Mohon tunggu...
Rahmad Alkhadafi
Rahmad Alkhadafi Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Komersialisasi Agama dalam Perumahan Syariah di Indonesia

16 Juni 2024   16:33 Diperbarui: 16 Juni 2024   16:35 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumhttps://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSBxiTJrgOWlRCmKFdNvSbpAisKZMgsbhrW0g&sber gambar

Perkembangan industri perumahan di Indonesia tidak lepas dari pengaruh berbagai faktor, salah satunya adalah agama. Dengan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam, nilai-nilai agama menjadi elemen penting yang mempengaruhi preferensi dan keputusan konsumen dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam memilih tempat tinggal.

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep perumahan syariah telah menjadi tren yang menarik perhatian banyak pihak, baik dari sisi konsumen maupun pengembang. Hal ini karena perumahan syariah tidak hanya menawarkan hunian yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, tetapi juga lingkungan yang mendukung praktik keagamaan sehari-hari.

Keberadaan perumahan syariah ini mencerminkan bagaimana agama bisa menjadi faktor penentu dalam keputusan investasi dan konsumsi masyarakat. Pengembang melihat peluang besar dalam pasar ini dan berusaha memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan hunian yang tidak hanya aman dan nyaman, tetapi juga sesuai dengan nilai-nilai yang Islami.

Mengapa perumahan syariah menjadi populer?

1.Permintaan Pasar

Dengan sebagian besar populasi Indonesia yang beragama Islam, terdapat potensi pasar yang besar untuk produk dan layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Potensi ini tidak hanya terbatas pada industri perumahan, melainkan juga mencakup berbagai bidang lain seperti perbankan, asuransi, makanan, minuman, fashion, dan pariwisata yang mengikuti prinsip-prinsip syariah. Dalam hal perumahan, permintaan akan hunian yang mematuhi prinsip-prinsip syariah terus meningkat sejalan dengan kesadaran masyarakat Muslim akan pentingnya menerapkan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan mereka. Situasi ini membuka peluang besar bagi pengembang properti untuk mengembangkan dan memasarkan perumahan yang tidak hanya memenuhi standar fisik dan estetika, tetapi juga memenuhi kebutuhan spiritual para konsumen.

Selain itu, dukungan kebijakan pemerintah terhadap perkembangan ekonomi berbasis syariah, seperti melalui regulasi yang mengatur pembiayaan syariah dan memberikan insentif kepada pengembang yang membangun perumahan sesuai prinsip syariah, juga berperan dalam mendorong pertumbuhan pasar ini. Dengan meningkatnya pendapatan dan kesadaran religius di kalangan masyarakat, produk dan layanan yang memenuhi standar syariah semakin diminati. Pengembang yang berhasil menyatukan prinsip-prinsip syariah dalam produk mereka dengan baik berpotensi mendapatkan kepercayaan dari konsumen Muslim yang jumlahnya terus bertambah.

2.Kesadaran Religius

Meningkatnya kesadaran religius di kalangan masyarakat Muslim membuat perumahan syariah menjadi pilihan yang lebih diutamakan. Hal ini karena perumahan syariah tidak hanya menawarkan solusi yang memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga spiritual. Dengan hadirnya perumahan yang dirancang khusus untuk mendukung praktik ibadah seperti menyediakan mushola, lingkungan yang kondusif untuk kegiatan keagamaan, serta tata ruang yang memperhatikan arah kiblat, para penghuni merasa lebih nyaman.

Selain itu, peningkatan kesadaran akan pentingnya menghindari praktik transaksi yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam, seperti riba, telah membuat sistem pembiayaan syariah yang bebas bunga menjadi semakin menarik. Program-program edukasi dan kampanye yang dilakukan oleh berbagai lembaga keagamaan dan komunitas Muslim juga ikut berperan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat akan relevansi menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pilihan terhadap perumahan syariah tidak hanya bersifat ekonomis, melainkan juga merupakan bukti dari komitmen religius yang dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun