Namun hingga detik ini masih juga belum terusut secara tuntas mengenai peristiwa tersebut dapat terjadi, sampai pada detik ini pun di wilayah Kota Malang banyak terdapat bendera bertuliskan usut tuntas, sebagai bentuk aspirasi masyarakat pada pemerintah agar permasalahan ini segera terselesaikan.
Dari kedua permasalahan diatas, banyak masyarakat yang berinisiatif untuk selalu mendesak pemerintah agar segera menyelesaikan kasus-kasus tersebut, namun nyatanya baik kasus yang sudah lama maupun yang baru terjadi masih sama-sama belum terpecahkan secara jelas siapa pelaku utamanya, dan apa motifnya sehingga tindakan-tindakan yang mengganjal perlu dilakukan, dengan fakta ini apakah negara kita masih bisa disebut demokratis, padahal banyak dari masyarakat bersuara, sampai mereka turun kejalanan.
Ada juga yang sampai mendatangi gedung-gedung pemerintahan daerah, apakah para wakil-wakil kita yang bertugas menyuarakan suara rakyat kepada pemerintahan yang tidak berfungsi, atau memang negara ini hanya demokratis secara tertulis, tetapi pada dasarnya negara kita memang demokratis hanya saja pelaku yang seharunya melaksanakan enggan atau kurang kesadaran untuk melaksanakan nya, mereka masih mementingkan kemanan dari posisi-posisi yang mereka miliki dan sibuk memperkaya diri, karena ada juga peristiwa dimana suara rakyat menang, yaitu pada masa penurunan Pak Soeharto.
Pada masa itu banyak dari kalangan mahasiswa yang menyuarakan suaranya. Yang berarti negara kita memanglah sebuah negara demokratis, namun masih terdapat beberapa oknum yang enggan melaksanakan dan menerapkan, dengan bertingkah sesukannya dan berlindung dibalik jabatannya. Dan kita sebagai warga negara memang mempunyai hak dalam turut serta dalam pemerintahan, tatapi kita juga tidak hanya mengkritik karena segala permasalahan yang ada pada negara juga merupakan tanggung jawab kita bersama, jadi perlu adanya kesinambungan antara masyarakat dan pemerintah dalam mengatasi segala permasalahan yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H