TANTANGAN DAN PELUANG INDONESIA DI LAUT CHINA SELATAN
Rahmad Romadlon
Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu BudayaÂ
Universitas Trunojoyo Madura
Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak lupa akan sejarahnya. Dengan mempelajari sejarah, kita dapat menggali pengalaman-pengalaman masa lampau, untuk masa kini, dan masa depan. Kesinambungan belajar dari pengalaman inilah yang dapat menciptakan kemajuan bagi suatu bangsa. Kebesaran sejarah masa lalu akan membangkitkan kebanggaan dan rasa kecintaan yang besar terhadap bangsanya, sekaligus memotivasi untuk meraih kejayaan masa kini. Lagu "Nenek Moyangku Orang Pelaut", menggelitik perasaan kita bersama dengan pertanyaan di hati, kita para "cucu- cucu" pewaris wilayah Nusantara ini, jugakah pewaris semangat dan jiwa bahari para leluhur kita?
Laut China Selatan, dengan kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah dan jalur perdagangan strategis yang melintasi wilayah tersebut, telah menjadi pusat perhatian global dalam beberapa dekade terakhir (Roza, Nainggolan, & Muhamad, 2013). Namun, di balik potensi ekonomi dan keamanan yang dimilikinya, kawasan ini juga menyimpan kompleksitas geopolitik yang tak terelakkan (Sarjito & Duarte, 2023). Salah satu aspek yang paling mencolok adalah ketegangan yang terus meningkat antara negara-negara yang mengklaim wilayah di Laut China Selatan.
Gambar 1.1 Geopolitik Laut China Selatan (sumber maritimnews.com)
Bagi Indonesia, negara dengan perairan maritim yang luas dan penting, eskalasi ketegangan di Laut China Selatan menimbulkan ancaman yang nyata terhadap kedaulatan maritimnya (Sarjito & Duarte, 2023). Pulau-pulau kecil, karang, dan formasi geografis lainnya yang tersebar di sepanjang perairan tersebut menjadi subjek klaim dan perselisihan yang sering kali memunculkan ketidakpastian dan konfrontasi (Cahyati, 2014).
Pemerintah Indonesia, dengan kesadaran akan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan maritimnya, dihadapkan pada tugas yang berat. Respon yang tepat, cermat, dan strategis menjadi kunci dalam mengelola dinamika yang kompleks ini (Sarjito & Duarte, 2023). Sementara itu, kebijakan yang diambil tidak hanya harus mampu melindungi kedaulatan nasional, tetapi juga mempromosikan perdamaian, kerjasama, dan keselarasan di antara negara-negara tetangga (Cahyati, 2014).
Dalam hal ini, peran Indonesia tidak hanya sebagai pemain regional, tetapi juga sebagai mediator potensial dalam upaya meredakan ketegangan dan membangun kerja sama multilateral yang berkelanjutan (Sarjito & Duarte, 2023). Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia bukanlah semata-mata masalah keamanan fisik di perairan, tetapi juga mencakup diplomasi, kebijakan luar negeri, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan (Roza, Nainggolan, & Muhamad, 2013).