Memang betul bahwa manusia itu tempatnya kekurangan, salah dan dosa. Dan kesempurnaan yang hakiki hanyalah milik Allah Tuhan Semesta Alam. Jika kesempurnaan milik Allah, bukankah semua yang diciptakan Allah itu dalam bentuk yang sempurna? Maha suci Allah dari segala bentuk kesalahan.
Semua yang diciptakan Allah itu sempurna. Lalu orang rang yang difabel seperti tunanetra, bukankah mereka tidak sempurna? Maha Suci Allah, ketahuilah bahwa kesempurnaan itu ada dalam diri kita masing-masing.
Sempurnanya angka 1 yaa 1, tidak lebih 0,00000000001 dan tidak kurang dari 0,00000000001. Jika lebih dari 0,0000000001 maka itu bukanlah sempurnanya angka 1.
Sempurnanya orang yang tunanetra ya seperti itu. Tidak dapat melihatnya mereka bukan karena Allah salah dalam menciptakan mereka (Maha Suci Allah dari segala kekurangan), tapi karena Allah tau bahwa sempurnanya orang itu adalah tidak dapat melihat. Allah Maha Mengetahui sedangkan manusia tidak.
Terkadang kita menganggap bahwa sempurna atau tidak diukur secara materi atau fisiknya saja, ada orang yang menganggap sempurna itu kalau hidungnya mancung, tapi ada juga lho yang menganggap sempurna itu kalau hidungnya pesek. Kalau begitu, mana yang sempurna? Hidung mancung atau pesek?
Kedua-duanya sempurna, orang yang memiliki hidung mancung yaa begitulah Allah buat kesempurnaan dia dengan hidung mancungnya, jangan dipesek-pesekkan dan jangan ditekan-tekan biar pesek.
Orang yang memiliki hidung pesek, yaa begitulah Allah buat kesempurnaan dia dengan hidung peseknya, jangan ditarik-tarik dan jangan dimancung-mancungkan.
Kayaknya kok kurang bener jika kita mengukur semua itu berdasarkan persepsi. Misalkan begini, kalian menganggap kotoran sapi itu menjijikkan bukan?? Itu karena bertolak belakang dengan kepentingan kalian yang pengen udara bersih dan tidak bau. Tapi bagi petani? atau bagi lalat lah? Bukankah kotoran sapi itu sesuatu hal yang bernilai?
Iyaa ngga sih? Tau ah.. wkwk
Kesimpulannya adalah :
Syukuri apa yang Allah berikan kepada kita, percayalah bahwa diri kita telah diciptakan oleh Allah sempurna. Dan cari dalam diri kita, sebenarnya Allah ciptakan kita itu untuk jadi apa, untung ngapain. Maka cari tahu itu.. cari tahu apa yang Allah tanamkan dalam diri kita. Bakat misalnya, orang yang memiliki nilai rapot jelek bukan berarti bodoh. Siapa tahu dia memiliki bakat lain yang lebih wahh.. Menyanyi misalnyaa.. Maka ketika dia fokus mengembangkan menyanyinya adilah ia sebagai seorang penyanyi yang sukses.
Kalau ayam yaa jadi ayam saja, jangan pengen jadi burung yang bisa terbang. Begitu juga kalau jadi ular yaa jadi ular yang baik, jangan pengen punya kaki seperti kambing. Paham maksudnya??
Kalau kamu jadi guru.. Yaa jadi guru yang serius, biar jadi sebaik-baiknya guru.Â
Kalau kamu jadi pengusaha, yaa pengusaha yang jujur. Kamu tekuni sampai sukses. Bersyukurlah.. Maka Allah akan tambah nikmat untuk kalian semua..
"Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari hal-hal yang baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (Qs. al-Isra': 70).
Begitulah kira-kira nasihat yang saya terima dari seorang guru. Bukan bermaksud menggurui, hanya menyampaikan apa yang telah disampaikan oleh guru saya. Lalu apakah manusia lebih sempurna dari Jin?? Tunggu selanjutnya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H