Mohon tunggu...
Rahmadia Amalina
Rahmadia Amalina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi

Stay Calm

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Belajar Gagne : Bagaimana Anak Memiliki Motivasi dalam Belajar

5 November 2023   11:07 Diperbarui: 5 November 2023   11:08 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak mulai mengerti belajar sangat bervariasi dan tergantung pada banyak faktor, termasuk perkembangan individu anak, budaya, lingkungan, dan pendekatan pendidikan yang diterapkan oleh orang tuanya. Dapat dilihat disekitar anak dalam belajarnya tidak terstruktur atau tidak sesuai perkembangan. Dengan begitu dapat berpengaruh dalam pembelajaran anak tersebut. Seperti akan berdampak pada motivasi dari anak tersebut yaitu membuat anak merasa frustrasi dan kehilangan motivasi untuk belajar. Mereka mungkin merasa tertinggal atau merasa sulit untuk memahami materi yang diajarkan. Ada juga yang merasa tertekan oleh tuntutan akademik dan dapat mengurangi kebahagiaan dan kepuasan anak terhadap proses pendidikan. Padahal setiap anak memiliki potensi yang unik, dan dengan dukungan yang sesuai, mereka dapat mengatasi kesulitan belajar dan mencapai perkembangan yang lebih baik dalam pendidikan.

Dari hal tersebut dapat di kaitkan dengan teori belajar oleh gagne. Robert Gagn merupakan seorang psikolog dan ahli dalam bidang pendidikan yang terkenal dengan teorinya tentang proses pembelajaran. Pandangan Gagn tentang pembelajaran dikenal sebagai "Teori Kondisi Pembelajaran" atau (Conditions of Learning Theory). Pandangan utama Gagn tentang pembelajaran melibatkan serangkaian prinsip dan konsep dasar yang membentuk landasan untuk merancang pengalaman pembelajaran yang efektif. Gagne berpendapat bahwa di dalam proses belajar terdapat dua fenomena, yaitu keterampilan intelektual yang meningkat sejalan dengan meningkatnya umurnya serta latihan yang diperoleh individu, dan belajar akan lebih cepat apabila strategi kognitif dapat dipakai dalam memecahkan masalah secara lebih efisien. Lalu bagaimana motivasi dapat mempengaruhi belajar?

Dalam konteks teori Gagn, motivasi berperan penting dalam merangsang perhatian siswa, memotivasi mereka untuk belajar dengan tekun, dan membantu mereka mempertahankan pengetahuan serta menerapkannya dalam situasi praktis. Oleh karena itu, pengajar perlu memahami pentingnya memotivasi siswa dan menciptakan kondisi yang mendukung motivasi dalam perancangan pembelajaran mereka. Dalam teori ini, Gagne menekankan struktur, tingkat keterampilan dan situasi pembelajaran terstruktur. Gagne mengembangkan model yang dikenal dengan "Kejadian Intruksional". Model inilah yang membagi proses pembelajaran menjadi Kejadian Intruksional yang harus dilaksanakan agar pembelajaran efektif.Terdapat sembilan tahapan kejadian intruksional menurut Gagn yaitu :

Peringkat (Gaining Attention):

Kejadian ini bertujuan untuk memikat perhatian siswa dan membuat mereka tertarik untuk memulai pembelajaran. Biasanya melibatkan penggunaan pengenalan yang menarik atau pernyataan yang merangsang minat siswa terhadap materi pembelajaran. Motivasi belajar menjadi kunci di sini karena siswa perlu merasa tertarik pada apa yang akan dipelajari. Motivasi dapat mendorong siswa untuk membuka pikiran mereka dan siap untuk belajar.

Pengarahan Belajar (Informing Learners of the Objective):

Hal ini termasuk menginformasikan kepada siswa tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran harus jelas dan dapat diprediksi sehingga siswa mengetahui apa yang diharapkannya. Penetapan tujuan belajar yang jelas bagi siswa dapat memotivasi mereka karena mereka tahu apa yang bisa mereka capai. Tujuan yang selaras dan relevan ini adalah alasan yang bagus bagi siswa untuk belajar dengan giat.

  • Pemberian Sediaan (Stimulating Recall of Prior Learning):

Hal ini melibatkan menghubungkan pembelajaran baru dengan pengalaman siswa sebelumnya. Menciptakan pengetahuan awal siswa yang terkait dengan materi yang akan diajarkan.

Dukungan Penguasaan (Presenting the Stimulus Material):

Hal ini adalah inti dari pembelajaran, di mana materi pembelajaran disampaikan kepada siswa. Materi harus disajikan dengan cara yang jelas dan efektif, termasuk penggunaan berbagai media dan metode yang mendukung pemahaman.

Latihan (Eliciting Performance):

Setelah menerima materi, siswa mempunyai kesempatan untuk mempraktekkan dan menerapkan ilmunya. Kegiatan ini membantu menilai pemahaman dan kemampuan siswa. Ini adalah peluang untuk membuat karya seni. Jika siswa merasa bahwa usahanya akan membuahkan hasil yang baik, kemungkinan besar mereka akan termotivasi untuk melakukan latihan dan menguji pemahaman mereka. Motivasi berfungsi sebagai insentif untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Memberikan Umpan Balik (Providing Feedback):

Setelah selesai, siswa menerima umpan balik konstruktif. Umpan balik membantu siswa memahami kesalahannya dan bagaimana memperbaikinya. Umpan balik yang konstruktif dapat mempengaruhi motivasi siswa. Umpan balik yang positif dapat meningkatkan motivasi mereka untuk terus belajar, sedangkan umpan balik yang konstruktif dapat membantu mereka menyadari kesalahannya dan memperbaikinya.

  • Evaluasi (Assessing Performance):

Hal ini melibatkan pengukuran formal untuk mengukur sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk menilai apakah pembelajaran telah berhasil.

Penguatan (Enhancing Retention and Transfer):

Kegiatan ini bertujuan untuk membantu siswa mempertahankan dan mentransfer pengetahuan mereka dalam situasi yang relevan. Hal ini mencakup penggunaan strategi penguatan seperti pengulangan dan revisi.

Transfer (Fostering Transfer):

Hal ini mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam situasi dunia nyata. Motivasi belajar dapat mempengaruhi sejauh mana siswa bersedia dan mampu mentransfer pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari dalam situasi dunia nyata. Motivasi yang kuat dapat membantu mereka merasa percaya diri dalam menerapkan apa yang telah mereka pelajari.

Dengan demikian teori belajar Robert. M. Gagne ini membantu kita untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam diri peserta didik, mengerti kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar peserta didik sehingga dapat bertindak secara tepat.

Referensi :

Bambang Warsita. (n.d.). TEORI BELAJAR ROBERT M. GAGNE DAN IMPLIKASINYA PADA PENTINGNYA PUSAT SUMBER BELAJAR.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun