NAMA: RAHMA DAYANTI
NIM: 23010400146
Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Komunikasi
Dosen Pengampu: Dr. Nani Nurani Muksin, M.Si
Prodi: Ilmu Komunikasi, FISIP, dan UMJ
Komunikasi adalah proses dimana unsur-unsur yang ada bergerak aktif, dinamis dan tidak statis. keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak, serta pembentukan jatinya, sangat tergantung pada orang tua dan keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan manusia dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial, dalam interaksi dengan kelompoknya. Menurut Kurniadi (2001: 271),"Dalam keluarga yang sesungguhnya, komunikasi merupakan sesuatu yang harus dibina, sehingga anggota keluarga merasakan ikatan yang dalam serta saling membutuhkan.
Di dalam keluarga anak-anak mulai menerima pendidikan yang pertama dan paling utama. Pendidikan yang diterima oleh anak mulai dari pendidikan agama, cara bergaul, dan hubungan interaksi dengan lingkungan. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama bagi anak. Dalam lingkungan keluargalah anak mulai mengadakan persepsi, baik mengenai hal-hal yang ada di luar dirinya, maupun mengenai dirinya sendiri.Â
Ciri-Ciri Remaja
a. Suka bergaul dengan rekan sebaya dari pada ibu bapak. Pada hal ini, remaja akan mula belajar bergaulan dengan orang lain selain dari pada anggota keluarga mereka. Ini bermaksud bahawa peringkat remaja merupakan peringkat perkembangan sosial seseorang. Sehubungan itu, orang remaja adalah suka berkawan dan senang tersinggung oleh masalah sosial.
b. Suka berangan-angan. Remaja yang normal mempunyai angan-angan sihat mengenai masa depan mereka. Mereka sentiasa memikirkan apa yang akan mereka buat pada masa depan.Â
c. Senang terpengaruh oleh emosi. Remaja merupakan orang yang senang terpengaruh oleh emosi. Ini adalah kerena rasional mereka masih berkembang dan belum sampai ke satu tahap yang mantap.
Keharmonisan Dalam KeluargaÂ
Komunikasi antarpribadi dalam kehidupan keluarga merupakan proses pengriman dan penerimaan pesan di antara anggota keluarga dengan berbagai efek dan umpan balik. kita ketahui bahwa anak/ remaja yang dibesarkan dalam lingkungan sosial keluarga yang tidak baik/disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/remaja yang dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis (sakinah). Kriteria keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para ahli, antara lain:Â
1. Keluarga tidak utuh (broken home by death, separation, divorce).Â
2. Kesibukan orangtua, ketidakberadaan dan ketidakbersamaan orang tua dan anak di rumah.Â
3. Hubungan interpersonal antara anggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk).Â
4. Substitusi ungkapan kasih sayang orang tua kepada anak, dalam bentuk materi dar pada kejiwaan (psikologis).
Pada dasarnya anak-anak remaja ini masih mendapatkan perhatian dirumah walaupun didominasi oleh seorang ibu seperti menyiapkan makanan, menanyakan keberadaan sekolah, tetapi mereka juga menganggap seorang ayah memberikan perhatiannya kepada keluarga dengan bekerja walaupun waktu untuk bersama agak berkurang, namun anak-anak ini menilai ayah mereka seorang yang bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selanjutnya untuk kakak/adik serta saudara yang tinggal dirumah oleh para responden dijelaskan dalam interaksi yang terjadi di dalam rumah, saling bertegur sapa dan suasana akrab bisa dirasakan sampai saat ini.
Para remaja lebih menganggumi figur seorang ibu, tetapi bukan berarti tidak menganggumi figur seorang ayah. Namun dalam keseharian mereka selalu melihat kegiatan yang dilakukan seorang ibu nyata, sedangkan pekerjaan ayah cenderung di luar rumah sehingga seorang anak hanya bisa melihat tanggung jawab dari pihak ayah adalah memenuhi kebutuhan keuangan dari mereka. Pertumbuh dalam keluarga yang harmonis, walaupun menurut mereka pertengkaran memang ada diantara anggota keluarga, namun bisa diatasi dan tidak menjadi halangan bagi pertumbuhan mereka sebagai remaja karena segala persoalan dalam rumah bisa mereka komunikasikan. Mengindikasikan bahwa kehidupan para remaja masih senang bermain dengan teman sebaya mereka, bermain di Mall dan menghabiskan waktu dengan media sosial. Masalah yang dialami remaja masa kini. Tekanan-tekanan sebagai akibat perkembangan pada masa remaja, ditambah dengan tekanan akibat perubahan kondisi social budaya serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seringkali mengakibatkan timbulnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri atau gangguan perilaku. Â
Daftar PustakaÂ
Widjaja, H. A. W. (2000). Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta
Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Kartini, Kartono. (1992) Psikologi
Perkembangan Anak. Jakarta: Gramedia.
Ali, M dan Asrori, M. (2004). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Sakti, G., Sulung, N. (2020). Komunikasi
dalam Keluarga terhadap Perilaku Menyimpang Anak dan Remaja(Sistematic Review). Jurnal Human Care,5(2),522-538. http://dx.doi.org/10.32883/hcj.v5i2.791
Koraag, N., Sondakh, M., & Tangkudung,
J. P. M. (2021). Peranan Komunikasi
Antar Pribadi Orang Tua dalam
Mengantisipasi Tindak Kriminal Anak
Remaja di Desa Pineleng 1. Jurnal Ilmu Komunikasi,3(3), 1–11. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/34913
Utami, A. C. N., & Raharjo, S. T. (2021). Pola Asuh Orang Tua Dan Kenakalan Remaja. Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial, 4(1), 1-15.
https://doi.org/10.24198/focus.v4i1.2
2831
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H