Purwakarta. Apa yang terlintas dalam benak kalian ketika mendengar nama kota itu? Keindahannya? Keunikannya? Destinasi wisatanya? Atau bahkan ada yang tidak tahu Purwakarta, ya? Hehe.Â
Kerap kali masyarakat tertukar antara Purwakarta dan Purwekerto. Kadang saya sendiri suka ketawa ketika ada yang bertanya, "Teh, asli mana?" dan ketika saya jawab asli Purwakarta, si penanya malah terheran-heran dan menampilkan wajah yang tidak percaya, "Wah, Purwekerto Jawa Tengah, mbak? Jauh banget!". Lah? Rasanya pengen banget nyanyi lagu Ariel-Noah yang judulnya separuh aku, Â 'Dan terjadi lagi~'
 Nih ya gaes, Purwakarta itu merupakan sebuah kota kecil yang terletak di Jawa Barat. Kota yang memiliki sejuta keistimewaan yang terkandung di dalamnya. Kota yang tertata rapi membuat siapa saja merasa betah dan ingin menetap didalamnya. Ya, itulah Purwakarta. Nama yang unik untuk kota yang sangat indah.
Menurut saya pribadi, Purwakarta itu paket lengkap. Walau tidak seluas kota Bandung dan Karawang, di Purwakarta ada perpustakaan digital pertama di Jawa Barat, mall, bioskop,curug, gunung dan museum.Â
Selain memiliki destinasi yang menarik, Purwakarta juga memiliki tempat keren yang pastinya sangat mengedukasi, yaitu museum. Kota ini memiliki beberapa museum, salah satunya Museun Diorama yang terletak di jantung kota, disebelah stasiun. Letaknya yang strategis dan tidak dipungut biaya alias free HTM Â ketika berkunjung membuat masyarakat Purwakarta dapat menimba ilmu secara gratis.
Kebetulan, saya sendiri merupakan pribadi yang lebih menyukai museum dari pada mall, kenapa? Karena menurut saya, melihat peta-peta peradaban di masa lalu dan menyelaminya membuat rasa bahagia tersendiri. Kita menjadi tahu bagaimana alur kehidupan kota Purwakarta pada masa lalu, bahkan seolah-olah kita merasa ikut hidup pada zaman dulu.
Museum Diorama sangat cocok dikunjungi oleh berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga kakek nenek. Saat saya masih semester dua sekitar dua tahun yang lalu, saya dan teman satu team pernah memboyong anak-anak didik saya mengunjungi museum ini, dan terbukti mereka sangat antusias dan tak berhenti bertanya mengapa peristiwa ini terjadi.
Sayang sekali saya tidak memotret keseruan saat di lokasi, saya hanya mengabadikan momen saat sudah sampai kembali di sekolah. Terlihat sekali ekspresi ceria yang bercampur dengan rasa kelelahan karena berjalan kaki dari SDN 1 Cipaisan sampai museum.
Selain bisa menjadi tempat menimba ilmu, museum ini juga sangat instagram-able lho, apalagi saat memasuki wilayah wayang-wayang. Menurut saya, sudut ruangan inilah yang menjadi titik paling menarik dari museum diorama ini.
Sudut ini juga merupakan sudut paling favorit untuk dijadikan latar belakang foto para pengunjung, khususnya saya sendiri hehehe. Sejak pertama kali saya mengunjungi museum diorama ini, sudut inilah yang menjadi incaran saya karena tempatnya yang terang terpapar sinar matahari membuat hasil foto pun menjadi cerah dan bagus.Â
Foto itu diambil saat saya masih duduk di semester dua sekitar dua tahun yang lalu, bahkan sampai saat ini sudut itu masih menjadi tempat kesukaan saya untuk membidik kamera.
 Foto ini diambil pada saat pemateri workshop (Bang Aswi) memberi kesempatan pada audiens untuk berkeliling museum yang nantinya akan dijadikan artikel yang lagi kamu baca sekarang xixixi.Over all, bagi kamu para millenials yang mau tetep hits dan eksis tanpa mengurangi unsur edukasi, museum diorama ini tempat yang paling recomended untuk kamu kunjungi.Â
Sudah gratis, nyaman, bersih dan banyak ilmunya tanpa ketinggalan juga tempatnya sangat instagram-able pula. Masih mikir mau datang kesini? Ah, kelamaan! Hehehe. Kuy maen ke museum!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H