilaku disruptif (perilaku negatif) karena kesusahan meregulasi emosinya.Â
Selain itu anak juga akan beresiko mengalami masalah-masalah sosial, berperilaku negative, berperilaku agresif, susah bergaul, dan susah berhubungan baik dengan teman sebaya.Â
Mengapa anak juga perlu dikenalkan dengan emosi serta regulasi emosi? karena anak pada usia dini merupakan masa dimana anak sangat cepat dalam perkembangannya dan mudah menerima pembelajaran-pembelajaran dan supaya menjadi kebiasaan yang baik sejak kecil jadi anak sangat baik bahkan harus dikenalkan apa itu emosi serta cara meregulasi emosinya, supaya anak menjai pribadi yang mudah diterima oleh masyrakat ,serta mampu bersosialisasi dengan baik.