Ternyata beberapa hari kemudian ada berita lanjutan berupa klarifikasi dari berita sebelumnya dan harga sahamnya malah menjadi naik, tetapi kita sudah terlanjur menjualnya di harga murah.
Sebaliknya saat kita melihat berita bagus suatu perusahaan yang tersebar di media massa, tanpa pertimbangan lainnya kita langsung reaktif untuk membeli sahamnya.Â
Ternyata harga saham yang kita beli itu sudah terlalu mahal dan semakin hari semakin turun setelah kita beli sahamnya. Ini pun merupakan salah satu kesalahan umum yang sering terjadi pada investor pemula.Â
Sebaiknya kita tak perlu terlalu reaktif dalam mengambil keputusan membeli atau menjual saham dengan hanya berdasarkan berita yang beredar.
Karena berita adalah lagging Incdicator yang muncul terlambat setelah harga sahamnya sudah bergerak naik atau turun drastis. Jadi tidak ada gunanya kita bereaksi setelah melihat berita, karena harganya sudah bergerak terlebih dahulu sebelum berita itu keluar.
3. Menilai Perusahaan Menggunakan Perasaan
Banyak dari pemula yang menilai suatu perusahaan hanya dari yang terlihat di permukaan saja. " Wah ini perusahaan sudah ada sejak zaman presiden kedua, bisnisnya menjamur di berbagai tempat, pasti fundamentalnya bagus nih". Padahal jika ingin menilai sebuah perusahaan, caranya dengan membaca laporan keuangannya bukan dengan perasaan atau perkiraan saja.Â
Kalau kamu sudah mencoba untuk membaca laporan keuangan mungkin kamu akan merasa heran banyak perusahaan terkenal yang terlihat kokoh , tetapi kondisi keuangannya mengalami kerugian bertahun-tahun. Ada juga kondisi perusahaan yang sedang melakukan promosi besar-besaran, tetapi rasio utangnya tak sehat dan sebagainya.
4. Mengandalkan Analisis Orang Lain
Mungkin karena malas dan tidak mengerti tentang melakukan analisis kondisi perusahaan, kita mengandalkan analisis atau keputusan orang yang sudah ahli. Kalau dia beli kita beli kalau dia jual kita jual. Terdengar sederhana, gampang, dan juga menguntungkan.Â
Kenyataanya bisa dikatakan mengandalkan analisis orang lain itu tidak akan efektif dalam jangka panjang. Karena setiap investor pada dasarnya mempunyai investing plan yang berbeda, mempunyai jangka waktu investasi yang berdebad, dan mempunyai modal yang berbeda pula.