Mohon tunggu...
Rahmad Hidayat
Rahmad Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Merangkai Kata, Menghidupkan Cerita.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kekerasan di Sekolah Melonjak 100% Pada Tahun 2024

1 Januari 2025   11:25 Diperbarui: 1 Januari 2025   11:25 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kasus kekerasan (Photo by Mikhail Nilov via Pexels)

Kasus kekerasan di sekolah masih menjadi masalah serius yang harus segera diatasi oleh pemerintah dan seluruh pihak terkait. Berdasarkan data terbaru dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), kekerasan di sekolah pada tahun 2024 mengalami lonjakan yang sangat signifikan, menjadikannya tempat yang paling sering terjadinya kekerasan dibandingkan dengan institusi pendidikan lainnya.

Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen kasus kekerasan yang tercatat sepanjang tahun 2024 terjadi di lingkungan sekolah. "Kasus kekerasan yang kami terima selama 2024 menunjukkan bahwa 60 persen terjadi di sekolah," ungkap Ubaid di Jakarta Pusat, pada Jumat, 27 Desember 2024.

Proporsi Kasus Kekerasan Berdasarkan Jenis Lembaga Pendidikan

Meskipun sekolah mendominasi, kekerasan juga terjadi di lembaga pendidikan lain seperti madrasah dan pesantren. Berdasarkan laporan JPPI, sekitar 16 persen kasus kekerasan terjadi di madrasah, sedangkan 20 persen sisanya terjadi di pesantren. Ubaid menyesalkan banyaknya kasus kekerasan yang terjadi di pesantren, meskipun di tempat tersebut pengawasan oleh guru dan pengelola asrama berlangsung hampir sepanjang hari. "Kami sangat menyayangkan, di pesantren yang seharusnya menjadi tempat pendidikan yang mengedepankan moral, masih ada kasus kekerasan, baik di asrama maupun di lingkungan pesantren," ujarnya.

Lonjakan Kasus Kekerasan: Dari 285 ke 573 Kasus

JPPI mencatatkan 573 kasus kekerasan di sekolah selama tahun 2024, sebuah peningkatan yang sangat tajam dibandingkan tahun sebelumnya. "Pada tahun 2023, kami mencatat ada 285 kasus, namun di 2024 jumlahnya melonjak hingga 573 kasus. Ini berarti peningkatannya lebih dari 100 persen," ungkap Ubaid. Peningkatan jumlah kasus ini mencerminkan adanya tren yang mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir.

JPPI sendiri telah membuka kanal pengaduan melalui berbagai platform, seperti website dan media sosial, sejak tahun 2020. Seiring waktu, data yang diterima semakin meningkat, menunjukkan bahwa permasalahan kekerasan di sekolah semakin meluas di seluruh Indonesia. "Kami terus menerima laporan hingga 2024, dan data menunjukkan bahwa kasus kekerasan di sekolah terus meningkat dari tahun ke tahun," jelas Ubaid.

Persebaran Kasus Kekerasan: Pulau Jawa Tertinggi

Menurut data JPPI, kasus kekerasan di sekolah terjadi di hampir seluruh provinsi di Indonesia. Namun, ada lima provinsi yang tercatat memiliki jumlah kasus kekerasan yang paling tinggi. Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak, yakni 81 kasus, diikuti oleh Jawa Barat dengan 56 kasus, Jawa Tengah sebanyak 45 kasus, Banten dengan 32 kasus, dan Jakarta sebanyak 30 kasus.

"Jika kita lihat pemerataan, memang kasus kekerasan tersebar merata di seluruh Indonesia. Namun, Jawa Timur memiliki jumlah kasus yang lebih banyak, mungkin karena jumlah sekolah di sana juga lebih banyak dibandingkan provinsi lainnya," ujar Ubaid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun