Mohon tunggu...
Rahmad Hidayat
Rahmad Hidayat Mohon Tunggu... Penulis - Influencer | Marketing | Blogger

Selalu berusaha menjadi pribadi yang bermanfaat bagi yang lain.. Admin : https://www.ahmaddzaki.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengenang Ir. Soekarno Sang Singa Podium

6 Juni 2019   16:28 Diperbarui: 6 Juni 2019   16:47 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari lebaran kedua yang bertepatan dengan tanggal 6 Juni 2019, merupakan tanggal dimana sang proklamator dilahirkan. 

Ya, siapa lagi kalau bukan Ir. Soekarno, seorang proklamator sejati yang membacakan teks proklamasi (17/08/194) untuk mengumumkan kepada dunia bahwa negara Indonesia telah bebas dan merdeka.

Ir. Sokarno yang memiliki nama kecil Koesno Sosrodihardjo lahir di Surabaya, Jawa Timur 1901. Sehingga di tahun 2019 ini, kita mengenang kelahirannya yang ke 118.

Hari miladnya Ir. Soekarno ini merupakan salah satu dari sekian banyak peritiwa di dunia yang layak dikenang pada 6 Juni.

Ir. Soekarno atau Bung Karno merupakan sang proklamator, beliau dipilih sebagai proklamator karena keahliannya dalam berpidato.

Di berbagai forum persiapan kemerdekaan Indinosia seperti BPUPKI, Bung Karno menjadi salah satu tokoh yang berpidato menyampaikan gagasannya terkait dasar negara pada 1 Juni 1945.

Bung Karno juga sering berorasi dalam podium perjuangan melawan penjajah. Kelihaian dalam berpidato ini sangat digemari oleh para pejuang, karena melalui kata-katanya dapat membuka jalan pikiran dan membakar semangat berkali-kali lipat para pendengarnya untuk melawan penjajahan. 

Kelihaian merangkai kata dengan intonasi yang menggugah semangat juang para pendengarnya, membuat Bung Karno dijuluki sebagai sang Singa Podium.

Perjuangan menjadi singa podium tidaklah mudah, dikisahkan bahwa Soekarno muda belajar dari Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto yang merupakan ketua Serikat Islam. Beliau sering belajar sendiri di dalam kamar tidurnya.

Dengan modal ilmu yang dimilikinya dan suara mengelegarnya, bakat Soekarno muda mulai terlihat. 

Berkat kelihaian dalam berpidato tersebut, Soekarno sering ditunjuk berorasi di depan para pejuang kemerdekaan. 

Karena dinilai dapat mengancam penjajah berkat gerkannya, Soekarno diasingkan untuk menghentikan gerakannya. Disaat diasingkan iniasingkan karena mengancam pihak penjajah, Sorkarno masih saja terus berlatih untuk berorasi.

Ini adallah contoh orasi Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1945 :

Saudara-saudara sekalian!

Saya telah minta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan satu peristiwa maha-penting dalam sejarah kita.

Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berjoang, untuk kemerdekaan tanah air kita bahkan telah beratus-ratus tahun!

Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita.

Juga di dalam jaman Jepang, usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-hentinya.

Di dalam jaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakekatnya, tetap kita menyusun tenaga sendiri, tetapi kita percaya kepada kekuatan sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil sikap nasib bangsa dan nasib tanah air kita di dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya.

Maka kami, tadi malah telah mengadakan musyawarat dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia. Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita.

Saudara-saudara!

Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta, 17 Agustus 1945

Atas Nama Bangsa Indonesia

Soekarno-Hatta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun