Mohon tunggu...
Rahmah Afifah
Rahmah Afifah Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Literasi - Berbagi Referensi

Catatan Disela Perkuliahan ini sesungguhnya merupakan bagian dari project pribadi. Lahir dari keluh kesah sebagai mahasiswa yang merasa sia-sia, Jika hasil begadangnya hanya tergeletak begitu saja. (2021-2025)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Mudah Percaya Dengan Mitos, Mengapa ?

7 Januari 2023   23:20 Diperbarui: 7 Januari 2023   23:36 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika pada tulisan sebelumnya, kita membahas perihal 'rasa ingin tahu'. Maka di tulisan ini, kita akan menjawab pertanyaan 'bagaimana jika rasa ingin tahu itu tidak terpuaskan?'

Saat 'rasa ingin tahu' manusia tidak dapat terjawab oleh pengamatan maupun pengalamannya. Manusia secara alamiah akan memuaskan alam pikirannya tadi dengan 3 cara.

Praduga atau Menerka-nerka

Pertama, manusia akan menerka-nerka atau membuat praduga untuk mendapatkan jawaban dari rasa ingin tahunya. Benarkah ?

Mari kita buktikan dengan sebuah kisah yang beredar dikalangan masyarakat (bahkan kisah ini bertahan dalam waktu lama).

Raksasa Pemakan Bulan

Pernahkah kamu mendengar kisah tentang terjadinya Gerhana dari orang-orang terdahulu?

Dahulu kala, pernah muncul sebuah anggapan adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana terjadi.

Dan menurut kisah yang beredar di masyarakat, raksasa tersebut takut pada bunyi-bunyian, maka dengan berpegangan pada kisah yang mereka dengar.

Akhirnya masyarakat secara turun temurun memutuskan memukul benda yang dapat menghasilkan suara agar raksasa itu hilang.

Kisah hasil praduga masyarakat tadi, sekarang ini disebut dengan istilah mitos.

Dari Mitos Sampai Muncul Sebutan Legenda

Mitos dapat kita artikan sebagai pengetahuan-pengetahuan baru yang bermunculan. Juga merupakan gabungan dari pengamatan dari pengalaman dan kepercayaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun