Mohon tunggu...
Rahmah Fuadi
Rahmah Fuadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rahmah Fuadi Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Riau

Rahmah Fuadi Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Angkatan 2019 Universitas Riau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah yang Terlupakan: Sejarah PPRI dan BOK Markas Tentara Pusat Masa PRRI di Limau Kambiang Babukik

25 September 2021   09:16 Diperbarui: 29 September 2021   07:07 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu situs peninggalan sejarah PRRI adalah Bok yang terletak di Dusun Limau Kambiang, Jorong Babukik, Kamang Mudiak.

Bok adalah posko atau markas pertahanan militer tentara pusat dalam menghadapi gerakan yang menentang pemerintahan pusat yang berasal dari daerah-daerah di Bukitinggi dan sekitarnya.

Bok tersebut berbentuk bulat dengan bagian tengah lebih dalam dari sekelilingnya. Bagian sekelilingnya ditutup dengan tanah. Kira-kira bok tersebut memiliki luas 10x20 meter. Bok tersebut berdiri di tanah pribadi milik Datuak Ateh.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Adapun faktor dipilihnya Dusun Limau Kambiang menjadi tempat dibangun bok ialah  tempat pertama tentara pusat memasuki Jorong Babukik adalah dari Dusun Limau Kambiang,  tempat tersebut letaknya tinggi  dan tentara pusat dapat melihat daerah-daerah sekitarnya serta dapat memantau tentara PRRI yang turun dari bukit. Bila ada tentara PRRI yang turun akan ditembaki. Sebab ketika tentara pusat masuk ke Kamang Mudiak tentara PRRI melarikan diri ke bukit.

Tentara PRRI masa itu adalah

  • Malin tara yang berasal dari Aceh namun mempunyai istri orang Batu Mandi beserta pasukannya PDD (Pasukan Dalam Djambek).
  • Senebreh yang berasal dari Manado beserta pasukannya DBI (Depot Batalyon Istimewa) yang berkedudukan di Kaluang.
  • Datuak Majo Kayo yang berasal dari Tabik beserta pasukannya Demak Beracun.
  • Zakaria beserta pasukannya yang bernama Kumpi Ampek yang berkedudukan di Salo. 

Seperti yang terdapat pada sejarah PRRI bahwa tahun 1958 Ahmad Husein memimpin PRRI dan berperang menghadapi tentara pusat dari Jakarta.  Namun, pada saat itu tentara pusat belum memasuki jorong babukik. Menurut Rustam Datuak Bandaro yang ketika itu berusia 30 tahun "Tahun 1962 tentara pusat memasuki Jorong Babukik dan pada hari Senin, Februari 1962 tentara pusat mendirikan bok atau markas di Limau Kambiang Jorong Babukik."

"Di Bok tersebut terdapat Komandan yang diganti tiap satu kali sebulan. Komandan pertama ialah Letnan Adi (Wafat dengan keluarga ditabrak kereta Api), Setelah itu Sersan Abbas dari Batalyon B, sedangkan Komandan terakhir ialah Pak Ribu dari Batalyon A."Ujar Rustam

Dalam menjalankan misinya untuk mencari warga, pemberontak, dan tentara PRRI tentara pusat membentuk suatu badan sebagai tangan kanannyaa atau bawahannya yaitu WBN (Wajib Bela Negara) yang setelah 3 bulan berganti nama menjadi OPR (Organisasi Pembela Rakyat). OPR ini beranggotakan warga-warga daerah Kamang Mudiak termasuk warga Babukik. Jika OPR menemukan tentara PRRI yang bersembunyi dari tentara pusat, maka OPR akan membawanya ke Bok. Tapi tentara PRRI yang berasal dari Babukik tidak ditembaki atau dibunuh serta dikubur di Bok melainkan di daerah lain, seperti Sungai Bawak. Adapun orang-0rang yang ditembaki di sekitar bok dan dikubur pada  lubang-lubang yang sudah digali oleh warga yang bertugas melakukan ronda adalah orang-0rang atau tentara PRRI yang berasal dari daerah lain seperti Biaro.

Warga daerah babukik juga diberi tugas oleh tentara pusat beserta bawahannya WBN atau OPR. Bagi laki-laki melakukan ronda atau berjaga-jaga di daerah Babukik yang pemilihannya dipilih oleh wali jorong. Selain itu, mereka juga bertugas menggali lubang untuk orang-orang yang ditembaki oleh tentara pusat atau OPR. Tujuh orang pada malam hari dan dua orang siang hari. Sedangkan bagi perempuan diharuskan memasak, lalu nasi dan sambal yang telah dimasak akan dijemput oleh orang yang ronda ke rumah masing-masing lalu diantar ke bok untuk dimakan oleh tentara pusat beserta bawahannya.

Rustam juga mengatakan "Pada tahun 1963 keadaan daerah Bukittinggi termasuk Jorong Babukik sudah aman karena amonisi dari Jenderal A.H Nasution". Ketika keadaan sudah aman Pasukan Amai-amai yang terdiri dari ibu-ibu menjemput suami dan/atau anaknya yang menjadi tentara PRRI yang bersembunyi di atas bukit selama tentara pusat berada di bok dan mengabarkan kepada mereka bahwa keadaan sudah aman.

a124d6c1-cdda-4f48-b4d4-24d14208c1aa-6153ac2606310e245d6c18a4.jpg
a124d6c1-cdda-4f48-b4d4-24d14208c1aa-6153ac2606310e245d6c18a4.jpg
Rustam juga menambahkan"Pada saat ini, Bok tersebut sudah dialih fungsikan menjadi kebun atau ladang milik warga. Karena hal itulah warga terlebih para pemuda dan pemudi Desa Babukik khususnya tidak mengetahui mengenai sejarah PRRI dan Bok atau Markas Tentara Pusat di desa kita ini".

Rahmah Fuadi-Pend. Sejarah-UNRI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun