Rahmah Afifah - Perubahan iklim menyebabkan berbagai dampak negatif bagi kehidupan di bumi.Â
Salah satunya adalah aspek air. Karena suhu bumi meningkat, air di atmosfer juga bertambah banyak, sehingga hujan lebih sering turun.Â
Namun, hal ini tidak menjamin ketersediaan air bersih, karena air hujan bisa langsung mengalir ke laut tanpa sempat terserap oleh tanah. Selain itu, kualitas air bersih juga menurun karena kandungan klorin di dalamnya meningkat akibat suhu yang tinggi.
Aspek lain yang terpengaruh adalah aspek pertanian. Panas dan kekeringan membuat lahan pertanian semakin berkurang dan produktivitasnya semakin rendah.Â
Perubahan iklim juga mengubah pola tanam dan panen para petani. Selain itu, ancaman wabah dan hama tanaman juga semakin besar, baik yang sudah dikenal maupun yang baru muncul.
Aspek hutan juga mengalami kerusakan akibat perubahan iklim. Kebakaran hutan yang sering terjadi membuat banyak pohon mati dan hilang.Â
Padahal, pohon-pohon itu berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida serta gas rumah kaca yang menjadi penyebab pemanasan global. Akibatnya, hutan tidak lagi bisa menjalankan perannya dengan baik.
Aspek perairan juga terancam oleh perubahan iklim. Air laut yang naik membuat daerah pesisir dan pulau-pulau kecil terendam dan hilang. Hal ini berdampak pada kehidupan masyarakat yang tinggal di sana, baik dalam hal pekerjaan, tempat tinggal, maupun keselamatan.
Aspek habitat juga terganggu oleh perubahan iklim. Banyak tanaman, binatang, dan organisme lainnya yang punah karena tidak bisa beradaptasi dengan perubahan suhu dan lingkungan yang terlalu cepat. Hal ini juga mempengaruhi rantai makanan dan ekosistem yang saling berkaitan.
Aspek kesehatan juga menjadi korban dari perubahan iklim. Lapisan ozon yang menipis membuat sinar ultraviolet lebih banyak sampai ke bumi, yang bisa menyebabkan penyakit mata, kulit, dan imunitas.Â
Suhu dan kelembaban yang tidak stabil juga meningkatkan risiko alergi, asma, penyakit jantung, stroke, atau penyakit pembuluh darah.
Selain itu, penyebaran penyakit menular yang dibawa oleh nyamuk atau binatang lainnya juga lebih mudah terjadi karena cuaca yang mendukung perkembangbiakan mereka.
Sebuah penelitian dari sebuah lembaga riset di Swiss pada tahun 2021 menyatakan bahwa perubahan iklim bisa merugikan perekonomian dunia dengan mengurangi nilai ekonominya hingga lebih dari 10 persen.Â
Menurut Sri Mulyani, inflasi bisa meningkat karena gangguan rantai pasokan nasional dan internasional akibat perubahan cuaca yang bisa menimbulkan kerugian finansial yang besar.Â
Indonesia sendiri diperkirakan akan kehilangan Rp 112,2 triliun atau 0,5 persen dari PDB pada tahun 2023 akibat krisis iklim. Hal ini juga akan berlaku untuk negara-negara lain di dunia.Â
Oleh karena itu, tidak salah jika dikatakan bahwa krisis perubahan iklim ini telah mengancam stabilitas negara. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI