Mohon tunggu...
Rahmadan Syah
Rahmadan Syah Mohon Tunggu... -

Masyarakat awam yang mencari keridhoan Allah SWT

Selanjutnya

Tutup

Money

Pakan Ikan Bersubsidi?

22 Agustus 2011   09:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:33 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Memang sudah kodrat nya menjadi bangsa indonesia harus cerdas. karena semua urusan di negara ini harus di sikapi dengan kelakuan dan intrik yang cerdas, sampai-sampai ada motto "kerja cerdas lebih baik dari kerja keras". kalau saya menanggapi moto ini adalah bagaimana kita harus punya kecerdasan dalam berintrik dan dan berspekulasi untuk mendapatkan sesuatu yang kita anggap sebagai hasil kerja kita, tak perlu kerja keras kalau kita bisa mengandalkan otak dan penampilan kita dalam berintrik dan berspekulasi hingga hasil tercapai dengan menghisap darah sang pekerja keras alias petani, peternak  dan kaum buruh serta pengusaha skala rumah tangga. itulah indonesia.

Memang sudah kodrat menjadi warga negara indonesia seperti tidak bernegara apalagi bagi petani dan peternak kecil. terperhatikan tapi terpinggirkan, terbantukan tapi terbiarkan, terangkulkan tapi tersoliterkan. kenapa?

saya juga bingung. karena tulisan saya juga gak nyambung. gak papa nanti saya edit sebagai bahan tulisan yang lain,,hehehe..ma'af karena emosi dan sebel bel bel bel... liat kelakuan manusia indonesia makin banyak yang keblinger.

peternak ikan di negara kita mungkin tak semujur petani lainnya. kenapa, kalau petani di subsidi pupuknya, tetapi peternak ikan tidak di subsidi pakan ikannya yang merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya ikan sama seperti pupuk dalam pertanian.

peternak ikan terutama para peternak kecil berjuang sendirian bagaimana cara mengurangi pengeluaran biaya produksi dari sisi pakan. kalau dituruti konversi pakan dengan pengaplikasian pakan pabrikan ujung-ujungnya bakalan buntung alias rugi bin tumpur. pemerintah seolah-olah tutup mata terhadap realita ini, para pejabat mulai dari dinas kabupaten, sampai kementerian pura-pura gak tau, pura-pura gak ngerti masalah padahal staf ahli kementerian ada berapa ya? masa mereka gak bisa liat kenyataan dan mikir mencari solusi bagaimana bisa meningkatkan taraf hidup peternak ikan.

sudah sewajarnya subsidi tidak hanya untuk BBM, Pupuk, Listrik tapi juga Pakan Ternak ikan. coba, berapa luas perairan tawar dan luasan lahan yang potensi dijadikan lahan budidaya ikan? berapa luas lautan dan pantai yang potensi untuk budidaya ikan?

sebagai contoh, petani lele kita, sibuk berdiskusi, sibuk mencari informasi, sibuk beruji coba untuk menemuk formula pakan murah yang bisa mendapatkan FCR yang profitable. mungkin ada yang bilang, itukan bagus malah membuat petani kita inovativ dan kreatif. opini ini mungkin cocok bagi peternak bermodalkan besar, tapi bagi petani kecil tentu akan menghabiskan energi dan waktu mereka yang bisa mengganggu asap dapur.

Pemerintah sendiri masih sibuk membentuk strain-strain unggul yang cepat besar, jumbo, tapi melupakan FCR nya. Food Consumption Rate nya tetap saja masih menyulitkan petani bermodal kecil.

Jadi tak ada salahnya pemerintah mensubsidi pakan ikan.

ada burung burung belibis

biar gak nyambung yang penting nulis..

(sambil nunggu buka )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun