Mohon tunggu...
Rahmad Alkhadafi
Rahmad Alkhadafi Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Review Buku #11: Apology

19 Februari 2024   17:18 Diperbarui: 19 Februari 2024   17:22 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku hanya bertanya, tidak mengajari siapa pun, apa pun.

Ini adalah pernyataan Socrates saat diminta berhenti berfilsafat.

Buku "Apology" yang ditulis oleh Plato adalah karya klasik yang memiliki nilai filosofis tinggi. Dalam buku ini, Plato menciptakan dialog antara Socrates, seorang filsuf terkenal, dan para pendukungnya yang membahas konsep keadilan, kebenaran, dan hakikat manusia. Apology merupakan catatan transkripsi dari pidato pembelaan diri Socrates di hadapan pengadilan Athena pada abad ke-4 SM. Buku ini tidak hanya memberikan gambaran tentang kehidupan Socrates, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam tentang filsafat dan etika.

Buku ini memulai perjalanan filosofis dengan memperkenalkan kita pada konteks sejarah dan kehidupan Socrates. Socrates dituduh merusak pemuda dan menghujat dewa-dewa kota. Dalam pembelaannya, Socrates memaparkan pemikiran filosofisnya yang didasarkan pada metode dialektika. Dia menegaskan bahwa tujuannya adalah mencari kebenaran dan memotivasi orang untuk merenung tentang nilai-nilai hidup.

Salah satu aspek menarik dari buku ini adalah pembahasan tentang konsep keadilan. Socrates menjelaskan bahwa ia memilih mengikuti panggilan batinnya, bahkan jika itu berarti menghadapi hukuman mati. Konsep keadilan dalam Apology menciptakan refleksi mendalam tentang kewajiban moral individu terhadap negara dan bagaimana tindakan seseorang seharusnya sesuai dengan nilai-nilai moral yang diyakini.

Selain itu, buku ini juga menggambarkan perdebatan antara Socrates dan para pendukungnya dengan masyarakat pada saat itu. Pembahasan ini memberikan pemahaman tentang konflik antara pemikiran filosofis yang revolusioner dan norma-norma sosial yang ada pada saat itu.

Penting untuk dicatat bahwa melalui Apology, Plato tidak hanya menciptakan narasi sejarah tentang Socrates tetapi juga menyampaikan pesan etika dan moral kepada pembaca. Pemikiran Socrates mengajak kita untuk merenung tentang nilai-nilai hidup, keadilan, dan pentingnya mengikuti nurani dalam menghadapi tuntutan moral.

Penutup
Buku "Apology" dapat dianggap sebagai karya sastra filosofis yang membangkitkan rasa ingin tahu dan pemikiran kritis. Meskipun ditulis pada abad ke-4 SM, gagasan-gagasan yang diuraikan masih relevan hingga hari ini. Apology mengajak kita untuk mempertanyakan nilai-nilai dan norma-norma yang kita anut, serta merenung tentang pentingnya mengikuti kebenaran dan keadilan dalam hidup kita. Sebagai pembaca, kita diajak untuk mengeksplorasi makna kehidupan dan moralitas, membuat buku ini tetap relevan dan memikat selama berabad-abad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun