Pergaulan bebas merupakan topik yang selalu diperbincangkan dari masa ke masa. Bagaimana tidak pergaulan bebas dapat memberikan dampak negatif terhadap numbuh kembang karakter, sikap, dan moral
pelajar.
Pergaulan bebas kebanyakan dilakukan oleh anak remaja (ABG) yang dalam masa pertumbuhan dan banyak ingin tahu tentang sesuatu yang membuatnya penasaran. Karena masa remaja adalah masa kita masih mencari jati diri kita. Tetapi dimasa itu banyak remaja yang salah langkah jika tidak diarahkan oleh orang tuanya, akibat bergaul yang diluar batas sehingga,
Dampak Negatif
pada mereka seperti seks bebas yang berakibat hamil duluan atau HIV, lebih cepat marah - marah, overdosis akibat narkoba, minum- minuman keras.
Dampak Positif
Pergaulan dapat merubah tingkah laku remaja terhadap kepribadiannya. Pergaulan yang positif akan menciptakan kepribadian positif, begitu sebaliknya. Peran teman sebaya adalah membentuk kepribadian remaja yang kuat dan tangguh. Dukungan dari teman akan menjadi acuan seseorang untuk bertindak.
Kurangnya Perhatian keluarga
Kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua bisa menyebabkan pergaulan bebas. keluarga memang menjadi lingkungan pendidikan utama dan mendidik anak menjadi orang yang berperilaku baik di masyarakat. Sehingga di sini, anak memerlukan pendampingan dan dukungan yang baik dari orang tua dan keluarga.
Pengaturan keluarga yang disfungsional ditandai dengan konflik, kontrol orang tua yang tidak memadai, hubungan dan integrasi internal yang lemah, dan otonomi dini berhubungan erat dengan kenakalan remaja seperti pergaulan bebas.
Pengaruh Teman sebaya
Keanggotaan dalam geng nakal, seperti keanggotaan dalam pengelompokan lainnya, dapat menjadi bagian dari proses menjadi dewasa.
Pengaruh teman sebaya dapat menentukan bagaimana seorang individu mengambil sikap atau berperilaku. Contoh, seorang individu bergaul dengan lingkungan teman sebaya yang mengutamakan gadget dan selalu mengedepankan berita-berita terbaru yang hadir dari dunia maya atau media sosial maka sangat rentan sekali individu tersebut akan mengikuti gaya hidup rekan sebayanya.Â
Meski belum dapat dipastikan individu tersebut akan mengambil pola tingkah laku teman sebayanya, individu yang berada dalam usia remaja berada dalam masa-masa ketidakstabilan baik dari segi pemikiran maupun dalam hal pemegangan prinsip hidup. Ditambah dengan tingginya rasa keingintahuan di masa remaja dan adanya rasa ingin diakui atau diterima dalam sebuah kelompok membuat seorang individu memilih untuk mengambil sikap yang sama yang dilakukan oleh lingkungan sebayanya.