Skincare untuk laki-laki (MSGlow For Men)
Iklan Skincare yang berjudul MSGLow Marshel Widianto X Babe Cabita menceritakan seorang laki-laki yang memakai pakaian peri dan seseorang yang awalnya kusam, dekil, bahkan jelek, setelah disihir oleh peri penampilannya menjadi tampan dan memukau, disamping itu juga ada seseorang minta untuk dirubah penampilanya namun tidak bisa disihir, kemudian sang peri menemui seorang raja untuk menanyakan ramuan, dan pada akhirnya sang peri diberikan resep produk MSGlow untuk merubah penampilan orang tersebut.
Teknologi informasi semakin maju dan periklanan produk kecantikan sangat mudah didapat dan dilihat langsung oleh masyrakat luas secara instan dan mudah (Bungin, 2011). Media berperan penting dalam membentuk persepsi dan kepercayaan diri individu dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh patriarki (Sitompul, 2021).Â
Salah satu cara utamanya adalah dengan menciptakan citra ideal tentang laki-laki. Representasi yang dibangun oleh media tidak hanya memengaruhi pandangan masyarakat terhadap laki-laki, tetapi juga membentuk hegemoni terhadap konsep maskulinitas (Rizkia & Maria, 2024). Namun, realitas sering kali tidak sesuai dengan citra yang dipresentasikan oleh media.Â
Dalam konteks ini, munculnya iklan seperti MSGlow For Men menarik perhatian karena pendekatannya yang berbeda. Iklan-iklan sebelumnya sering kali menampilkan gambaran tradisional tentang maskulinitas, dengan menekankan pada kejantanan dan ketampanan, sambil memperkenalkan produk perawatan wajah bagi pria.Â
Namun, iklan MSGlow For Men menghadirkan sudut pandang yang berbeda dengan menampilkan laki-laki dari lapisan masyarakat yang berbeda dan menggunakan model yang tidak sesuai dengan standar kecantikan yang umumnya diterima (Butler, 1990).
Iklan ini mencoba untuk mengeksplorasi variasi dalam konsep maskulinitas dengan lebih menekankan pada pekerjaan-pekerjaan yang umumnya dilakukan oleh laki-laki dari lapisan bawah masyarakat. Meskipun demikian, iklan ini masih berusaha mempertahankan aspek kejantanan dengan menghindari citra yang terlalu feminim.Â
Pilihan model yang tidak sesuai dengan standar kecantikan tradisional dan penggunaan genre komedi dalam iklan ini bertujuan untuk memperlihatkan keberagaman dalam konsep maskulinitas. Namun, hal ini juga membawa pertanyaan apakah laki-laki yang tidak memenuhi standar kecantikan harus dijadikan bahan tertawaan.Â
Selain itu, penggunaan kostum-kostum parodi dalam iklan ini juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana representasi maskulinitas non-dominan ditampilkan dalam konteks komedi. Iklan ini juga berusaha untuk merombak stereotip tentang produk perawatan wajah untuk laki-laki dengan menghubungkannya dengan femininitas.Â
Warna-warna yang digunakan dalam iklan ini, termasuk warna merah muda, secara simbolis mengaburkan garis-garis tradisional antara maskulinitas dan femininitas (Fajri & Hapsary, 2020). Namun, tetap ada upaya untuk mempertahankan elemen-elemen kejantanan dalam iklan ini. Dengan menggunakan model maskulinitas non-dominan, iklan ini berusaha untuk merangkul variasi dalam konsep maskulinitas.Â