Mohon tunggu...
Rahmad Hidayat
Rahmad Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IADU Asahan Daar Al-Uluum

Saya Mahasiswa IAIDU Asahan daar al-uluum, fakultas Dakwah/Prodi KPI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikologi Individu Pengguna Internet

14 Januari 2024   00:13 Diperbarui: 14 Januari 2024   00:13 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Namun berhubung pembahasan ini mengenai dunia online jadi yang akan saya bahas disini adalah tentang komunikasi interpersonal bermedia. Komunikasi media adalah komunikasi yang dilakukan menggunakan media, namun bukan berupa media massa tetapi media lain berupa telepon, faks, surat, email, chat, dll. Komunikasi ini berada di tengah-tengah antara komunikasi antar personal dan komunikasi massa. Hal ini lebih berkembang ketika munculnya media baru yaitu internet. Penemuan internet dan perkembangannya sangat cepat sehingga internet sangat mudah merubah tatanan komunikasi antar manusia. Yang pada awalnya masyarakat lebih menekankan komunikasi tatap muka, namun berubah menjadi menggunakan media, yang lebih sering digunakan adalah telepon selular dan internet. Dengan adanya media Internet yang dapat mempermudah kegiatan para komunikan dalam berkomunikasi serta dampak-dampak positif yang didapatkan dari para pengguna internet tersebut.

Namun tidak menutup kemungkinan bahwa dalam berkomunikasi lewat internet ini mendapatkan hambatan-hambatan, berikut akan saya jelaskan hambatan-hambatan psikologi dalam Interpersonal Online-relation :

Norma dan Etika yang Kurang Berlaku. Sudah tidak jarang bahkan untuk saat ini sudah banyak kita lihat seorang pengguna internet yang terlalu frontal dalam memberikan komentar-komentarnya dijejaring social, saya ambil contoh seperti disitus yahoo.com. berbagai macam orang berkomentar dengan mengeluarkan kata-kata yang seharusnya tidak dikatakan disitu. Jadi sang pengguna ini telah melanggar norma dan etika yang berlaku.

Adanya Identitas Palsu, seperti yang kita lihat sekarang banyak sekali orang yang memalsukan identitasnya. Dalam kata lain dia tidak menjadi dirinya sendiri. Seperti dalam facebook ataupun twitter dan jejaring social lainnya seseorang menggunakan nama lain, tanggal lahir yang tidak sesuai bahkan ada yang menuliskan status-status yang aneh atau kita bisa sebut "AlAY". dan pemalsuan identitas ini biasanya dilakukan hanya karna ingin mendapatkan perhatian yang lebih dari orang-orang sekitarnya[2]

 

C. Perilaku negatif dalam interpersonal online-relation

Dengan seiringnya perkembangan teknologi (IPTEK) yang sangat pesat, membuat perusahaan-perusahaan gadget menciptakan gadget-gadget yang semakin canggih dan semakin mudah untuk dibawa kemana-mana. Begitu juga dengan jaringan yang semakin terbuka luas membuat internet semakin mudah diakses. Menurut (Heidjen, 2000; Hubona & Geitz, 1997; Kwon & Chidambaram, 2000; Malhotra & Galletta, 1999), Individu yang merasa bahwa sebuah teknologi mudah untuk digunakan, maka persepsi kemudahan penggunaan akan meningkat, demikian sebaliknya.

Dengan internet seluruh informasi terupdate dari berbagai penjuru dunia bisa kita dapatkan, begitu juga berbagai macam hal bisa kita dapatkan, sehingga banyak sekali perilaku-perilaku yang dilakukan oleh para pengguna internet, seperti mengakses media sosial, mencari informasi, mengirim dan menerima e-mail, mendownload, chatting, belajar, main games, membaca dan mendownload e-book, menjual dan membeli produk, membaca komik online dan sebagainya.

Namun tak semua hal yang diakses diinternet adalah positif, ada juga hal-hal negatif seperti kecanduan media sosial, kecanduan game online, dan bebasnya mengunjungi situs-situs pornografi. Hal ini menyebabkan munculnya perilaku-perilaku negatif yang tentunya memiliki dampak yang negatif pula.

  • Kecanduan media sosial (twitter dan facebook)

Banyak sekali pengguna internet yang mengakses media sosial seperti facebook dan twitter, mudahnya mengakses media sosial ini, membuat hampir semua orang didunia memiliki account facebook dan twitter. Dengan facebook dan twitter kita bisa berkomunikasi dengan teman lama kita baik di dalam kota, luar kota, ataupun diluar negeri baik yang kita kenal ataupun yang tidak kita kenal. Facebook dan twitter adalah media sosial yang sering kali dikunjungi oleh pengguna internet, sehingga tak sedikit orang yang suka dan kecanduan pada media sosial ini. Bisa kita lihat setiap orang pengguna facebook dan twitter akan membuka tablet, dan smartphonenya 5-10 menit dari setiap celah aktivitasnya. Sebagian besar pengguna media sosial yang mengalami kecanduan sangat sulit terpisahkan dari gadgetnya, satu jam saja ia melepaskan gadgetnya ia merasa seperti ada hal yang kurang dari dalam dirinya, beberapa remaja juga membuka gadgetnya 10 menit sebelum tidur. Pengguna media sosial biasanya melakukan perilaku seperti mengupdate kondisi, dan keberadaan dimana ia berada, namun semakin kesini media sosial seperti facebook dan twitter yag harusnya digunakan untuk berkomunikasi, telah disalahgunakan beberapa orang untuk saling sindir-menyindir melalui status facebok, atau pun compose tweet. Sehingga tak sedikit kasus dari sindir menyindir dengan tak sengaja sampai pada penyemaran nama baik, akibatnya sampai pada ranah hukum. Hal ini sangat disayangkan media sosial yang harusnya di gunakan untuk berkomunikasi dengan baik, tapi justru digunakan dengan fungsi yang tidak semestinya.

  • Kecanduan games online

Tak sedikit pula pengguna internet yang sangat gemar bermain game, selain dpat mengubah mood, games online juga dapat mengurangi stress dari aktifitas yang kita lakukan setiap harinya. Pecandu game online akan menghabiskan 10-12 jam waktunya untuk bermain game online. tak sedikit pengguna games online adalah anak sd, smp, dan sma yang saya temukan diwarnet, mereka bermain game online pada waktu jam sekolah berlangsung, akibatnya tak jarang pecandu game online putus sekolah. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan, jam sekolah yang harusnya di gunakan untuk belajar sebagai bekal masa depan disia-siakan hanya untuk bermain game. Disini peran orang tua sangat dibutuhkan, perhatian orang tua juga konrol dari orang tua bisa mengurangi pecandu game online.[3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun