Mohon tunggu...
Rahmah Nur Iffah
Rahmah Nur Iffah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPI

Menulis dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Visualisasi Solusi Overthingking

28 Mei 2023   09:42 Diperbarui: 28 Mei 2023   09:58 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Youtube Gojek Indonesia

Iklan menjadi hal yang tidak bisa terpisahkan dalam dunia bisnis dan keseharian kita. Utamanya iklan-iklan yang menawarkan barang dan jasa sekaligus, seperti jasa pesan antar. GoFood adalah salah satu jasa pelayanan pesan antar makanan dan minuman yang marak digunakan masyarakat Indonesia. Iklan-iklan yang dihadirkan oleh Gojek Indonesia yang menaungi GoFood ini menjadikan orang-orang tertarik menggunakan aplikasi tersebut, dan penggunanya segera membuka aplikasi untuk memakai jasa pelayanan pesan antar ini. 

Mengapa orang-orang tertarik dan dapat terpengaruh oleh iklan ini?

Hal ini tidak terlepas dari kognitif manusia yang melihat dan mendengar promosi dari iklan GoFood secara audio visual sehingga merangsang orang-orang yang menonton iklan tertarik atas apa yang disampaikan dalam iklan tersebut. Dalam semiotika atau ilmu tentang tanda, unsur-unsur tanda dalam iklan ini memiliki makna yang dipahami oleh kognitif manusia. Apa yang ditangkap oleh indra manusia ini disebut dengan  interpretant (interpretasi). Ada yang disebut dengan segitiga makan yang dikemukakan oleh C. S. Pierce, yaitu represetament (tanda), object (objek), dan interpretant (interpretasi).

Terdapat iklan GoFood yang cukup menarik perhatian, yang mana  menampilkan visualisasi yang relate dengan kehidupan keseharian kita. Iklan ini berjudul “SOLUSI MASALAH OVERTHINGKING PILIH MAKANAN ADA DI VIDEO INI!”. Isu overthingking menjadi objek yang ditonjolkan oleh GoFood dengan tujuan akhir memberikan solusinya melalui iklan ini, yang tidak lain dan tidak bukan adalah melalui layanan yang disediakan oleh GoFood.


Istilah overthingking ini sendiri adalah suatu simbol yang merupakan istilah yang telah dimaknai bersama oleh kebanyakan orang Indonesia sebagai perilaku berpikir berlebihan yang biasnya menimbulkan perasaan khawatir akan berbagai hal. Dalam iklan GoFood ini, overthingking diinterpretasikan sebagai pikiran berlebihan dan merasa khawatir untuk memilih makanan apa yang akan dikonsumsi.

Pada scene awal ini, tampak seorang laki-laki berbaju merah yang sedang bingung, dengan mulut yang ditutup kedua tangan, tetapi terdapat mulut yang bergerak di bagian keningnya. Apa yang kita indrai dalam video ini merupakan objek yang menandai suatu hal. 

Adanya mulut yang berada di  kening menandakan otak yang sedang bertindak atau berpikir, karena kening ialah letak di mana otak yang digunakan untuk berpikir berada. Selain itu, baju merah yang dipakai oleh laki-laki tersebut itulah yang dapat menandakan sesuatu yang berlebihan. Sedangkan mulut yang ditutup tangan menandakan tidak adanya perbuatan yang dilakukan dan kata yang diucapkan sebagai keputusan. Dari visualisasi seperti ini dapat diinterpretasikan sebagai seseorang yang sedang bingung hingga berpikir berlebihan, atau disebut dengan overthingking. Ditambah dengan narasi awal, dapat disimpulkan bahwa ini adalah bentuk perilaku overthingking dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi.

Pada scene-scene selanjutnya, jika diamati dengan cermat dapat diinterpretasikan sebagai suatu tindakan yang berlebihan. Narator iklan berimajinasi dengan adanya kata “kalau” yang menandakan sesuatu yang belum terjadi atau sekedar imajinasi. Mulai dari visualisasi yang menandai orang di masa lalu, masa depan dan masa kini.

Overthingkhing dalam penggambaran imajinasi tersebut terlihat dari adanya narasi pertanyaan, layaknya orang yang bingung untuk memilih sesuatu sehingga terus kekikiran. Narator juga menghadirkan audio yang mempertanyakan hal-hal klise yang marak terjadi akhir-akhir ini, seperti mengenai hubungan yang tidak punya status, sampai dengan anak zaman sekarang yang suka pindah-pindah tempat kerja, bahkan sekedar urusan makanan.

Dari persoalan yang sering dialami masyarakat ini, Gofood menawarkan solusinya melalui layanan yang diberikannya. Hal ini ditunjukkan dengan visualisasi laki-laki di awal video yang duduk di sofa memegang handphone dengan tangan yang menggaruk kepala. Lalu menyoroti handphone dengan tampilan pencarian “geprek”. “Geprek” dijadikan sebagai contoh jenis makanan yang sedang viral akhir-akhir ini. “Geprek” dijadikan sebagai ikon dari makanan yang mirip, tetapi banyak jenisnya sehingga membuat orang bingung memilih yang mana. 

Dalam cuplikan ini, terdapat narasi “padahal, kalo lo males mesen geprek yang itu-itu aja, ga perlu banyak mikir. Ada geprek-geprekan lain yang rasanya mirip-mirip. Cobain mie instan geprek, jamur geprek, terong geprek, banyak!”. Ucapan seperti ini menjadi jawaban dari Gofood atas permasalahan yang ditonjolkan dalam iklan ini. Secara tidak langsung, Gofood menyarankan agak kita mencoba semua jenis makanan.

Sumber: Youtube Gojek Indonesia
Sumber: Youtube Gojek Indonesia

Dari video iklan GoFood ini secara keseluruhan berisi penjelasan atau jawaban atas judul dari video iklan GoFood kali ini. Video iklan menjadi objek yang menjawab persoalan tersebut yang ditandai dengan gambaran overthingking dan rumitnya lika-liku kehiduapan yang klise, seperti bingung memikirkan mau makan apa. Lewat iklan ini GoFood menjawab persoalan bahwa kita tidak perlu pusing mikirin mau makan apa, cukup gunakan layanan GoFood dan coba semua jenis makanan tersebut. 

Hal ini menjadi penyelesaian solusi overthingkhing bagi kita, juga berdampak positif bagi GoFood karena semakin banyak orang yang akan menggunakan layanan GoFood ini. Secara umum, interpretasi atau makna video iklan dapat diinterpretasikan lebih jelas dengan adanya visualisasi unik, juga penuh makna di tengah masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun