Mohon tunggu...
Rahmad Wijaya
Rahmad Wijaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya orang yang kesana-kemari untuk belajar

Semua kisah yang terjadi adalah seni di dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Integrasi Transportasi Bukan Hanya untuk di Jakarta

20 Januari 2023   04:20 Diperbarui: 20 Januari 2023   09:32 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : Jabarnews.com

Kereta Cepat Jakarta Bandung atau KCJB, sudah mencapai di angka 91%. Meskipun ada beberapa hambatan soal kelebihan anggaran yang membengkak, namun pada akhirnya Pemerintah terus melanjutkan pembangunan Kereta Cepat ini. 

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung menjadi simbol revolusi Transportasi di Indonesia. Pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung di harapkan dapat memudahkan Mobilitas Masyarakat di dua daerah tersebut, dengan waktu tempuh yang sangat singkat dalam kisaran waktu 36-45 menitan saja.

Transportasi Jakarta yang terus Meningkat


Dari tahun ke tahun perkembangan Transportasi di Jakarta terus meningkat, mulai dari Busway atau yang kita kenal sekarang adalah Transjakarta. LRT sebagai Transportasi terbaru yang siap melayani mobilitas masyarakat di Jakarta. Busway sudah ada sejak zaman kepemimpinan Pak Sutiyoso sebagai Gubernur DKI Jakarta kala itu, hingga kini Jakarta di pimpin PLT Gubernur bapak Heru Budi Hartono. 

Dari masa ke masa Transjakarta sudah mengalami banyak perubahan, perubahan dalam pelayanan di dalam bus, metode pembayaran, hingga halte bus yang sudah menyesuaikan zaman. 

Dulu yang kita ketahui Transjakarta saat pertama kali bercorak warna kuning dan oranye, kini menjadi warna biru bahkan banyak lainnya. Desain livery bus yang makin menunjukkan Transjakarta sebagai moda transportasi yang modern.


Tidak hanya Transjakarta saja yang berbenah, tapi juga ada pembangunan moda Transportasi lainnya Seperti MRT menandakan bahwa Jakarta sebagai Ibukota negara membenahi Transportasinya untuk menunjang kebutuhan mobilitas masyarakatnya. 

MRT juga di harapkan dapat menyerap masyarakat Jakarta untuk beralih ke moda transportasi umum. Fasilitas yang di sediakan jika di lihat-lihat sangat memadai, mulai dari fasilitas Stasiun yang sangat lengkap seperti Toilet yang bersih, dan bahkan lift saja tersedia sebagai pelayanan. 

Sebagai sebuah layanan tambahan untuk menunjang kebutuhan mobilitas masyarakat Jakarta dan juga Masyarakat dari beberapa kota Penyangga Jakarta, pembangunan LRT juga di harapkan dapat menyerap Masyarakat dapat beralih ke moda Transportasi Umum daripada menggunakan Kendaraan Pribadi. 

Tarif LRT yang cukup murah, Fasilitasnya yang lengkap, rutenya juga Strategis. Ini menjadi kemungkinan suatu saat LRT juga akan menjadi Primadona Transportasi Umum bagi Masyarakat.


Di Jakarta bukan hanya LRT dan MRT saja sebagai moda Transportasi berbasis Kereta, Commuter Line sudah hadir lebih dulu untuk menemani Masyarakat Ibukota bermobilitas. Rute yang cukup strategis membuat Commuter Line menjadi pilihan masyarakat. 

Tidak hanya untuk Masyarakat Jakarta saja, namun juga menunjang kebutuhan Mobilitas Masyarakat seperti kota Bogor, Bekasi, Depok, Rangkasbitung, dan Tangerang. 

Kini Commuter Line juga memperpanjang jalurnya hingga ke Cikarang. Ini membuat Commuter Line menyerap Masyarakat di sekitar rute yang di lewati seperti Cibitung, Tambun, dan juga Bekasi Timur untuk menggunakan Commuter Line. 

Tarif yang terjangkau juga menjadi alasan Masyarakat memilih Commuter Line, daripada harus menggunakan Transportasi Angkutan Umum seperti Angkot yang harus melalui jalur umum yang sudah sangat padat, membuat Mobilitas Masyarakat menjadi terhambat.


Sebagai Ibukota Negara, Jakarta jelas menjadi simbol atau sebagai contoh bagi negara kita. Tidak hanya untuk di dalam negeri, tapi juga pandangan negara lain terhadap transportasi di negara ini.

Bukan Hanya Transportasi Jakarta saja yang Perlu di Perbaiki

Surabaya adalah kota Terbesar kedua setelah Jakarta, Surabaya juga menjadi wilayah Metropolitan Terbesar kedua di Indonesia. Dari tahun ke tahun Surabaya juga mengalami banyak peningkatan, bukan hanya saja peningkatan jumlah populasi, tapi juga segi ekonomi dari berbagai sektor, dan dengan pertumbuhan penduduk di Surabaya otomatis mobilitas masyarakat di Surabaya juga mengalami peningkatan. Mobilitas masyarakat di Surabaya yang mengalami peningkatan ini sangat membutuhkan kendaraan sebagai penunjang Mobilitasnya.


Sangat jauh berbeda dibandingkan dengan Jakarta, Surabaya tidak memiliki Commuter Line, tidak memiliki MRT, LRT, bahkan Suroboyo Bus saja jalurnya tidak memiliki jalur khusus, dan juga tidak di dukung oleh jumlah armadanya yang dapat menjawab kebutuhan Mobilitas Masyarakat di Surabaya. Ketika Transportasi Umum di Surabaya tidak dapat menunjang Mobilitas Masyarakat, pada akhirnya masyarakat memilih moda transportasi lainnya. 

Namun Transportasi Umum lainnya di Surabaya juga tidak dapat memenuhi kebutuhan Mobilitas Masyarakat. Kendaraan angkutan umum di Surabaya juga banyak yang sudah berumur tua, tidak hanya untuk kendaraan kecilnya saja, namun Busnya juga, seperti bus dengan rute tujuan terminal Purabaya - JMP, ataupun Pasar Turi. Bus-busnya pun sangat terlihat sekali sudah berumur tua, membuat masyarakat tidak tertarik untuk menggunakan moda Transportasi Umum di Surabaya.

Image : Google Images
Image : Google Images

Surabaya juga mencatatkan penjualan kendaraan bermotor yang cukup tinggi, bukan hanya berjalan satu atau dua tahun saja, namun tingginya penjualan kendaraan ini juga terjadi bertahun-tahun. 

Dengan jumlah populasi penduduk yang tinggi bukan tidak mungkin itu juga mempengaruhi catatan penjualan kendaraan bermotor yang tinggi. Tapi bukan karena itu saja, ketika pihak para penjual kendaraan bermotor ini memiliki penawaran yang menarik untuk memikat masyarakat dapat membeli kendaraan bermotor melalui mereka, itu juga sangat berpengaruh. Para pihak penjual kendaraan juga tidak kehabisan cara, mereka bekerjasama dengan pihak penyedia Pembiayaan. 

Dengan uang muka yang sangat terjangkau itu membuat banyak masyarakat meminangnya. Pada akhirnya masyarakat memilih untuk memiliki kendaraan pribadi dari pada beralih ke kendaraan umum. 

Dengan uang muka 500rb saja masyarakat sudah dapat memiliki sebuah motor matic, yang bisa di angsur selama 36 bulan. Kemudahan-kemudahan yang di tawarkan oleh para pihak penjual kendaraan bermotor, itu yang membuat masyarakat sampai saat ini masih memilih menggunakan kendaraan umum, di tambah dengan pemikiran masyarakat memilih membayar angsuran selama 36 bulan dan dapat mereka miliki. Daripada harus membayar tarif transportasi umum dan dengan keadaan transportasi umum yang tidak dapat menunjang mobilitas masyarakat.

Beberapa waktu belakangan, setiap tahun masyarakat di suguhkan oleh beberapa transportasi online. Bukan hanya Gojek dan Grab saja, tapi juga beberapa Perusahaan Transportasi Online lainnya. Bukan hanya Transportasi Online yang sudah berskala Nasional saja yang hadir, namun juga beberapa Perusahaan Transportasi Online Lokal. 

Gojek dan Grab menjadi start-up yang bergerak di bidang transportasi online, yang kini Gojek dan Grab menjadi salah satu penguasa Transportasi Online dengan ribuan Mitra Pengemudinya yang tersebar hampir di seluruh daerah di Indonesia, terutama di Surabaya. 

Gojek, Grab, dan beberapa Start-up yang bergerak di bidang Transportasi Online menjadi salah satu alternatif pilihan masyarakat Surabaya untuk menunjang Mobilitas mereka. Meski kini tarifnya tidak begitu terjangkau, namun Transportasi Online menawarkan Fleksibilitas yang tentunya membuat Masyarakat pada akhirnya memilih Transportasi Online. 


Bukan hanya Surabaya saja yang mengalami hal ini, namun beberapa kota di sekitarnya seperti Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, bahkan Malang. Di kota lainnya di Jawa Timur seperti Madiun, Pasuruan, Tuban, Lamongan, Probolinggo, Jember juga mengalami hal yang sama. 

Transportasi umum yang tidak dapat menunjang kebutuhan Mobilitas Masyarakat seperti rute yang kurang strategis, jumlah armada, kenyamanan, dan juga batasan waktu Transportasi Umum. 

Di Jakarta mungkin jam 9 malam angkutan umum masih banyak yang berlalu-lalang, bahkan juga ada yang 24 jam. Namun di kota-kota lainnya di luar Jakarta, masyarakat yang masih beraktivitas di atas jam 7 malam saja sudah kesulitan untuk menggunakan transportasi umum. Karena ada beberapa transportasi umum yang jam operasionalnya hanya sampai jam 6 malam saja, yang pada akhirnya membuat masyarakat untuk beralih ke moda transportasi lainnya.

Singapura menjadi negara percontohan transportasi paling dekat dengan Indonesia, negara maju yang memiliki moda Transportasinya yang saling terintegrasi. Tak hanya terintegrasi, namun moda transportasi di Singapura juga punya rute yang Strategis. 

Transportasi di Singapura sudah sangat berkembang dan begitu maju, berbeda dengan Indonesia yang pembangunannya hanya terpusat di Jakarta saja. Memang Palembang pun juga sudah memiliki moda Transportasi yang maju, bahkan LRTnya di bangun lebih dulu daripada di Jakarta.

Semarang dan Jawa Tengah juga memiliki TransJateng yang terus berbenah dari Strategisasi rute maupun Integrasi dengan moda Transportasi yang lain. 

Namun semua itu di rasa masih jauh dan belum cukup untuk menekan Masyarakat untuk beralih ke Transportasi Umum, bahkan kita masih belum bisa menjadi negara yang bisa futurism untuk Zero Emission. 

Alih-alih subsidi untuk kendaraan listrik, agar masyarakat bisa membeli kendaraan listrik dengan cepat, agar visi Zero Emission di Indonesia cepat dapat terlaksanakan. Pastinya subsidi untuk kendaraan listrik itu tidak dengan uang yang sedikit, daripada subsidi itu di berikan untuk orang-orang yang mampu membeli kendaraan listrik yang notabene bahkan lebih banyak golongan masyarakat menengah ke atas daripada bawah, lebih baik dana itu digunakan untuk memperbaiki transportasi umum di Indonesia yang sudah jauh tertinggal dengan negara lain, bahkan transportasi umum ini juga sudah tidak bisa menunjang kebutuhan Mobilitas Masyarakat. 

Sebagai Ibukota Negara, Jakarta jelas menjadi simbol atau sebagai contoh bagi negara kita. Tidak hanya untuk di dalam negeri, tapi juga pandangan negara lain terhadap transportasi di negara ini.

Bahkan untuk memperbaiki transportasi umum di Indonesia memang membutuhkan anggaran yang besar karena Indonesia bukan hanya Jakarta, Bandung, Surabaya, ataupun Palembang. Tapi perbaikan transportasi umum di Indonesia juga pastinya akan berdampak pada lapangan kerja baru, dan juga jelas berdampak untuk mobilitas masyarakat.

Masyarakat tentunya jelas sangat mengharapkan adanya Transportasi yang dapat memenuhi kebutuhan Mobilitas mereka. Tarif yang terjangkau, rute yang strategis, pelayanan yang nyaman, dan tentunya Fasilitas penunjang yang memadai. 

Masyarakat di daerah lain di luar juga pasti sangat iri dengan keberadaan Transportasi Umum yang sangat memadai di Jakarta, berbeda dengan di daerah lain yang masyarakatnya sendiri terpaksa untuk membeli kendaraan pribadi untuk memenuhi kebutuhan Mobilitas mereka karena tempat tinggal ataupun tujuan mereka tidak di lalui oleh transportasi umum, meskipun mereka sadar dalam keadaan tidak begitu cukup layaknya masyarakat Jakarta yang sedang menggunakan Transportasi Umum dengan fasilitasnya yang lengkap. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun