Mohon tunggu...
Rahmad Bakti Santosa
Rahmad Bakti Santosa Mohon Tunggu... -

suka petualangan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lebih Enak Jadi Nelayan Harta Karun Mas..!!

20 Oktober 2014   16:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:24 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu pula dengan nelayan yang saya ceritakan di atas. Nelayan tersebut memang sudah lama berhenti menangkap ikan dengan alasan susah mendapat tangkapan ikan dalam jumlah banyak sehingga sering merugi. Pengalaman yang pernah dia dapat saat mendapatkan BMKT, mendorong keinginannya untuk berubah haluan menjadi pemburu titik lokasi BMKT. Dia pun juga berpesan kepada teman-teman nelayannya jika mendapatkan BMKT atau lokasi, agar diberitahukan kepadanya dan akan diberikan imbalan.


“kadang-kadang rugi juga mas, kan kita bayar informasi dari teman nelayan kalo ada lokasi harta karun, setelah kita cek lokasi itu, ternyata tidak ada apa-apanya. Jadinya ya rugi duit buat bayar informasi sama solar”

Jual beli titik lokasi antara nelayan dan pengusaha merupakan hal yang sudah umum. Tentu saja hal ini dilatarbelakangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Pengusaha jelas, kepentingannya adalah untuk melakukan pengangkatan baik illegal maupun legal. Pengangkatan yang dilakukan secara illegal tentu saja akan memberikan keuntungan yang lebih besar karena tidak perlu repot-repot berurusan dengan birokasi pemerintah, selain itu tidak perlu membayar biaya harian untuk pengawas sebagaimana yang biasa dilakukan dalam kegiatan pengangkatan yang legal. Sementara nelayan kepentingannya tentu saja soal perut, agar dapur tetap mengepul.

Profesi nelayan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu nelayan murni yaitu nelayan yang kesehariannya mencari ikan di laut, nelayan berprofesi ganda yaitu mencari ikan sambil mencari BMKT, dan nelayan pencari BMKT. Teman yang saya ceritakan di atas tadi kebetulan merupakan nelayan pencari BMKT. Dirinya memang lebih memilih untuk menjadi seorang pencari titik lokasi BMKT. Dengan modal kapal yang dimilikinya, dirinya sering pergi ke laut untuk melakukan ‘survei’ yang tentu saja dipastikan illegal. Echo Sounder dibeli dari Glodok Jakarta seharga 2 Juta lalu dipasang di samping kemudi kapalnya. Berbekal Echo Sounder itulah dirinya menjadi peneliti bawah laut untuk mengamati penampakan dasar laut. Yang dicari adalah adanya gundukan karena biasanya kapal-kapal yang tenggelam sudah tertimbun oleh aneka material terutama karang sehingga memberikan penampakan yang lain dibandingkan lingkungan sekitar kapal tenggelam tersebut.

“Lebih enak mencari ikan atau mencari harta karun mas?”
Dengan tersenyum dia menjawab,”enak nyari harta karun mas”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun