Mohon tunggu...
Rahmadi AdityaPutra
Rahmadi AdityaPutra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Founder of Besthostels.co.id

www.besthostels.co.id

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pesona Alam dan Tradisi di Setiap Langkah di Flores

7 November 2024   13:21 Diperbarui: 7 November 2024   13:56 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Wae Rebo | Bestrip.id

"Perjalanan ini adalah harapan dan impian yang akhirnya terwujud"

Perkenalkan, saya Thiyen, bersama dua teman saya, Sandy dan Arief. Kami sepakat untuk berpetualang ke Pulau Flores, tempat impian saya sejak dulu. Kami memulai perjalanan di Labuan Bajo, yang selalu terlihat indah di mata saya. 

Setiba nya di Labuan Bajo, malam nya, kami merencanakan rute menuju Kampung Moni, gerbang menuju keindahan Danau Kelimutu, salah satu danau terindah di Indonesia.

Perjalanan ini tidak mudah dan penuh tantangan, tetapi saya berani melakukannya. Kami memulai perjalanan ke Desa Wae Rebo, tempat yang berjuluk desa di atas awan. Pukul 10:00 pagi, kami memulai perjalanan selama sekitar 4 jam menuju kaki Gunung Wae Rebo, bersama dengan pemandu yang akan menemani kami hingga sampai ke tempat tujuan.

Dengan sepeda motor, kami hanya butuh sekitar 10 menit untuk sampai di pos pertama. Selanjutnya, kami berjalan kaki menuju pos kedua, melewati jalan setapak dan bebatuan yang membuat kami sering berhenti untuk beristirahat. 

Di pos terakhir, kami melakukan adat memukul kayu sebagai tanda penghormatan sebelum memasuki desa. Setelah 1 jam 30 menit, kami akhirnya tiba di Desa Wae Rebo. Semua rasa lelah terbayar saat melihat keindahan desa di atas awan.

Sesampainya di desa, kami melakukan ritual untuk meminta izin kepada para leluhur agar kedatangan kami diterima dengan baik. Pemandu mengantarkan kami ke rumah utama, tempat kami akan makan malam. Penginapan kami berada di belakang rumah utama, jauh lebih besar dari yang saya bayangkan, mampu menampung sekitar 40 orang. Udara segar, air yang sejuk, dan bintang-bintang di malam hari menyambut kami di Desa Wae Rebo.

Desa Wae Rebo | Bestrip.id
Desa Wae Rebo | Bestrip.id

"Pagi hari di salah satu desa tertinggi di indonesia"

Fajar pun tiba, Arief bergegas mempersiapkan alat dokumentasinya bersama warga lokal, tentu Saya dan Sandy turut bergegas melihat suasana desa ini dipagi hari. Setelah berkeliling dan beramah tamah bersama warga desa kami menghampiri Arief yang meliput setiap sisi Desa Wae Rebo.

Selesainya kami berkeliling desa, kami bergegas untuk turun dari Desa Wae Rebo agar kami bisa melanjutkan perjalanan kami menuju Sawah Londok Cancar, sebuah persawahan yang unik, berbentuk jaring laba-laba, sawah ini terbentuk atas tradisi pembagian lahan yang dilakukan oleh ketua adat.

Hari ke empat berpetualang di flores, tujuan kami selanjutnya adalah Liang Bua, sebuah goa yang menjadi situs bersejarah karena goa ini menjadi tempat penemuan fosil manusia purba yang dinamakan Homo Florensiensis, yang sering disebut sebagai "Manusia Flores."

Empat jam dari sana, kami sampai di destinasi berikutnya, yaitu Kepulauan Riung di kabupaten ngada, tempat ini adalah tempat yang paling kami tunggu karena kami tak sabar untuk melihat secara langsung keindahan Kepulauan Riung. Disana kami bertemu dengan Pak Lukman, beliau adalah pemilik kapal yang akan kami tumpangi untuk bekeliling Kepulauan Riung esok hari nya. Dari 23 pulau, kami hanya mampu menjelajahi 4 pulau terbaik yang menjadi rekomendasi beliau. Hal yang paling mengesankan pada saat itu bagi kami adalah Pak Lukman mensajikani makan siang berupa ikan yang baru beliau tangkap, aroma ikan segar yang dibakar membuat kami tidak bisa menahan lapar dan tidak sabar untuk melahap segarnya ikan yang ada di depan mata. Tidak lupa kami mendokumentasikan air yang jernih, hamparan karang, pasir putih dan keindahan pulau kalong di kepulauan Riung.

Danau Kelimutu | Bestrip.id
Danau Kelimutu | Bestrip.id

"Moni, gerbang menuju keajaiban"

Kampung Moni, saya menyebutnya gerbang menuju keajaiban, udara di kampung ini lebih sejuk daripada tempat-tempat sebelumnya, kami menempuh waktu 4 jam untuk menuju kampung ini dari Kepulauan Riung. Kampung Moni menjadi gerbang masuk menuju danau 3 warna yang disebut Danau Kelimutu, danau indah yang terkenal akan 3 kawahnya yang unik dan mampu berubah warna dari biru, hijau, merah hingga hitam.

Jam 04:00 pagi, hari ke 6 dari perjalanan kami menuju trekking Kelimutu, perjalanan untuk sampai di kaki gunung hanya membutuhkan waktu 30 menit saja, cuaca disana sangat sejuk disertai angin yang sangat dingin, kami juga bertemu para pendaki lain yang kebanyakan dari mancanegara  selama perjalanan menuju ke puncak Kelimutu.

Sambil menunggu kabut hilang, kami meminum kopi, tidak lama kami melihat keajaiban danau 3 warna, bentuknya sama seperti uang Rp.5000 pada jaman dulu, hanya warnanya yang berbeda, dan tidak lupa kami mendokumentasikan keindahannya selama disana.

Di perjalanan kami menuju Bajawa, kami menyempatkan untuk makan siang di pinggir pantai batu biru atau yang dinamakan Blue Stone Beach, letaknya tidak jauh dari Kota Ende, yaitu di daerah Penggajawa, Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende. sedikit info

Sebelum kami bermalam di Bajawa, siangnya kami menyempatkan untuk mengunjungi Desa Wologai, salah satu kampung adat yang masih tersisa di Flores. Diperkirankan desa ini sudah berusia sekitar 800 tahun. Kami menyempatkan diri untuk pergi ke desa tersebut untuk mempelajari budaya yang ada di desa tersebut, termasuk saya yang mencoba untuk mengunyah sirih pinang.

Tidak lupa kami mampir ke Pemandian Air Panas Soa Mengeruda. Pemandian yang dipercaya bermanfaat bagi kesehatan kulit dan tubuh.

Pemandangan Gunung Iniere | Bestrip.id
Pemandangan Gunung Iniere | Bestrip.id

"Menikmati sensasi berada di atas awan"

Pagi nya, kami mengunjungi Bukit Wolobobo, sebuah bukit yang berada di kawasan hutan lindung di Bajawa, disana kami dibuat terkesima oleh keindahan Gunung Iniere, gunung berapi terbesar dan titik tertinggi di Pulau Flores.

Berikutnya tak kalah indah, yaitu Desa Bena, Desa yang terletak di puncak bukit yang berlatar belakang Gunung Iniere. Keunikan desa ini yaitu hiasan di atap rumahnya yang berbeda-beda tergantung pada garis keturunan pemilik rumah. Saya, Sandy dan Arief sempat bertamu kesalah satu rumah, disana kami di sajikan kopi asli Bena, tak lupa kami membeli kain asli adat Bena.

Menutup akhir dari petualangan kami di Flores, Danau Ranamese menjadi destinasi terakhir kami, Danau yang dulunya adalah sebuah kawah tetapi menjadi tempat wisata yang mempesona, salah satu wisata yang wajib di kunjungi jika berada di Ruteng.

Flores menyimpan pesona alam luar biasa, dari Danau Kelimutu yang tiga warna hingga pantai putih di Pulau Komodo. Para pecinta alam bisa menikmati perairan jernih, mendaki bukit hijau, dan menjelajahi budaya unik setiap desa.

Sandy & Thiyen bersama anak desa di Flores | Bestrip.id
Sandy & Thiyen bersama anak desa di Flores | Bestrip.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun