Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tahun pada tanggal 5 Juni merupakan salah satu momen internasional yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan sikap manusia dalam menjaga lingkungan hidup dan ekosistem didalamnya.
Banyak sekali kegiatan yang dilakukan dalam rangka merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, salah satunya yaitu melakukan pertunjukkan Wayang Godhong oleh Prof. Dr. Agus Purwantoro, M.Sn atau yang akrab disapa Goespoer.
Apa itu Wayang Godhong?
Godhong sendiri berasal dari Bahasa Jawa yang artinya daun. Walaupun terlihat sederhana, ternyata Wayang Godhong ini memiliki filosofi yang cukup mendalam. Dikutip dari Channel YouTube Konten Unik, Goespoer selaku seniman yang menciptakan Wayang Godhong ini menceritakan bahwa ia terinspirasi karena bentuk daun yang menengadah ke atas seperti sedang memohon dan berdoa kepada Allah SWT.
“Dalam tafsir Wayang Godhong, Oyot adalah Ayat. Dipersilakan kita memakai ayat apa saja yang kita yakini, maka sempurnalah sudah filosofi Wayang Godhong yang mengakar dan membumi”, jelasnya dalam video tersebut.
Kecintaannya terhadap tradisi dan budaya inilah yang pada akhirnya melahirkan kesenian Wayang Godhong dengan konsep yang luar biasa dan tampilan berbeda. Maka dari itu, tak jarang ia melakukan pertunjukkan dengan Wayang Godhong sebagai bintang utamanya.
Pertunjukkan Wayang Godhong untuk Merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Pertunjukkan yang bertema “Napak Bumi Nggayuh Kahyangan” ini diadakan pada 5 Juni bertempat di Objek Desa Wisata Tol Kayangan, Wonolelo, Magelang, Jawa Tengah. Tempat ini cukup terkenal karena menjadi ikon kesuburan dan kemakmuran alam bagi masyarakat yang umumnya bermata pencaharian sebagai petani sayur-mayur. Kesuburan dan kemakmuran yang dikelola dengan baik oleh masyarakat setempat tidak hanya menjadi berkah bagi warga lokal, tetapi juga menjadi berkah bagi banyak orang hingga ke berbagai daerah.
“IJO ROYO-ROYO” dalam lakon Wayang Godhong Goespoer mempresentasikan kesuburan dan kemakmuran yang merupakan anugerah dari Allah SWT untuk kehidupan manusia di muka bumi. Lakon tersebut memiliki makna kesakralan dan keilahian yang dapat mengilhami segalanya, mulai dari perasaan takut, kagum, bahkan menjadi perenungan yang khidmat.
Makna itu yang sebisa mungkin diterapkan sebagai sentral alam dan spiritual keimanan seseorang untuk memandang lingkungan sehari-hari sehingga menumbuhkan sikap-sikap pengelolaan yang bijaksana dan selaras antara alam lingkungan dan kultur masyarakat hingga masa kini.
Melalui pertunjukkan Wayang Godhong ini, kita diajak untuk membuka dan menumbuhkan wawasan lokal tentang keakraban visual antara manusia dengan alam melalui harmonisasi dzikir-dzikir spiritual, dendang seni, dan tarian trance yang mengungkapkan perasaan-perasaan alamiah manusia, sehingga kita menjadi akrab dengan lingkungan sekitar kita dan mau menjaga keberlangsungan lestarinya dalam perangkap dinamika global dunia hari ini. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Salam Lestari!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H