Mohon tunggu...
Rahmad Sholehuddin
Rahmad Sholehuddin Mohon Tunggu... Bankir - Pecinta Kopi

Semuanya pasti pergi, dan hanya satu yang tersisa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Tugas Mulia dari Tuhan

14 April 2020   17:59 Diperbarui: 14 April 2020   18:07 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"saat orang-orang saling menjaga jarak untuk menumpas penyebaran COVID 19, mengapa kita harus membiarkan orang-orang berdempetan atau bahkan berdesak-desakan ndra?" tanya Ryan.

"jika mekanisme penyaluran kali ini masih tetap dengan cara lama maaf, aku mundur ndra. Bukan aku egois atau PD bahwa aku bersih dari virus ini. TIDAK, justru aku khawatir penyebaran virus ini semakin menjadi-jadi karna keramaian saat proses penyaluran. Bisa saja aku telah  terinveksi dan menularkan pada orang banyak" tutur Ryan pada Andra.

"semua sudah dikoordinasikan oleh tim mas Ryan, kita juga sudah meminta bantuan dari BABINSA agar mengakomodir masyarakat supaya tetap tenang dan jaga jarak" jawab Andra

Ryan dengan segudang pengalamannya itu hanya terdiam mendengar penjelasan teoritik dari Andra tadi. Sejak 2017 Ryan tengah bergabung dan bergumul dengan program ini, sehingga dia paham betul kondisi pada saat dilapangan. Betapa susahnya mengakomodir masyarakat desa terutama emak-emak yang hanya tau satu hal, yakni mendapatkan jatah bantuan secepat mungkin. 

Ahirnya percakapan kedua perjaka tadi putus karna Adzan magrib berkumandang. Sepanjang perjalanan menuju rumah Ryan bimbang, akal dan nuraninya berbenturan bingung antara menerima atau menolak ajakan dari Andra tadi sore.

***

Adzan Isya' bersahut-sahutan antara langit dan bumi. Ryan memutuskan shalat berjamaah di masjid dekat rumahnya. Selesai shalat Ryan termenung, pandangannya jauh melangkah menyusuri ruang dan waktu tak bertepi, akal dan nuraninya perlahan berdamai. suara kecil berbisik "pasrahkan semuanya pada Tuhan semesta alam, dia tau yang terbaik" seketika Ryan sadar dan tersenyum riang. Bapak-bapak seusia 50-an menegurnya "Hei anak muda, kenapa tiba-tiba senyum tidak jelas begitu" Ryan menjawabnya "aku dapat tugas mulia dari Tuhan." 

Besok Ryan hanya menunggu surat perintah dari manajeman, jika namanya tercantum dia akan mengemban tanggung jawab itu dengan senang dan riang. Tapi jika namanya tidak masuk dalam list peserta Ryanpun akan senang dan riang karna turut andil mematuhi himbauan pemerintah terkait social distancing.

Kita tunggu, adakah nama Ryan dalam list peserta??

Rahmad Aminuddien

14.04.2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun