Mohon tunggu...
Rahma Hanifa
Rahma Hanifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Rahma Hanifa, perempuan yang mulai menghirup udara di dunia pada bulan Juni 2002 Jatuh cinta dengan musik, aroma kopi, petrichor dan puisi Menulis adalah ekspresi dan jiwa, bukan sekedar narasi IG: @itsme_haan Salam Hangat Haan~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Itu Tindak Tutur Dan Kaitannya Dengan Pragmatik?

16 April 2023   23:00 Diperbarui: 16 April 2023   23:01 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bahasa adalah alat interaksi sosial dan alat utama komunikasi manusia. Dalam melakukan komunikasi manusia saling menyampaikan informasi yang dapat berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. 

Dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya, baik secara lisan maupun tulisan. Tanpa bahasa, manusia akan sangat sulit untuk menyampaikan kemauannya, ide, pendapat, perasaan, pesan dan sebagainya. Dengan adanya bahasa memberikan kemungkinan manusia untuk saling berkomunikasi, saling belajar dari orang lain, dan saling memahami satu dengan lainnya. Di dalam menciptakan komunikasi yang bermakna, pengetahuan bahasa saja tidaklah cukup, tetapi harus didukung dengan faktor situasi dan konteks dalam pemakaian bahasa. 

Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan entitas yang bersifat sentral dalam pragmatik sehingga bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar analisis topik-topik pragmatik lain seperti prinsip kerja sama, dan prinsip kesantunan. Berbicara merupakan suatu keterampilan dalam menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain. Kegiatan berbicara yang di dalamnya terdapat interaksi antara penutur dan penerima tutur dapat dikatakan sebagai percakapan dan menjalin sebuah komunikasi.

Tindak tutur merupakan gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Kalimat "kuenya masih panas  sekali!" dapat memiliki bermacam arti di berbagai situasi berbeda. Bisa jadi, si penutur hanya menyatakan fakta suhu kue yang hendak dimakan saat itu, meminta orang lain berhati-hati ketika memakannya, atau bahkan keluhan atau komplain.

Oleh karena itu, kemampuan sosiolinguistik, termasuk pemahaman mengenai tindak tutur juga sangat diperlukan dalam berkomunikasi karena manusia akan sering dihadapkan dengan kebutuhan untuk memahami dan menggunakan berbagai jenis tindak tutur, dimana masing-masing jenis tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai macam strategi dan kebutuhan.

Tindak tutur (speech acts) merupakan salah satu komponen penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa tidak semata-mata berhubungan dengan ketaatan pada kaidah gramatikal. Penggunaan bahasa juga bersangkut paut norma sosial dari suatu masyarakat yang sering disebut kesantunan berbahasa. Kesantunan berbahasa ini tampaknya perlu juga dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah. 

Kesantunan berbahasa Indonesia mencerminkan keperibadian bangsa. Tindak tutur merupakan sarana mengekspresikan pikiran dan perasaan. Bertindak tutur, seseorang tidak selalu mengatakan apa yang dimaksudkan. Pembicara sering kali bermaksud lebih banyak daripada yang ia katakan secara aktual. Seseorang sering kali memiliki maksud berbeda dengan apa yang dikatakannya, bahkan sering bertentangan (Thomas, 1995). Perbedaan maksud dengan ucapan dalam sebuah peristiwa tutur menghasilkan adanya berbagai jenis tindak tutur.

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa tindak tutur adalah segala tindak yang dilakukan seseorang dalam berbicara. Richard (1995) mengemukakan bahwa tindak tutur (dalam arti yang sempit sekarang) adalah istilah minimal dari pemakaian situasi tutur/peristiwa tutur/tindak tutur. Ketika kita berbicara, kita melakukan tindakan-tindakan seperti memberi laporan, membuat pernyataan-pernyataan, mengajukan pertanyaan, memberi peringatan, memberi janji, menyetujui, menyesal dan meminta maaf. 

Pada bagian lain ia juga mengemukakan bahwa tindak tutur dapat diberikan sebagai sesuatu yang sebenarnya kita lakukan ketika berbicara. Ketika kita terlihat dalam percakapan, kita melakukan beberapa tindakan seperti : melaporkan, menyatakan, memperingatkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, mengkritik, meminta dan lain-lain. Suatu tindak tutur dapat didefinisikan sebagai unit terkecil aktivitas berbicara yang dapat dikatakan memiliki fungsi

Tindak tutur adalah teori penggunaan bahasa yang dikemukakan oleh John Langshaw Austin (1962) dalam bukunya yang berjudul How To Do Things With Words. Austin adalah salah seorang filsuf terkemuka dari sebuah kelompok yang disebut Oxford School of Ordinary Language Philosophy. Teori ini kemudian dikembangkan lebih mendalam oleh muridnya, Searle (1979), dan sejak saat itu pemikiran keduanya mendominasi kajian penggunaan bahasa, yaitu ilmu pragmatik.

Macam-macam Tindak Tutur

a. Tindak Tutur Lokusi yaitu tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti "berkata" atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami oleh lawan bicara. Contoh : Contoh: "Fenomena Citayem Fashion Week sangat ramai diperbincangkan berbagai khalayak". Kalimat di atas dituturkan oleh seorang penutur semata-mata hanya untuk memberi informasi, tanpa tendensi untuk melakukan sesuatu.

b. Tindak tutur ilokusi yaitu tindak tutur yang menuturkan sesuatu, tetapi mengharapkan adanya suatu tindakan. Contoh :"Sudah waktunya bangun tidur, nak." Kalimat di atas jika dituturkan oleh seorang ibu kepada anaknya selain memberi informasi tentang waktu, juga berisi tindakan yaitu mengingatkan anaknya untuk segera bangun dan bersiap ke sekolah. Oleh karena itu, anaknya akan menjawab: "Ya Bu, sebentar, saya mandi dan Bersiap dulu."

c. Tindak tutur perlokusi yaitu sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang sering kali mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Contoh : Contoh pada kalimat: "Kamu anak yang cantik." Dari segi perlokusi dapat membuat si pendengar itu menjadi sedih (muram) dan sebaliknya dapat mengucapkan terima kasih. Ucapan yang tidak langsung itu tidak menyatakan pujian atau ejekan yang mengharuskan si pendengar mengolahnya sehingga makna yang sebenarnya dapat ditentukannya. Ini dapat diketahui dari kaidah perbincangan

DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, H. G. 1990. Pengajaran Paragmatik. Bandung: Angkasa

Saifudin Akhmad. 2019. Teori Tindak Tutur Dalam Studi Linguistik Pragmatik. LITE. Vol 15 (1)

Apriastuti Ni Nyoman.A.A. 2017. Bentuk Fungsi Dan Jenis Tindak Tutur Dalam Komunikasi Siswa Di Kelas IX Unggulan SMP PGRI 3 DENPASAR. JIPP, Vol 1 (1)

Purba Andiopenta. 2011. Tindak Tutur Dan Peristiwa Tutur. PENA. Vol 1 (1), 77-91

Saifudin, A. (2010). Analisis Pragmatik Variasi Kesantunan Tindak Tutur Terima Kasih Bahasa Jepang dalam Film Beautiful Life Karya Kitagawa Eriko. LITE. Vol 6 (2), 172--181

 Saifudin, A. (2018). Konteks Dalam Studi Linguistik Pragmatik. LITE, Vol 1 (1), 108--117

Saifudin, A., Aryanto, B., & Budi, I. S. (2008). Analisis Fungsi Pragmatik Tindak Tutur Pertanyaan dalam Percakapan Bahasa Jepang antara Wisatawan Jepang dan Pemandu Wisata Indonesia di Candi Borobudur. LITE. Vol 4 (1), 8--15

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun