Namun, perjalanan itu tidak mudah. Mariyani harus belajar banyak hal. Ia mengikuti berbagai pelatihan bisnis, menghadiri seminar-seminar, dan mempelajari dunia digital. Setiap hari, ia mengasah keterampilan baru, menambah wawasan, dan merancang sebuah rencana yang lebih besar. Ada banyak rintangan yang harus ia hadapi---saat-saat ketika rasa lelah datang, atau ketika ia meragukan kemampuannya. Tapi sahabat-sahabatnya di panti asuhan selalu ada untuk mendukung.
Fitri, sahabat karibnya yang selalu ceria, sering mengingatkan Mariyani untuk tidak pernah menyerah. "Kamu lebih kuat dari yang kamu kira, Mariyani. Kita semua percaya padamu," katanya dengan penuh keyakinan.
Nabila, yang selalu punya ide cemerlang, memberikan dukungan praktis. "Aku tahu kamu bisa membuatnya berhasil. Aku akan selalu ada untuk membantu," ujar Nabila, selalu memberi semangat.
Sahabat-sahabat inilah yang menjadi cahaya dalam hidup Mariyani. Mereka tak hanya memberikan dukungan emosional, tetapi juga membantunya merancang langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuannya. Mariyani merasa beruntung memiliki mereka, karena mereka lebih dari sekadar teman. Mereka adalah keluarga yang tak pernah menghakimi, yang selalu percaya bahwa ia bisa bangkit dan mengejar impian-impian besarnya.
Setelah berbulan-bulan bekerja keras, Mariyani akhirnya berhasil membuka sebuah pusat pelatihan keterampilan bagi perempuan di sekitar panti asuhan. Di sana, ia mengajarkan keterampilan bisnis, menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk membantu perempuan-perempuan tersebut memulai usaha mereka sendiri. Seiring waktu, usaha yang ia rintis mulai berkembang, dan Mariyani merasa kebahagiaan yang sejati---bukan karena pengakuan dari orang lain, tetapi karena ia telah menemukan tujuan hidup yang lebih besar.
Suatu malam, setelah acara pelatihan pertama yang sukses, Mariyani duduk bersama sahabat-sahabatnya, menikmati secangkir teh hangat. Ia memandang mereka satu per satu dan merasakan rasa syukur yang mendalam. "Terima kasih sudah selalu ada untukku. Tanpa kalian, aku tidak akan bisa sampai di sini," ucapnya dengan penuh haru.
Fitri tersenyum, "Kami selalu percaya padamu, Mariyani. Kamu tidak pernah sendiri. Kami ada di sini, selalu."
Malam itu, Mariyani menyadari sesuatu yang sangat penting: Cinta sejati bukan hanya tentang menerima, tetapi juga memberi. Ia tidak lagi mengandalkan cinta dari orang lain untuk merasa lengkap. Ia telah belajar untuk mencintai dirinya sendiri, untuk memberi kebahagiaan kepada orang lain, dan untuk berani bermimpi besar.
Mariyani kini tahu bahwa hidup ini tidak hanya tentang bagaimana kita mencintai dan dihargai oleh orang lain, tetapi tentang bagaimana kita bisa menemukan kekuatan dalam diri kita untuk terus maju, meskipun dunia seringkali tidak adil. Dengan sahabat-sahabat setia di sisinya, ia siap melangkah lebih jauh menuju masa depan yang lebih cerah, penuh dengan harapan dan kemungkinan tak terbatas.
Meskipun Ardi telah pergi, Mariyani tahu bahwa dia tidak pernah kehilangan dirinya sendiri. Dan itulah cinta yang paling sejati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI