Bukankah pernah kukatakan padamu,Â
jangan pernah lupa apa yang kuucapkan malam itu..
Malam itu ada secangkir kopi yang tak kau minum, kau hanya terlalu sibuk mendengarkanku, mempercayai ucapanku.
Bukankah sudah ku katakan padamu, apa yang kurencanakan malam itu.. malam dimana kau datang membawa cup cake kesukaanku, padahal aku hanya berbohong tentang itu.Â
Dan sepertinya kau bahagia sekali, menenteng kotak kue itu.Â
Bukankah sudah ku katakan padamu, bahkan kita saling bertatapan, aku melihat kupu-kupu menari di matamu, pucuk2 bunga merekah, juga ada pelangi disana, aku tau kau begitu bahagia.
Sayang sekali, sayang.Â
Kau terlalu bahagia, seharusnya kau tidak.Â
Malam itu, di hadapan kopi dingin, sepotong cup cake yang belum ku sentuh, dan di depan kedua matamu, sudah ku katakan, kita tak boleh berbunga, kau saja, jangan aku. Aku meneriakannya di dalam hatiku, di kedua mataku, di gerak bibirku.Â
Dan kau tak melihatnya, mungkin kau terlalu bahagia. Karna aku sudah membukakan pintu.Â
Dan sekarang aku ingin sendiri dirumahku.
R.sovina
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H