Mohon tunggu...
Rahmad Alkhadafi
Rahmad Alkhadafi Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar

Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Buku #4 Retorika

11 Januari 2024   07:30 Diperbarui: 11 Januari 2024   10:23 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembahasan Aristoteles juga merambah ke dalam dunia kompleks jenis argumen, membaginya menjadi tiga, yaitu deliberatif, demonstratif, dan judicial. Aristoteles menguraikan bagaimana setiap jenis argumen memiliki konteks dan tujuan yang berbeda, memperluas wawasan kita tentang berbagai cara menyampaikan pesan.

Melalui pandangan silogisme, Aristoteles membimbing kita dalam memahami alur berpikir deduktif, di mana premis-premis yang diberikan mengarah pada suatu kesimpulan yang tak terbantahkan. Inilah dasar untuk merangkai argumen yang logis dan persuasif.

Saat membahas struktur pidato, Aristoteles tidak hanya memberikan panduan praktis tetapi juga mengajarkan kita seni membangun momentum dalam presentasi. Bagaimana sebuah pidato dibuka dengan pengantar yang memikat, dikembangkan melalui perbincangan yang mendalam, dan ditutup dengan kesan yang kuat, semuanya adalah bagian integral dari retorika yang efektif.

Dengan menguraikan konsep-konsep ini, Aristoteles membuka pintu bagi pembaca untuk memahami bahwa retorika bukanlah sekadar sekumpulan keterampilan berbicara, melainkan seni yang memadukan karakter, emosi, dan logika. Ini adalah alat yang dapat membentuk opini, menggerakkan hati, dan mengubah pandangan. Sebagai pembaca, kita diundang untuk merenung, menggali, dan mengasimilasi kebijaksanaan Aristoteles dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara dan meyakinkan kita.

Penutup
Salah satu pelajaran penting yang kita dapatkan dari "Retorika" adalah pemahaman bahwa kekuatan kata-kata bukanlah sekadar alat komunikasi, tetapi sebuah senjata yang mampu membangun atau meruntuhkan. Aristoteles menekankan bahwa karakter dan kredibilitas pembicara (Ethos) bukanlah hanya pendukung, melainkan fondasi esensial dari persuasi. Oleh karena itu, pelajaran pertama yang dapat kita terapkan adalah kebutuhan untuk membangun dan merawat integritas kita. Dalam kehidupan sehari-hari, berlaku jujur, konsisten, dan dapat diandalkan adalah modal yang tak ternilai.

Selanjutnya, konsep Pathos mengajarkan kita untuk tidak mengabaikan kekuatan emosi dalam berkomunikasi. Menyadari dan menghormati perasaan orang lain, serta menggunakan daya tarik emosional secara bijak, dapat memperkuat pesan kita. Dalam relasi sehari-hari, ini dapat diterapkan dengan menjadi pendengar yang baik, memahami perasaan orang lain, dan mengekspresikan empati. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan memahami dan meresapi emosi orang lain akan membawa hubungan kita menuju kedalaman yang lebih besar.

Logos, sebagai fondasi logika dan argumen yang kokoh, mengajarkan kita untuk menghargai kekuatan logika dalam membangun persuasi. Kesalahan pemikiran dan argumen yang lemah dapat merusak pesan kita. Dalam kehidupan sehari-hari, penting bagi kita untuk berpikir kritis, menilai informasi dengan hati-hati, dan menyusun argumen kita dengan premis-premis yang kuat.

Dari jenis-jenis argumen hingga silogisme, Aristoteles menghadirkan kita pada pemahaman yang lebih mendalam tentang kompleksitas retorika. Dalam aplikasi praktisnya, kita dapat belajar untuk menyampaikan ide-ide kita secara lebih efektif, membangun argumen yang meyakinkan, dan mempengaruhi orang lain dengan cara yang positif.

Tidak kalah penting, Aristoteles membawa kita ke dalam pengertian bahwa retorika bukanlah sekadar keahlian untuk orator atau ahli pidato. Retorika adalah seni yang dapat digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Dari percakapan santai hingga situasi formal, kemampuan berbicara dan meyakinkan dapat membuka pintu peluang, membangun hubungan yang kuat, dan membentuk pandangan dunia.

Dengan demikian, mari kita membawa pelajaran-pelajaran ini ke dalam kehidupan sehari-hari. Bangun integritas kita (Ethos), terhubung dengan emosi orang lain dengan bijak (Pathos), dan bawa argumen kita dengan logika yang kokoh (Logos). Maka kita dapat melangkah maju sebagai individu yang mampu berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan yang kuat, dan membawa pengaruh positif dalam dunia yang kita hadapi dalam hidup ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun