Mohon tunggu...
Rahma Ayuningtyas Fachrunisa
Rahma Ayuningtyas Fachrunisa Mohon Tunggu... Freelancer - Writer, Psychologist

Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta dan psikolog pendidikan lulusan Universitas Gadjah Mada. Menulis tentang psikologi, tumbuh kembang, keluarga, perkembangan moral, pendidikan, sosial, dan refleksi kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Ada Tempat Aman Bagiku Bercerita, Harus Bagaimana?

14 April 2022   21:38 Diperbarui: 14 April 2022   21:45 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak apa-apa.

Barangkali kamu memiliki latar belakang pengalaman tidak menyenangkan tertentu yang membuatmu berpikir demikian.

Mari kita terima pengalaman itu dulu.

Dan perlahan kita coba yakini bahwa apa yang ada di masa depan tidak selalu sama dengan di masa lalu.

Selalu ada kemungkinan bahwa orang-orang di sekitarmu nantinya akan merindukan ceritamu, ingin mengetahui kondisimu, dan bertekad membantumu.

Dan kemungkinan itu hanya akan datang ketika kita berkemauan untuk percaya dan berusaha lebih terbuka pada diri sendiri, pun orang lain.

"Tapi, Kak, memangnya aku bisa cerita ke siapa?"

Selalu ada pilihan tempat berbagi cerita. Tidak perlu memaksakan pilihan tertentu. Mungkin saja saat ini kamu 'belum' bisa bercerita ke orang tertentu, namun kamu masih bisa mengambil pilihan tempat bercerita yang lain, kok! Coba, deh, cek beberapa opsi ini dulu!

1. Orang tua

Secara naluriah, orang tua selalu ingin menjadi tempat bercerita pertama dari anak, lho! Meskipun demikian, orang tua tentu juga memiliki keterbatasan dan kekurangan, sehingga respon orang tua terhadap cerita anak mungkin tidak selalu sesuai dengan keinginan anak. 

Tidak apa-apa, baik orang tua maupun anak sedang berproses dengan keadaan masing-masing. Yang terpenting adalah mau membangun kesediaan untuk saling terbuka satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun