Mohon tunggu...
Rahma Dwi Kartika_241010503889
Rahma Dwi Kartika_241010503889 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Rahma Dwi Kartika_241010503889_MANAJEMEN_EKONOMI&BISNIS_2024

Selanjutnya

Tutup

Money

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bank dalam Menyetujuinya Kredit: Dari Rekam Jejak hingga Perlindungan Asuransi

25 November 2024   20:30 Diperbarui: 25 November 2024   21:04 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia perbankan dan lembaga keuangan, memberikan pinjaman kepada debitur bukanlah keputusan yang diambil sembarangan. Berbagai faktor penting menjadi pertimbangan utama sebelum pinjaman disetujui. Berikut ini adalah beberapa faktor yang biasa dievaluasi oleh bank atau lembaga keuangan dalam menilai kelayakan kredit, mulai dari rekam jejak kredit debitur hingga perlindungan asuransi.

1Rekam Jejak hingga Perlindungan Asuransi

2. Pendapatan Debitur dan Kemampuan Membayar Cicilan

Penting bagi bank untuk memastikan bahwa pendapatan debitur cukup untuk memenuhi kewajiban pembayaran cicilan. Salah satu cara untuk mengukur ini adalah dengan menggunakan rasio Debt to Income (DTI), yaitu perbandingan antara cicilan bulanan dan pendapatan debitur. Bank umumnya mengizinkan DTI maksimal sekitar 30%-40%.

Sebagai contoh, jika seseorang memiliki pendapatan Rp10 juta per bulan dan cicilan yang diajukan adalah Rp3 juta per bulan, maka rasio DTI-nya adalah 30%, yang masuk dalam kategori aman. Sebaliknya, jika cicilan yang diambil terlalu tinggi, bank mungkin akan menolak pengajuan kredit karena khawatir debitur kesulitan membayar cicilan.

3. Sumber Pendapatan Tetap atau Usaha yang Stabil

Selain melihat seberapa besar pendapatan debitur, bank juga memeriksa apakah sumber pendapatan tersebut stabil. Pendapatan tetap seperti gaji karyawan tetap atau pendapatan dari usaha yang stabil memberikan jaminan bahwa debitur akan dapat membayar cicilan secara rutin. Sebaliknya, pendapatan yang tidak stabil atau penghasilan yang tidak terjamin, seperti pekerjaan freelance, bisa dianggap berisiko tinggi bagi bank.

4. Penggunaan Kredit untuk Aktivitas Produktif

Bank lebih cenderung memberikan pinjaman kepada debitur yang menggunakan kredit untuk tujuan produktif. Kredit produktif adalah pinjaman yang digunakan untuk kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan, seperti pengembangan usaha, pembelian mesin produksi, atau investasi lainnya. Kredit yang digunakan untuk konsumsi, seperti membeli barang mewah atau liburan, dianggap berisiko lebih tinggi karena tidak memberikan dampak ekonomi langsung yang meningkatkan pendapatan debitur.

5. Perlindungan Asuransi Kredit

Sebagian besar pinjaman besar, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR), mengharuskan debitur untuk mengambil asuransi kredit. Asuransi ini melindungi bank dari risiko gagal bayar jika debitur meninggal dunia atau mengalami kecelakaan yang membuatnya tidak bisa bekerja. Selain itu, asuransi ini juga memberikan perlindungan kepada debitur agar keluarganya tidak terbebani dengan sisa pinjaman jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun