Begitu pula dengan ayat-ayat yang berbicara tentang jihad atau perang, asbabun nuzul membantu kita memahami bahwa banyak dari ayat-ayat ini turun sebagai tanggapan atas agresi atau ancaman terhadap umat Islam pada masa itu. Oleh karena itu, hukum-hukum yang berkaitan dengan perang dan perdamaian tidak bisa diaplikasikan secara sembarangan tanpa mempertimbangkan konteks asbabun nuzul.
3. Nasikh Mansukh
Nasikh mansukh adalah ilmu yang mempelajari ayat-ayat yang menggantikan (nasikh) dan yang digantikan (mansukh). Dalam beberapa kasus, hukum dalam Al-Qur'an mengalami perubahan atau penyesuaian seiring berjalannya waktu, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat. Oleh karena itu, memahami nasikh mansukh sangat penting untuk menghindari penerapan hukum yang tidak relevan.
Sebagai contoh, ayat yang berbicara tentang alkohol awalnya hanya meminta umat Islam untuk menghindari shalat dalam keadaan mabuk (surah An-Nisa: 43). Namun, kemudian ayat yang lebih tegas turun, melarang konsumsi alkohol sepenuhnya (surah Al-Ma'idah: 90). Ilmu nasikh mansukh membantu ulama memahami mana hukum yang berlaku dan mana yang sudah digantikan, sehingga hukum Islam dapat diterapkan dengan tepat sesuai dengan kondisi yang ada.
Ilmu ini juga membantu dalam memahami perubahan aturan yang terkait dengan masalah sosial lainnya, seperti hukum warisan, puasa, dan hubungan antar manusia. Dengan nasikh mansukh, para ahli hukum Islam dapat memastikan bahwa mereka menerapkan hukum yang sesuai dengan ajaran Al-Qur'an yang terbaru dan relevan.
 4. Ilmu Balaghah dan I'jazul Qur'an
Balaghah adalah ilmu yang mempelajari keindahan bahasa Al-Qur'an, sedangkan **i'jazul Qur'an** merujuk pada mukjizat keindahan dan kekuatan Al-Qur'an, baik dari segi bahasa maupun isinya. Keduanya berperan dalam memahami keunikan teks Al-Qur'an, terutama ketika berbicara tentang hukum. Beberapa ayat yang mengandung hukum Islam disampaikan dengan gaya bahasa yang sangat indah dan padat makna, sehingga memerlukan analisis balaghah untuk memahami esensi hukumnya.
Misalnya, dalam surah An-Nisa: 29 yang berbicara tentang larangan memakan harta orang lain dengan cara batil, penggunaan kata-kata dalam ayat ini mengandung makna etika bisnis yang lebih dalam. Melalui analisis balaghah, para ulama dapat menafsirkan nilai-nilai keadilan, transparansi, dan kejujuran yang terkandung dalam ayat tersebut.
Kesimpulan
Peran ulumul Qur'an dalam memahami hukum Islam sangatlah besar. Ilmu-ilmu seperti tafsir, asbabun nuzul, nasikh mansukh, dan balaghah tidak hanya membantu dalam memahami teks Al-Qur'an secara linguistik, tetapi juga dalam memahami konteks sosial dan historis yang melatarbelakangi hukum-hukum tersebut. Melalui pendekatan yang komprehensif, ulumul Qur'an memastikan bahwa hukum Islam yang diterapkan di berbagai aspek kehidupan adalah sesuai dengan makna dan tujuan yang terkandung dalam wahyu Allah. Dengan demikian, ulumul Qur'an bukan hanya alat untuk memahami teks, tetapi juga untuk mengimplementasikan ajaran Al-Qur'an secara benar dan bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H