Mohon tunggu...
Rahmad Nasir
Rahmad Nasir Mohon Tunggu... Dosen - Rahmad Nasir lahir di Kabupaten Alor. Dosen STKIP Muhammadiyah Kalabahi

Rahmad Nasir lahir di Kabupaten Alor. Dosen STKIP Muhammadiyah Kalabahi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Misi Suci Sultan Kimales Gogo di Lerabaing

19 Maret 2021   14:53 Diperbarui: 19 Maret 2021   15:17 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MISI SUCI SULTAN KIMALES GOGO DI LERABAING 

 

  • PENDAHULUAN 
  • Dengan memohon petunjuk dan Hidayah Allah SWT penulis mencoba untuk menulis misi suci Sultan Kimales Gogo di Kerajaan Kui-Lerabaing berdasarkan penuturan riwayat Sultan Kimales Gogo oleh para leluhur .
  • Dasar 
  • Sejak Zaman Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW, Allah SWT telah mengutus para Rasul untuk tiap-tiap umat yang bertugas untuk menyerukan kebenaran dan melenyapkan kebathilan. Hal ini menunjukkan betapa besar kasih saying Allah SWT terhadap umat manusia yang tidak rela membiarkan mereka dalam kesesatan yang berkepanjangan.
  • Firman Allah SWT :
  • "Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) sembahlah Allah saja dan jauhilah syaithan dan apa saja yang disembah selain Allah itu. Maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan adapula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya, maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)". (Q.S AN-NAHL:36)

  • Maksud dan Tujuan 
  • Misi suci perjalanan Sultan Kimales Gogo dari Maluku-Ternate (Masa Kesultanan MUDZAFFAR tahun 1610-1627) tiba di Lerabaing Ibukota Kerajaan Kui untuk menyebarkan Agama Islam. Kisah perjalanan Sultan Kimales Gogo pada tahun 1623 mendarat di Pantai Utanggal lokasi pasir putih 300 M dengan sebuah perahu dengan nama Arabey dan bukti jangkar ada di depan rumah sultan. Jarak antara pantai Utanggal dan ibukota Kerajaan Kui Lerabaing 3 KM.
  • Sebelum Sultan Kimales Gogo berjalan kaki menuju ibukota Kerajaan Kui Lerabaing, beliau melihat sebuah batu besar terletak di pantai Utanggal. Dengan niat yang suci beliau menendang batu besar itu berpindah tempat dari pasir putih kearah padang 300 M dan batu itu diberi nama Batu Kimales. Ketiak beliau menendang batu itu dengan niat jika batu itu berpindah tempat maka beliau bisa mengajak penghuni ibukota Kerajaan Kui Lerabaing. Dalam perjalanan 1,5 KM beliau tiba di Gua Barin untuk beristirahat.
  • Dalam beliau beristirahat itulah, ibu-ibu dari penghuni ibukota Kerajaan Kui Lerabaing datang di Barin untuk mencari Meting (Kerang dan Siput) mereka melihat ada orang yang tidak dikenal ada beristirahat di Gua Barin, dengan sangat ketakutan ibu-ibu itu pulang ke Lerabaing dan menyampaikan kepada Raja Kinanggi Atamalei (Tahun 1620).
  • Atas berita dari ibu-ibu tersebut Raja Atamalei mengutus beberapa orang dengan perlengkapan perang (Busur, anak panah dan kelewang), datanglah mereka di Barin (Gua) untuk melihat apakah benar atau tidak, ternyata bahwa benar ada orang yang tidak dikenal di dalam gua tersebut.
  • Orang-orang yang diutus oleh Raja Kinanggi Atamalei itu menyampaikan beberapa pertanyaan, namun tidak dijawab oleh Sultan Kimales Gogo. Orang-orang utusan raja itu mencoba untuk melepaskan anak panah sebagai upaya untuk menakuti Sultan namun ternyata anak panah yang dilepaskan kesasaran Sultan Kimales Gogo beralih sasaran ke orang-orang utusan raja.
  • Dengan kejadian yang aneh itu orang-orang utusan raja Kinanggi Atamalei itu kembali menyampaikan kepada Raja, atas hal yang aneh itu.
  • Dengan pikiran yang bijak Raja Atamalei Kinanggi mengatakan bahwa kalau kejadian yang demikian maka itu bukan orang biasa tetapi orang keramat, jadi kalian pergi dan ajak dia secara baik dan penuh santun untuk datang di Kampung Lerabaing (Ibukota Kerajaan Kui).
  • Datanglah orang-orang utusan Raja itu menernui Sultan Kimales Gogo sesuai amanat Raja Atamalei untuk bersama Sultan ke Ibukota Kerajaan Kui Lerabaing.
  • Ketika Sultan Kimales Gogo bersama-sama dengan orang-orang utusan Raja hendak memasuki Kampung Lerabaing, beliau beristirahat lagi di gua bodan gapon dan meminta agar kampung Lerabaing itu harus dibersihkan baru beliau bisa masuk yaitu hewan peliharaan yang di larang oleh ajaran agama Islam harus dibawa keluar kampung Lerabaing, atas permintaan tersebut dapat dipenuhi oleb Raja Kinanggi Atamalei dan penghuni kampung, dengan demikian Sultan Melangkahkan kaki memasuki ibukota Kerajaan Kui Lerabaing.
  • Hubungan Kemasyarakat dan Persaudaraan
  • Kehadiran Sultan Kimales Gogo di Ibukota Kerajaan Kui Lerabaing path tahun 1626 itu dimasa kekuasaan Raja Kinanggi Atamalei dengan penahuni yang berdomisili di ibukota Kerajaan Kui terdiri dari :

a. SUKU LEER (SUKU RAJA) terdiri dari :

  • LEER (RAJA) dengan rumah adat Leer Qu
  • Etniis Palaimalei dengan Rumah Adat Bitan Palai Ou, Bolangkai Ou dan Atpadei Ou
  •  Etnis Koyas dengan Rumah Adat Sawaro

b. SUKU KOILELAN terdiri dari :

  • Etnis Kamusba dengan Rurnah Adat Tuk'ou, Bakin Ou dan Sawaro
  • Etnis Olelan dengan Rumah Adat Leiban Tenamisa, Leiban Bersei (Rumah tersimpan pisau khitan Sultan dan Khutbah) dan Leiban Bermaran.

c. SUKU KELETA WAS terdiri dari :

  • Rumah Adat Matai Ou
  • Rumah Adat Munat Ou

d. SUKU MALANGKABAT terdiri dari :

  • Rumah Adat Matai Ou
  • Rumah Adat Antubul
  • Rumah Adat Sabandar
  • Rumah Adat Saiman
  • Rumah Adat Leba Ou (Rumah Adat Sultan)
  • Upaya Pemahaman Agama Islam
  • Upaya yang dilakukan oleh Sultan Kimales Gogo terhadap penghuni ibukota Kerajaan Kui yang kondisi animisme itu berangsur-angsur mengikuti ajaran Islam yang disampaikan oleh Sultan Kimales Gogo, namun ada Etnis Olelan yang tidak sungguh-sungguh mengikuti ajaran Agama Islam yang disampaikan oleb Sultan Kimales Gogo yaitu mereka mengikuti Sultan untuk melaksanakan Sholat tetapi mereka juga tetap memelihara ternak yang di larang oleh ajaran agama Islam.
  • Akhirnya Sultan Kimales Gogo memberi sumpah kepada etnis Olelan dengan pisau khitanan yang dibawab Sultan Kimales Gogo agar mereka tidak boleh lagi memelihara ternak yang di larang oleh ajaran agama Islam, jika mereka tidak mentaati sumpah tersebut maka pisau khitanan memusnahkan jiwa mereka, dan orang Olelan diberikan kepercayaan oleh Sultan Kimales Gogo sebagai Modin untuk melaksanakan tugas khitanan hingga saat ini. Oleh karena itu pisau khitanan Sultan sekarang masih tersimpan dirumah Leiban Bersei (Rumah Modin Ou).
  • Pembangunan Masjid
  • Atas kerjasama yang harmonis antara Sultan Kimales Gogo dan Raja Kinanggi Atamalei serta didukung oleh penghuni yang mendiami Kampung Lerabaing, maka dibangunlah sebuah Masjid yang sekarang diberi Nama Masjid At Taqwa Lerabaing pada tahun 1632, berukuran secara keseluruhan 7,90x7,80 Meter terdiri dan Bangunan Utama dan serambi.
  • Bangunan Masjid mempunyai 4 (empat) Tiang Utama (Ka'bah) serta 20 (dua puluh) Tiang Penopang dalam bentuk Rumah Panggung.
  • Pada Empat Tiang Utama (Ka'bah) diukir atau dihiasi oleh masing-masing suku, yaitu :
  • a. Suku Leer dengan ukran tiang utama Ka'bah pada sisi Timur Laut;
  • b.  Suku Koilelan dengan ukiran tiang utama ka'bah pada sisi Barat Laut;
  • c.  Suku Keletawas dengan ukiran tiang utama ka'bah pada sisi Tenggara;
  • d.  Suku Malangkabat dengan ukiran tiang utama ka'bah pada sisi Barat Daya.
  • Menurut penuturan riwayat bahwa ketika Masjid hendak didirikan atas permintaan Sultan Kimales Gogo agar ketika waktu Subuh kampung Lerabaing harus dikosongkan (penghuni) diungsikan sehingga Sultan Kimales Gogo sendiri yang akan mendirikan 4 (empat) tiang uatam ka'bah. Permintaan tersebut dipenuhi oleh penghuni Ibukota Kerajaan Kui dan ketika menjelang Zuhur penghuni kampung Lerabaing kembali ke kampung ternyata bahwa 4 (empat) tiang utama ka'bah telah didirikan oleh Sultan Kimales Gogo.

  • Barang/Benda Bawaan
  • Kedatangan Sultan Kirnales Gogo dengan membawa barang/benda berupa :
  • a. Al-Qur'an (telah terbakar), ketika perang dunia ke 2 sekutu membombardir ibukota     Kerajaan Kui Tahun 1942;
  • b.  2 (dua) buah khutbah yaitu Khutbah Idul Fitri dan Idul Adha;
  • c. Tiongkat 3 (tiga) buah;
  • d. Rotan 2 (dua) buah;
  • e. Pisau penyembelih hewan 2 (dua) buah;
  • f.  Pisau Khitanan 1 (sam) buah.
  • Barang/benda tersebut sekarang masih tersimpan yaitu :
  • a. 2 (dua) buah Khutbah dan I (satu) buah pisau khitan tersimpan dirumah Leiban Bersei (Rumah Modin Ou);
  • b. 2 (dua) buah pisau penyembelih hewan tersimpan dirumah Leba Ou (Rumah Sultan);
  • c 3 (tiga) buah tongkat dan 2 (dua) buah rotan tersimpan didalam Masjid At-Taqwa Lerabaing

  • Riwayat Sultan
  • Sultan Kimales Gogo semasa hidup di Ibukota Kerajaan Kui Lerabaing telah menikah dengan seorang isteri dan dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Atakul dan mencapai usia remaja telah berpulang kerahmatullah.
  • Sultan Kimales Gogo meninggal dunia pada tahun 1715, dapat disaksikan bahwa didepan Masjid At-Taqwa Lerabaing terdapat kuburan Sultan Kimales Gogo dipancang 3 (tiga) buah batu nisan yaitu :
  • a. Batu Nisan 1 untuk Sultan Kimales Gogo;
  • b. Batu Nisan 1 untuk Isteri Kimales Gogo;
  • c. Batu Nisan I untuk anak Sultan Atakul Gogo.
  • Dengan demikian berakhirlah keturunan Sultan Kimales Gogo di ibukota Kerajaan Kui Lerabaing.

II. PENUTUP

Demikianlah riwayat singkat misi suci Sultan Kimales Gogo di Lerabaing ibukota Kerajaan Kui.

Moru, 10 Juli 2020/19 Zulkaidah 1441 H

Penulis

MOH. ARIFIN ASA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun