Mohon tunggu...
Rahmad Ikhwan
Rahmad Ikhwan Mohon Tunggu... wiraswasta -

kadang-kadang menulis, lebih bertipe memoar dan statusnya abal-abal

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Pep Sebaiknya Memang Kalah

17 Mei 2011   02:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:33 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

masih ada 11 hari untuk menanti final liga champion 2011 di new wembley, tapi itu bukan alasan untuk mengulasnya lebih awal. mari menelisik final :) dua taun telah berlalu tapi skuad barcelona dan united nyaris tidak berubah. united telah kehilangan ronaldo. barcelona masih dengan messi yang mengilap tapi tanpa yaya toure yang sukses meraih tropi pertama dalam 35 tahun the citizen. 2 tahun lalu barcelona bersiap dengan treble dan united berniat untuk menjadi tim back to back pertama dalam sejarah liga champion (liga champion, not include european cup club). jadi apapun yang terjadi semua soal sejarah. catatan sejarah akhirnya mengacu pada pep guardiola, pelatih rookie dengan gelaran treble, terlebih diseparuh musim berikutnya, pelengkap tahun 2009, el pep teams melengkapi dengan 3 gelar tambahan yang mungkin diraih. la sexta yang sempurna. masih juga teringat 2 jam sebelum itu saya nyinyir meragukan kapasitas guardiola, selain karena saya memang cenderung mendukung united,dengan back four yang harus diubah dan kelolosan final yang tidak elegan, menurut saya guardiola hanya pelatih yang beruntung beroleh fantasticos barca. final adalah soal passion, kejelian strategi, kekuatan mental dan yang terpenting adalah pendulum putusan Illahi. dan guardiola, menurut saya tak punya itu. faktor terakhir yang luput saya perhitungkan, terbutakan oleh kecintaan pada united (ah cinta utama saya untuk milan sebetulnya). guardiola melukis sejarahnya, tak peduli dengan memperkosa yaya toure untuk bekerja lebih ke belakang. jadi apa yang ingin saya katakan untuk final kali ini. pilihan saya pada united adalah jelas, (cuma milan yang bisa mengandaskannya). namun, tak menghitung pep dengan fantasticosnya adalah kekeliruan yang hanya akan menjadikan saya keledai. kali ini situasi lebih berimbang, lupakan soal kekuatan sementara waktu. united dan barca telah juara liga, dengan cara yang identik pula, menabung satu poin jelang pertandingan akhir. dan liga champion adalah harapan gelar kedua untuk musim ini. beranjak ke venue, united dan barcelona sama-sama meraih gelar pertamanya di wembley (old). menarik pula karena mereka akan berjuang untuk gelar keempat pada gelaran kali ini. ah tetapi untuk memilih terkadang kita harus mengutamakan perbedaan. barcelona adalah tim super offensive di liga champion, united tim dengan kinerja pertahanan terbaik. distingsi yang menarik untuk diadu. jujur saja saya berharap, sir alex menurunkan park ji-sung di final kali ini dan united juara. park memang bagian persona juara 2008, tapi ia tidak bermain di final. malangnya itu berarti asia hingga kini masih menjadi benua terbelakang. belum ada persona juara yang berpeluh di turnamen kasta tertinggi klub-klub eropa tersebut. rasanya juga saya tidak menyiapkan diri untuk terkekeh dan mempertanyakan kepantasan valdes beroleh 3 gelar liga champion, kiper yang bahkan tidak pantas menjadi penghangat bench espana, meski terus-terusan meraih zamora, lambang supremasi performansi kiper la liga. alih-alih dengan kukuhnya van der saar untuk mundur, gelar ketiga untuknya rasanya jauh lebih pantas.dari sisi pelatih tercatat telah ada 5 pelatih sejauh ini yang telah meraih dua gelar liga champion. ottmar hitzfeld, vicente del bosque, carletto ancelloti, jose mourinho dan tentu saja sir alex . menambah jumlahnya menjadi 6 dengan masuknya pep mungkin menarik. tapi ide gelar ketiga pertama untuk seorang pelatih bukankah lebih seksi? dengan jarak 11 hari dari waktu penyelenggaraan, sungguh tak ada diskusi berbau prediksi. ini tentang kasak-kasuk dan pemberian dukungan. prediksi berbau detail, dan dalam sebelas hari line up sungguhlah sulit untuk ditebak pada akhirnya menarik memunculkan perkataan si pembuat onar di kancah benua biru. sakit hati seorang mou berujung tantangan, "mari menjuarai liga champion tanpa kontroversi". barcelona memang malang, sungguh mereka tim yang fantastis tapi lidah mou memang berbisa dan dari sisi pendukung jose mourinho selalu ada celah bahwa ucapannya memang berdasar. paling akhir tanpa mengutamakan keunggulan dan pembicaraan probabilitas yang lebih tinggi, akan lebih adil jika united yang juara. biarkan mou tetap dengan lidah pahitnya dan eropa terus memanas musim depan. el classico mendidih. kita semua mafhum pep sudah diragukan oleh zlatan ibrahimovic, dua tahun lalu saya nyinyir dan hingga kini tak memberi pengakuan meski sadar tak boleh ada kata meremehkan. kekalahan pep akan menghadirkan episode pembuktian untuk gelar tanpa kontroversi melengkapi permainan fantastis barca, itulah dasar pemantik classico musim depan yang kian menyala. meski sesungguhnya tanpa pemantikpun classico tetaplah classico. anda-anda pendukung barcelona, saya sadar tulisan ini adalah sampah :D mari ikut menanggapi :p old wembley 1968 untuk new wembley 2011

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun