Mohon tunggu...
Rahmad Romadlon
Rahmad Romadlon Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Menulis Puisi, Artikel, Kata-kata Bijak, dan Motivasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lika-Liku Perjalanan Lima Sahabat Menuju Sukses

19 Januari 2025   09:45 Diperbarui: 19 Januari 2025   09:45 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Di sebuah kota kecil bernama Bintang, lima sahabat---Asih, Novi, Marni, Anton, dan Hasan---bertemu pertama kali saat mereka menjadi mahasiswa baru di Universitas Bintang. Mereka berasal dari desa yang berbeda-beda, namun takdir mempertemukan mereka dalam satu kelompok orientasi. Sejak saat itu, persahabatan mereka tumbuh erat, meskipun setiap dari mereka memiliki sifat dan latar belakang yang sangat berbeda.

Asih adalah gadis ceria yang selalu menjadi pusat perhatian. Energi positifnya bisa menular ke siapa saja, dan ia selalu bisa membuat orang lain merasa nyaman. Novi, di sisi lain, adalah gadis cerdas yang lebih suka duduk diam dengan buku atau laptopnya. Ia senang menulis dan menganalisis hal-hal dengan cara yang lebih mendalam. Marni adalah sosok yang pendiam namun penuh ide brilian. Ia tidak banyak berbicara, tetapi setiap kali membuka mulut, kata-katanya sangat bernilai. Anton, si humoris, selalu bisa membuat tawa pecah di tengah kesulitan. Dan terakhir, ada Hasan, si tegas dan bijaksana, yang selalu bisa melihat gambaran besar dan memimpin teman-temannya menuju tujuan mereka.

Awalnya, kehidupan kampus mereka dipenuhi dengan perjuangan. Biaya kuliah yang mahal, tuntutan tugas yang menumpuk, dan berbagai ujian hidup membuat mereka sering merasa tertekan. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama, berbagi cerita dan merencanakan masa depan. Kadang, di tengah kepenatan, mereka bertemu di warung kopi kecil di dekat kampus, tempat yang menjadi saksi bisu kebersamaan mereka.

Pada suatu malam yang hujan deras, mereka berkumpul di warung kopi setelah ujian besar. Asih terlihat gelisah, "Teman-teman, kita sudah berjuang keras untuk lulus, tapi apa setelah ini? Pekerjaan belum tentu mudah didapatkan, apalagi dengan keadaan ekonomi yang sulit."

"Betul, Asih," jawab Hasan dengan tenang. "Tapi kita juga sudah punya kemampuan. Mungkin ini saatnya kita coba untuk menciptakan sesuatu sendiri."

Mendengar itu, Novi bertanya penasaran, "Kamu maksudnya apa, Hasan? Kalau hanya ide biasa, kita sudah banyak mikir sebelumnya."

Hasan tersenyum dan menjelaskan, "Bagaimana kalau kita coba bisnis kuliner? Kita kan sering makan bareng, tahu selera satu sama lain. Kenapa nggak mulai dari situ?"

Mereka semua terdiam sejenak, berpikir. Marni, yang biasanya pendiam, mengangguk pelan, "Bisnis kuliner... itu bisa jadi peluang besar, apalagi di kota seperti ini. Tapi kita harus benar-benar siap, jangan asal-asalan."

"Setuju," kata Anton dengan semangat. "Dan kita bisa pakai cara kreatif, misalnya dengan menu yang nggak biasa, supaya beda dari yang lain."

Akhirnya, mereka pun sepakat untuk mencoba bisnis kuliner kecil-kecilan. Mereka mulai dengan menjual camilan ringan di acara kampus, mengandalkan resep yang sudah mereka coba dan nikmati bersama. Novi membuat strategi pemasaran kreatif melalui media sosial, sementara Anton selalu menghibur pelanggan dengan canda tawa yang membuat mereka betah berlama-lama. Marni bertugas untuk menjaga keuangan dan mencatat setiap pengeluaran dan pemasukan, sedangkan Hasan memimpin dan memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai rencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun