Mohon tunggu...
Rahmad Isam
Rahmad Isam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Tertarik dalam bidang sejarah, budaya, dan bahasa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Buku "Ketika Sejarah Berseragam: Membongkar Ideologi Militer dalam Menyusun Sejarah Indonesia" karya Katharine E. McGregor

15 November 2022   12:50 Diperbarui: 15 November 2022   12:53 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis: Katharine E. McGregor
Penerbit: Syarikat
Tahun terbit: 2008
No. ISBN: 978-979-1287-01-2

Katharine E. McGregor merupakan seorang dosen sejarah dari Universitas Melbourne Australia yang sering kali melakukan kajian mengenai sejarah Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Seperti bukunya ini, beliau ingin menyajikan upaya-upaya yang dilakukan institusi militer Indonesia dalam pembuatan citra mereka. Buku ini ditulis berdasarkan hasil dari pemeriksaan salah satu lembaga kunci dalam militer Indonesia, Pusat Sejarah ABRI, yang dilakukan oleh sekelompok studi kecil. Pemeriksaan tersebut meliputi wawancara dengan staf Pusat, catatan museum, buku panduan, koleksi doktrin militer, prosiding seminar, film, buku teks, dan sejarah peringatan militer dan Pusat. Salah satu yang menarik dari buku ini adalah pembahasan unik mengenai pentingnya sejarah bagi kekuatan militer yang dipolitisasi dan bagi negara yang sedang dimodernisasi.

BAB I Sejarah dalam pengabdian kepada Rezim yang Otoriter

Pada bab pertama ini, penulis ingin menunjukkan bagaimana perjalanan panjang dari sejarah penulisan sejarah Indonesia. Hal ini nampak ketika penulis membahas mengenai riwayat penulisan sejarah Indonesia tentang beberapa peristiwa sejarah yang telah dialami oleh bangsa ini. Khususnya tentang peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu tahun 1950-an hingga menjelang tahun 1965. Dengan melihat perjalanan penulisan sejarah Indonesia tersebut, dapat diketahui bahwa orientasi dari penulisan sejarah Indonesia adalah untuk kepentingan nasionalisme bangsa. Di bab ini, penulis juga membandingkan penulisan sejarah masa Demokrasi Terpimpin dengan masa Orde Baru. Namun, hasil penulisan sejarah masa Demokrasi Terpimpin sangat sedikit untuk diteliti. Ini berbanding terbalik dengan masa Orde Baru yang masih dapat kita temukan karya-karyanya.

Dengan membandingkan keduanya, dapat kita kumpulkan persamaan dan perbedaan penulisan sejarah dari masa-masa tersebut. Persamaan antara keduanya adalah sejarah sama-sama digunakan untuk memupuk rasa nasionalisme. Perbedaannya adalah dalam merekonstruksi sejarah, masa Orde Baru lebih menekankan pada peranan penting militer dalam perjalanan sebuah bangsa, sedangkan masa Demokrasi Terpimpin lebih kepada nilai-nilai revolusi. Namun, kajian-kajian lebih lanjut mengenai sejarah dibatasi pada masa Orde Baru. Hal ini mereka lakukan untuk melegitimasi kekuasaan mereka sebagai penguasa.

BAB II Nugroho Notosusanto dan Awal Mula Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata

Nugroho Notosusanto merupakan seseorang yang memiliki peranan yang cukup sentral untuk mendalami penulisan sejarah militer Indonesia. Latar belakang beliau yang merupakan anggota generasi 45 yang pernah merasakan hidup pada masa pemerintahan Jepang yang militeristik dan ikut berjuang mengangkat senjata pada masa perang kemerdekaan (1945-1949) membuat dirinya miliki cara berpikir yang sama dengan Presiden Suharto dan Jendral Nasution. Oleh karena itu, beliau merupakan seseorang yang berharga bagi masa Orde Baru, bahkan Jendral Nasution mengangkatnya sebagai Kepala Pusat Sejarah ABRI pada tahun 1964. Nugroho adalah pribadi yang cocok dengan posisi itu. Menurut Jendral Nasution, Nugroho merupakan seseorang yang setia kepada militer Indonesia dan memiliki semangat nasionalisme.

Dari posisi tersebut, Nugroho mulai membuat beberapa proyek besar sejarah untuk masa Orde Baru. Proyek pertamanya adalah versi Angkatan Darat dari Kudeta 1965. Dengan begitu, tujuan didirikannya Pusat Sejarah ABRI tidak lain dan tidak bukan untuk menulis sejarahnya sendiri berdasarkan peristiwa yang terjadi. Selain itu, tujuan utamanya adalah untuk hal-hal politis.

BAB III Sejarah Untuk Membela Rezim Orde Baru 

Setelah satu tahun lembaga Pusat Sejarah ABRI berdiri, tepatnya tahun 1965 merupakan tahun terjadinya usaha kudeta. Hal ini langsung disambut oleh Nugroho sebagai Kepala Pusat Sejarah ABRI dengan menarasikan peristiwa ini dalam sebuah buku berjudul "40 Hari Kegagalan 'G-30-S' 1 Oktober-10 November". Buku ini langsung menjadi tonggak propaganda Orde Baru untuk 30 tahun ke depan dan menjadikannya sebagai versi resmi dari kisah usaha kudeta 65. Gambaran tentang usaha kudeta ini menjadi sangat penting bagi legitimasi rezim untuk melarang PKI dan segala hal yang berkaitan dengannya. Tidak hanya di dalam negeri, bahkan narasi ini juga dibawa ke ranah internasional dengan menerbitkannya dalam bahasa Inggris. 

Hal ini secara tidak langsung mengajak masyarakat untuk mengiyakan bahwa yang sebenarnya terjadi adalah demikian. Antikomunisme tumbuh di antara masyarakat pada masa Orde Baru. Bahkan, pengaruhnya juga masih dapat kita temui di masa reformasi. Stigma mengenai komunis dibenak masyarakat menjadi tanda kesuksesan Orde Baru dalam melegitimasi kekuasaannya dan proyek militernya. Versi resmi Orde Baru ini juga digunakan untuk menetapkan nilai-nilai inti Pancasila, utamanya pada agama dan moralitas. Selain itu, narasi yang dibuat akan menekankan pada usaha Angkatan Darat dalam melindungi Pancasila. Dengan adanya peristiwa ini, Nugroho dan Pusat Sejarah ABRI akan lebih melihat lagi peristiwa-peristiwa sejarah lainnya untuk menaikkan pamor militer dalam sejarah Indonesia, mengukuhkan persatuan, nilai-nilai militer, dan melegitimasi rezim Orde Baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun