UMKM harus di latih agar mereka mampu menjajakan produknya ke luar negeri. Tapi pada kasus-kasusnya produk-produk mereka yang sampai ke luar negeri, tak di dukung oleh pemerintah dan mereka hanya berjalan sendiri.Â
Pemerintah jangan hanya mecanangkan "UMKM adalah ujung tombak perekonomian Indonesia, kita harus mendukung UMKM", tapi harus ada aksi-aksi yang nyata, permudah semua peraturan birokrasi. Berikan modal bagi pelaku UMKM, bukan di beri utang dengan bunga 30% - 50%.Â
Para Pekerja harus di latih bukan hanya untuk bekerja, tapi di latih untuk menjadi ahli di dalam bidangnya. Ilmu pengetahuan yang luas dan keterampilan perlu di tingkatan.Â
Kita sangat tahu mayoritas lulusan pelajar kita hanya SMA, bahkan SMP. Kita tak sebesar negara tetangga, atau negara-negara besar di Eropa, masalah pendidikan kita bahkan layaknya negara-negara kecil di Afrika.Â
Jangan ngakunya besar, kalau pendidikan kita saja tidak merdeka. Yang perlu di tingkatan bukan pendidikan yang di kota-kota besar, tapi daerah terpencil juga perlu di perhatikan.Â
Sudah berapa lama kita melupakan daerah terpencil ?, Sudah berapa banyak daerah yang kita telah lupakan ?, Apakah seperti itu kita akan menjadi bangsa yang besar ? Jangan bermimpi terlalu tinggi. Itu seperti yang kita ucapkan kepada mereka yang hidupnya terpencil, padahal mimpi mereka besar. Daripada mereka yang hidupnya di kota besar, tapi mimpinya kecil dan rendah.
Apakah kita selama ini benar-benar melihat detail kecil, padahal sesuatu yang kecil itu adalah cara kita untuk menjadi besar.
Negara kita sudah terlalu lama menjadi budak, jika hanya menjadi pekerja, dari zaman penjajah kita juga sudah Romusha. Kalau hanya menjadi pengusaha, kita juga dari dulu sudah jualan sayur keliling komplek. Memangnya jualan sayur untungnya kecil ? Banyak.Â
Kita ingin merdeka, dan berkuasa di negara kita sendiri. Bukan mereka yang menanamkan modalnya untuk perusahaannya di dalam negeri, dan menguasai pasar di Negera kita, kita tahu Negera kita adalah sebuah pangsa pasar yang besar. Tapi biarkanlah kita menjadi penguasa pasar di Negera kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H