Mohon tunggu...
Rahmadian Kahfi Zulfa Kamila
Rahmadian Kahfi Zulfa Kamila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Surabaya

I’m undergraduate student on Chemistry, interest in Digital Marketing, Graphic Designer, Social Media and Communication. I’m a highly creative, ambitious, and experienced content publicity in managing organization campaigns and projects.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemerataan Pendidikan sebagai Gerbang Awal Merdeka Belajar

13 Mei 2022   12:40 Diperbarui: 13 Mei 2022   13:05 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Education is the most powerful weapon you can use to change the world." -- Nelson Mandela. Kutipan tersebut merupakan kutipan dari seorang politikus terkenal asal Afrika Selatan yang kita kenal dengan nama Nelson Mandela. Dalam kutipan tersebut, Nelson mengungkapkan bahwasannya pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia. 

Pendidikan membuat kita untuk lebih memahami dunia, tempat kita hidup sekarang. Kita menjadi bijaksana tentang apa yang terjadi di sekitar dan dapat mengamati dunia dari berbagai perspektif yang berbeda. Dengan memiliki pengetahuan, manusia akan menjadi lebih baik sehingga dapat berkontribusi dalam mengubah dunia.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 

Definisi tersebut mengungkapkan bahwa suatu usaha pembelajaran untuk pengembangan potensi peserta didik dalam berbagai aspek sangatlah dibutuhkan saat ini.

Lalu, seberapa urgen kah Pendidikan itu? Jika dianalogikan pendidikan itu bagaikan fondasi dan dunia adalah bangunannya. Suatu bagunan tanpa fondasi dapat dipastikan akan mudah retak kemudian roboh. 

Begitu pula dengan Pendidikan, tanpa adanya Pendidikan dunia ini akan hancur. Dalam tulisannya Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan bahwa konsep pendidikan adalah Pendidikan yang memerdekakan. Merdeka disini berarti peserta didik memiliki kebebasan untuk menjadi apa saja bahkan kebebasan dalam menentukan pilihan cara belajar serta melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar.

Pendidikan merdeka ini seringkali menjadi masalah. Dikatakan menjadi masalah karena belum sepenuhnya orang-orang dapat merasakan Pendidikan yang merdeka. Kita lihat saja saudara kita yang berada di bagian Timur yang hingga saat ini masih belum bisa merasakan pendidikan yang selayaknya. Pendidikan yang belum merata ini tentu merugikan berbagai aspek. 

Dilansir dari Kompas.com tidak meratanya pendidikan mengakibatkan kualitas masyarakat Indonesia tertinggal dibandingkan dengan negara lain. Padahal salah satu faktor dalam membangun karakter bangsa dan meggerakan perekonomian suatu bangsa adalah Pendidikan. 

Menurut Education for All Global Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahun dan berisi hasil pemantauan pendidikan dunia, dari 127 negara, Education Development Index (EDI) Indonesia berada pada posisi ke-69. Indonesia kalah dibandingkan Malaysia (65) dan Brunei (34). 

Selain itu, akses pendidikan di Indonesia masih perlu mendapat perhatian, lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah. Jumlah yang cukup besar, bukan? Bayangkan jika akses pendidikan di Indonesia diperbaiki dan jumlah anak sebanyak itu dapat melanjutkan sekolah maka tidak hanya kuantitas yang besar melainkan kualitas kesejahteraan masyarakat pun lebih baik. Hal ini dapat membentuk sumber daya manusia yang berkarakter. 

Melihat aspek ekonomi, rendahnya sumber daya manusia akibat kurangnya akses dan pemerataan Pendidikan di Indonesia menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan. 

Banyak anak-anak yang masih dibawah umur bekerja untuk membantu ekonomi keluarganya yang mengakibatkan harus melepaskan pendidikannya. Sama hal nya pada Indonesia bagian timur, dilansir dari beritasatu.com Mereka terlalu nyaman hidup dari mendayagunakan sumber daya alam di sekitar. 

Orang-orang lokal tidak peduli pada pendidikan. Inilah kenapa mereka sering kalah saat berkompetisi dengan orang dari luar daerahnya dan memutuskan kembali ke pedalaman. Hal tersebut menyebabkan anak-anak nantinya tidak dapat bersaing di kancah internasional serta tidak dapat mendukung pembangunan ekonomi di Indonesia yang lebih baik. 

Selain itu, sumber daya alam khususnya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang diambil secara terus menerus akan mengakibatkan kelangkaan serta tidak seimbangnya ekosistem. 

Apabila hal ini sampai terjadi masyarakat tidak akan mencapai kesejahteraannya. Tidak adanya pemerataan Pendidikan hanya membawa kita pada kerugian yang seharusnya bisa menjadi hal bermanfaat jika pemerataan itu ada.

Penyebab dari ketidakmeratanya Pendidikan antara lain adalah kemiskinan, Sumber Daya Manusia, rendahnya kualitas guru, prestasi dan sarana prasarana sekolah. Berbagai cara telah diupayakan untuk menciptakan Pendidikan yang merata dan merdeka. Mulai dari penerapan system zonasi hingga memberikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). 

Sebaiknya cara pemerataan Pendidikan dimulai dari hal yang paling kecil, karena dengan cara seperti itu kita bisa melihat bagaimana efektifitasnya secara bertahap. Cara paling mudah untuk pemerataan Pendidikan adalah melalui penyelenggaraan Pendidikan kepemimpinan bagi pemimpin di sekolah. 

Sebagian orang berpikir ini adalah cara yang aneh, walaupun sebenarnya efektif. Rivai & Mulyadi (2012) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku bawahan banyak dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan, dalam hal ini gaya kepemimpinan membantu seorang pemimpin untuk memperhatikan dan mengatur keberadaan pegawainya sebagai usaha meningkatkan kinerja yang baik. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu pegawainya. 

Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawai, dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Oleh karena itu, dengan adanya Pendidikan kepemimpinan pemimpin di sekolah jadi paham akan pentingnya kualitas dari pemimpin pendidik.

Lain dari yang telah dijelaskan diatas, cara pemerataan Pendidikan yang dimulai melalui Pendidikan kepemimpinan dinilai efektif karena faktor kepemimpinan Kepala Sekolah yang merupakan aspek yang sangat strategis dalam proses belajar mengajar. 

Hal itu disebabkan Kepala Sekolah adalah pengelola terdepan yang memutuskan dapat tidaknya setiap input berproses dan berinteraksi secara positip dalam sistem belajar mengajar. Kepala Sekolah memiliki peranan yang dominan untuk mendorong upaya inovasi baik yang berasal dari luar maupun yang timbul dari dalam sekolahnya.

Untuk mewujudkannya, penulis menyarankan salah satu cara yaitu dengan menyelenggarakan pelatihan kepemimpinan untuk kepala sekolah di seluruh Indonesia. Pelatihan kepemimpinan ini dapat dilakukan dengan Webinar. Cara ini melibatkan adopsi teknologi dalam menciptakan inovasi pembelajaran yang bermuara pada pemerataan kualitas Pendidikan. Teknologi bisa menjadi solusi yang mendobrak. Mendobrak akses yang tadinya susah. 

Mendobrak sebuah tantangan yang tadinya sulit untuk dilakukan tapi bisa ditembus dengan teknologi. Teknologi saat ini sangat memudahkan misalnya dahulu mengikuti seminar pelatihan harus datang ke tempatnya, namun sekarang bisa dengan melakukan webinar tanpa perlu memikirkan transportasi dari daerah satu ke daerah yang lain. Selain itu materi yang dijelaskan dalam webinar lebih mudah diakses. Sehingga dapat membantu kepala sekolah menjelaskan kembali kepada guru-guru di sekolah.

Masih membahas tentang webinar dan teknologi, hal ini tidak akan lepas dengan akses internet. Tidak semua daerah mempunyai akses internet yang baik. Pemerataan akses internet merupakan kunci utama demi menunjang kegiatan pembelajaran jangka pendek maupun jangka Panjang. 

Program literasi digital pun gencar disuarakan demi mengimbangi masyarakat yang mendapatkan sinyal yang lebih baik dan merata dan luas. Namun, tidak semua masyarakat mempunyai teknologi yang layak. 

Sehingga untuk mengikuti pembelajaran pun masih sangat susah. Hal ini sudah teratasi oleh program pemerintah dengan pembangunan infrastruktur telekomunikasi untuk berbagai layanan dan sector termasuk Pendidikan, walaupun belum sepenuhnya merata tetapi pemerintah tengah mengusahakan agar pembangunan ini secepatnya merata.

Webinar pelatihan seperti ini biasanya hanya diikuti saja namun pemateri jarang bahkan tidak pernah didengarkan, sehingga materi yang disampaikan tidak tersalurkan dengan baik. 

Sangat disayangkan, webinar pelatihan ini sesungguhnya memberikan manfaat yang begitu banyak seperti yang sudah penulis jelaskan di atas. Maka dari itu, penulis merekomendasikan bahwa setelah webinar dilakukan uji mutu untuk para kepala sekolah di seluruh Indonesia dengan tujuan agar kepala sekolah yang turut serta dalam webinar pelatihan tersebut dapat sepenuhnya mengerti dan dapat menerapkan materi yang telah disampaikan di sekolahnya masing-masing.

Pemerataan Pendidikan tidak hanya memperbaiki kualitas pembelajarannya saja, kita bisa mulai dari hal yang sederhana namun jauh lebih efektif, seperti memperbaiki kualitas pengajarnya melalui Pendidikan kepemimpinan bagi kepala sekolah. Peran Pendidikan kepemimpinan dalam hal ini bersifat membantu melalui "Webinar Pelatihan Kepala Sekolah dan Uji Mutu" yang direkomendasikan penulis. 

Oleh karena itu penulis berharap, dengan menyelenggarakan Webinar pelatihan dan Uji mutu sebagai salah satu cara untuk pemerataan Pendidikan di Indonesia sehingga dapat menjadi gerbang awal merdeka belajar, juga dapat membuat masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan.

Oleh: Rahmadian Kahfi Zulfa Kamila

Asal kota: Gresik, Jawa Timur

#KampusMerdeka #KampusMengajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun