Mohon tunggu...
Rahmad Ikhwan
Rahmad Ikhwan Mohon Tunggu... wiraswasta -

kadang-kadang menulis, lebih bertipe memoar dan statusnya abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Politik

analog : patrialis, seperti bebe yang dipaksakan bermain di final liga champion

30 Juni 2011   09:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:03 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

sejujurnya saya tercengang dengan pemilihan patrialis akbar sebagai menkunham. saya bergeleng tentang pemilihan tifatul sebagai menkominfo, tetapi level keheranan saya ada dalam tataran biasa saja. bagi saya dengan menkominfo yang buruk seperti apapun, kemajuan teknologi negara ini tidak akan terhambat. beda halnya bila kita berbicara tentang terobosan tentang penyelesaian masalah hukum. pantaskah patrialis ? yang pasti yusril menilainya tidak hanya goblok tapi juga pembohong. boleh saja ada pembelaan terhadap pernyataan ini , yusril terjerat masalah hukum, sehingga pernyataannya cenderung tendensius dan mencari cara untuk menyelamatkan diri. tapi melihat sikap patrialis dan reaksi dari aksi-aksi yang dilakukan oleh yusril, saya jadi menyakini bahwa tuduhan yusril merupakan tuduhan yang bernilai kebenaran. untuk levelnya sebagai menkumham, patrialis memang seperti itu, menyedihkan -- sebut dengan kata ini jika kita enggan dan sungkan untuk melafalkan sebutan bodoh untuknya. terlepas dari banyak perdebatan yang muncul, saya ingin penunjukkan orang nomer satu dijajaran kementrian dilakukan seunjuk dan sejalan dengan penunjukkan menteri kesehatan atau menteri ekonomi. boleh juga mengacu pada penunjukkan menteri lingkungan hidup. peta besar negara ini secara sederhana dapat digambarkan terhadap pemenuhan akan perkembangan ekonomi yang baik, hukum yang tertata, keamanan yang terkendali, perbaikan nasib petani dan tata kelola tenaga kerja. saya percaya untuk masalah-masalah penting dibutuhkan pemimpin-pemimpin mumpuni. dan pelatih hebat selalu bisa mendeteksi pemain hebat dan menempatkannya dengan tepat. maaf untuk pernyataan terakhir saya yang tidak nyambung :D selain patrialis yang sudah saya tuduh, saya juga meragukan pemilihan purnomo sebagai menko polkam/polhukkam, hatta radjasa sebagai menko ekonomi. muhaimin sebagai menteri tenaga kerja. sungguhkan mereka mumpuni ? menarik melihat showdown pemilihan menteri ini, dengan segala tetek bengek berupa pakta integritas, terkait menteri-menteri ini, saya jadi ingin bertanya kepada pemilihnya : "sungguhkan tidak ada figur mumpuni?" bagi saya kondisi tersebut seperti seorang sir alex yang memainkan bebe di partai final liga champion padahal rooney segar bugar. tidak pula karena rooney tersandera hukuman kartu. apapun yang dilakukan bebe, seberapapun kualitas yang bisa dihasilkan dan seberapapun menyedihkan penampilannya, maka kalau pun ia dihujat, pemilihnya pantas pula untuk dihujat. seorang pelatih ditugaskan untuk menentukan pemain dengan tepat, untuk itu ia beroleh kehormatan dan karyanya dihargai. dengan kondisi yang ada, dengan asumsi tuduhan-tuduhan saya benar terhadap pos-pos yang saya sebut. maka saya berasumsi bahwa pos perekonomian tidak penting, hukum tidak mendesak untuk diperbaiki dan tenaga kerja adalah masalah sepele. atau saya melihat pelatih negeri ini hanya memandang ajang yang dihadapi hanya partai persahabatan atau piala liga -- dengan orientasi terendah -- yang sedang dihadapi. sehingga seperti sir alex yang merasa cukup menurunkan bebe, maka si pemimpin merasa cukup menurunkan orang-orang tersebut saja

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun