PENDAHULUAN
Disiplin merupakan hal yang harus diperhatikan terutama untuk diterapkan pada seorang siswa di sekolah, karena sangat penting untuk membekali siswa dengan kedisipilinan. Disiplin merupakan sarana bagi penanaman pendidikan karakter di sekolah. Disiplin yang perlu ditumbuhkan kepada peserta didik utamanya adalah disiplin diri, yang bertujuan untuk membantu siswa menemukan diri, mengatasi, dan mencegah timbulnya masalah terkait disiplin, berusaha menciptakan suasana aman, nyaman, dan menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran, dan mematuhi peraturan. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, kedisiplinan siswa harus ditingkatkan, namun pada kenyataannya banyak siswa saat ini yang kurang disiplin. Ini dapat dilihat dalam penelitian tahun 1998 oleh Pusbag Kurrandik (Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan) (Ulufannuri 2014), yang menyatakan bahwa: "....siswa sekolah menengah atas (SMA) di provinsi Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Barat, dan Jawa Timur, mendapatkan tingkat disiplin yang rendah diantaranya mengalami kesulitan dalam aktivitas belajar ini disebabkan oleh ketidakdisiplinan belajar contohnya siswa yang sulit untuk menaati aturan, bolos kelas maupun bolos sekolah. Tidak hanya banyak siswa yang tidak berdisiplin, tetapi juga banyak orang tua dan guru yang mengabaikan kedisiplinan siswa selama proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena tidak ada tindak lanjut dari guru terhadap perilaku siswa, tidak ada aturan tata tertib atau kedisiplinan di kelas selama pelajaran berlangsung, maka pentingnya guru untuk memodifikasi perilaku yang maladaptif menjadi perilaku adaptif.
Modifikasi perilaku merupakan upaya, proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar yang teruji secara sistematis untuk mengubah perilaku maladaptif menjadi perilaku adaptif. Menurut pandangan behavioristik, modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai penggunaan secara sistematik teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan frekuensi perilaku tertentu dengan mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Apabila teknik kondisioning dilakukan secara ketat dengan memfokuskan pada stimulus, respon, dan akibat konsekuensi diharapkan dapat membentuk perilaku baru yang diharapkan sesuai dengan tujuan. Modifikasi perilaku merupakan penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang maladaptif, kebiasaan-kebiasaan yang tidak adaptif dilemahkan dan dihilangkan, dan perilaku adaptif dimunculkan dan dikukuhkan Pendidik dapat menerapkan modifikasi perilaku untuk mengubah perilaku-perilaku siswa menjadi lebih baik dan agar dapat membentuk perilaku baru yang diharapkan.
PEMBAHASAN
Modifikasi perilaku yang dapat dilakukan oleh guru untuk membentuk perilaku baru yang diharapkan dapat menggunakan penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang maladaptif, kebiasaan-kebiasaan yang tidak adaptif dilemahkan dan dihilangkan, dan perilaku adaptif dimunculkan. Kedisiplinan siswa yang harus diperhatikan  di sekolah dan sering terjadi di lingkungan sekolah yaitu :
1) Siswa yang belum tertib dan masih melanggar aturan-aturan yang ditetapkan oleh sekolah memakai atribut sekolah tidak lengkap, datang terlambat, dan membolos kelas untuk bercengkrama dengan teman-temannya di kantin
2) Siswa yang mengabaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, prokrastinasi akademik, dan siswa mengerjakan tugas rumah di sekolah saat sebelum dimulai mata pelajaran
3) Siswa mengobrol dengan teman di kelas, tidak memperhatikan guru saat guru menjelaskan dan bermain Handphone saat proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan permasalahan kedisiplinan siswa diatas harus lebih memperhatikan peserta didik untuk meningkatkan kedisiplinan siswa agar proses pembelajaran di sekolah dapat optimal dan dapat meningkatkan hasil belajar. Peraturan ada dalam proses pembelajaran untuk membuat siswa lebih disiplin dalam mengikuti proses belajar dan pembelajaran. Pembiasaan dan penguatan target perilaku harus digunakan untuk mendisiplinkan siswa yang akan diubah menjadi lebih baik, salah satu yang dapat diterapkan guru untuk mengubah perilaku siswa dengan menerapkan pendekatan behavioristik. Dalam modifikasi perilaku berarti meningkatkan perilaku untuk menciptakan perilaku baru atau meningkatkan perilaku yang sudah ada. Sebaliknya, pemeliharaan perilaku berarti menjaga agar perilaku yang sudah ada tidak hilang atau berkurang dari segi frekuensi, intensitas, dan durasi. Hukuman dan prosedur penghapusan dapat digunakan untuk menghukum perilaku yang tidak diinginkan atau defisit. Sasaran pembentukan perilaku adalah tujuan dari perkembangan perilaku, perluasan perilaku bertujuan untuk meningkatkan variasi perilaku yang berhasil.
A. Pelaksanaan penerapan teknik modifikasi behavioristikÂ
Langkah awal yang dapat dilakukan guru dalam memodifikasi perilaku adalah melakukan asesmen perilaku bermasalah kepada peserta didik dengan mengumpulkan data atau informasi yang relevan dengan perilaku bermasalah. Asesmen perilaku melibatkan pengumpulan dan penganalisisan informasi dan data dalam rangka: (a) mengidentifikasi dan mendeskripsikan perilaku ; (b) mengidentifikasi penyebab perilaku yang ada sekarang; (c) membantu dalam memilih penanganan perilaku yang tepat, dan (d) mengevaluasi hasil pelaksanaan modifikasi perilaku. Salah satu jenis asesmen perilaku yang sangat penting dalam modifikasi perilaku adalah analisis fungsi, sebagai berikut:Â
1. (Antecedens), merupakan faktor-faktor yang menjadi penyumbang terjadinya tingkah laku.
2. (Behavior), merupakan segala hal yang "memelihara" tingkah laku, terkait dengan frekuensi munculnya perilaku, dan lama munculnya perilaku tersebut.
3. (Consequence), merupakan kejadian-kejadian yang menyertai tingkah laku. Kejadian-kejadian ini berfungsi untuk meningkatkan, memperkuat atau mengurangi tingkah laku, contohnya memberikan pujian dan perhatian
Perkembangan pelaksanaan kedisiplinan dengan menerapkan teknik modifikasi perilaku dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 1. Pelaksanaan kedisiplinan dengan menerapkan teknik modifikasi perilaku
Anteseden
Tingkah Laku
Consequence
Bel berbunyi namun siswa masih bermain di halaman.
Siswa terlambat masuk kelas
Guru memberikan punishment kepada siswa dengan tidak mengikuti kelas karena terlambat, ketika diberi punishment siswa enggan terlambat masuk kelas
Peraturan untuk memakai atribut lengkap saat upacara berlangsung (dasi, sabuk, topi).
Siswa memakai atribut sekolah tidak lengkap
Siswa yang tidak memakai atribut lengkap dipindahkan di barisan paling belakang, ketika dipindahkan di belakang siswa malu dan tidak mengulanginya
Siswa harus mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru.
Siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru
Siswa yang tidak mengerjakan tugas tidak boleh mengikuti pelajaran di kelas, guru memberikan punishment sehingga siswa diharapkan tidak mengulanginya
Siswa dikelas memperhatikan guru saat sedang menjelaskan.
Siswa mengobrol dengan teman di kelas, tidak memperhatikan guru saat guru menjelaskan dan bermain Handphone saat proses pembelajaran berlangsung.
Siswa yang tidak memperhatikan dipanggil oleh guru dengan lntang, ketika dipanggil siswa memperhatikan atau bermain Handhphonenya berkurang/menghilang.
Â
Setiap tingkah laku yang muncul terjadi karena adanya isyarat, kemudian diikuti ganjaran (konsekuensi yang menyertai) yang muncul beberapa kali dengan berbagai bentuk yang memungkinkan tingkah laku tersebut muncul kembali sehingga diharapkan penggunaan strategi dalam pengubahan tingkah laku di sekolah dapat diterapkan dan menumbuhkan kedisiplinan sesuai dengan harapan serta tujuan.
PENUTUPÂ
Kedisiplinan siswa harus lebih diperhatikan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa agar proses pembelajaran di sekolah dapat optimal dan dapat meningkatkan hasil belajar. Pentingnya guru untuk memodifikasi perilaku yang maladaptif menjadi perilaku adaptif. Modifikasi perilaku dengan penerapan prinsip-prinsip belajar yang telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yang maladaptif, kebiasaan-kebiasaan yang tidak adaptif dilemahkan dan dihilangkan, dan perilaku adaptif dimunculkan dan dikukuhkan. Modifikasi perilaku meningkatkan perilaku untuk menciptakan perilaku baru atau meningkatkan perilaku yang sudah ada. Sebaliknya, pemeliharaan perilaku berarti menjaga agar perilaku yang sudah ada tidak hilang atau berkurang dalam frekuensi, intensitas, atau durasi. Menghukum perilaku yang tidak diinginkan. Pendidik dapat menerapkan modifikasi perilaku untuk mengubah perilaku-perilaku siswa menjadi lebih baik dan agar dapat membentuk perilaku baru yang diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H