Mohon tunggu...
Rahma Azkiah
Rahma Azkiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

berfokus pada pemberian layanan kesehatan yang aman dan efektif melalui pengelolaan obat. Dengan pengetahuan yang mendalam di bidang farmasi, Rahma berkomitmen untuk terus berkembang dalam keterampilan klinis dan komunikasi, serta bertekad memberikan kontribusi terbaik untuk kesehatan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Generasi Z dan Lingkungan: Antara Konsumerisme dan Kesadaran Ekologi

22 Desember 2024   09:21 Diperbarui: 22 Desember 2024   09:21 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Generasi Z sebagai agen perubahan memiliki posisi strategis dalam upaya pelestarian lingkungan global. Sebagai generasi yang lahir di era digital, mereka memiliki karakteristik unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya, terutama dalam cara mereka mengakses, mengolah, dan merespons informasi. Industri fashion cepat menyumbang limbah tekstil dalam jumlah besar, emisi karbon yang signifikan, serta penggunaan sumber daya alam seperti air secara tidak terkendali (Sultan, dkk, 2024).

Meskipun Generasi Z tidak luput dari paradoks konsumerisme, peningkatan kesadaran ekologis di kalangan generasi ini patut diapresiasi. Survei dan penelitian terkini menunjukkan bahwa Generasi Z memiliki tingkat kesadaran lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.

Celah antara kesadaran dan tindakan menjadi tantangan utama dalam mewujudkan Generasi Z sebagai agen perubahan lingkungan yang efektif. Banyak anggota Generasi Z yang secara eksplisit menyatakan kepeduliannya terhadap isu lingkungan, tetapi dalam praktiknya masih melakukan perilaku konsumtif yang bertentangan dengan prinsip keberlanjutan.

Isi

Profil Generasi Z dan Karakteristik Konsumtif

Generasi Z, yang umumnya didefinisikan sebagai mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, tumbuh di tengah revolusi digital yang membawa perubahan besar dalam pola pikir dan perilaku. Konsumerisme di kalangan mereka cenderung didorong oleh kebutuhan untuk mengikuti tren global dan memamerkan status sosial melalui barang dan layanan yang dipilih, menciptakan pola konsumsi yang sangat dinamis dan sering kali instan (Hasdiansa, dkk., 2023).

Media sosial dan influencer memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk pola konsumsi generasi Z. Tidak jarang, mereka merasa terdorong untuk membeli barang-barang yang dianggap akan meningkatkan status sosial mereka, meskipun dalam beberapa kasus barang tersebut mungkin hanya digunakan dalam waktu singkat.

Kesadaran Ekologis Generasi Z: Antara Kontradiksi dan Potensi

Kesadaran ekologis generasi Z dapat dilihat dari semakin tingginya perhatian mereka terhadap masalah lingkungan dan perubahan iklim. Beberapa survei dan penelitian menunjukkan bahwa generasi ini cenderung lebih peduli terhadap isu-isu ekologis dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran ekologis generasi Z terdiri dari faktor internal dan eksternal. Meskipun banyak faktor eksternal yang mendorong kesadaran ini, kontradiksi tetap ada, terutama ketika mereka merasa sulit untuk mengubah kebiasaan konsumsi yang sudah menjadi bagian dari gaya hidup mereka, terutama di tengah dorongan media sosial yang mempromosikan konsumsi cepat dan berlebihan (Jannah, 2023).

Konsumerisme Hijau: Peluang dan Tantangan

Konsumerisme hijau menjadi salah satu solusi yang berkembang untuk mengatasi ketidaksesuaian antara perilaku konsumtif dan kesadaran ekologis. Keputusan ini didorong oleh kesadaran akan kerusakan lingkungan yang semakin nyata dan keinginan untuk mengurangi jejak karbon mereka (Jannah, 2018).

Namun, tantangan dalam menerapkan konsumerisme hijau di kalangan generasi Z tetap besar. Salah satu hambatan utama adalah harga produk hijau yang cenderung lebih tinggi dibandingkan produk konvensional.

Peran Pendidikan dan Kebijakan dalam Membentuk Perilaku Konsumtif Berkelanjutan

Pendidikan lingkungan memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk pola pikir dan perilaku konsumtif generasi Z. Program pendidikan formal yang mengintegrasikan keberlanjutan dalam kurikulum dan pendidikan non-formal yang berbasis pada kampanye kesadaran publik dapat membantu meningkatkan pemahaman mereka tentang dampak lingkungan dari perilaku konsumtif.

Perusahaan juga memiliki peran yang tak kalah penting dalam mempromosikan konsumsi berkelanjutan.

Potensi Generasi Z sebagai Agen Perubahan

Generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam isu-isu lingkungan. Kepemimpinan pemuda menjadi kunci dalam gerakan lingkungan yang lebih luas, dengan banyaknya aktivis muda yang terlibat dalam berbagai kampanye untuk melawan perubahan iklim, mengurangi polusi, dan melestarikan alam.

Inovasi dan teknologi juga merupakan kekuatan utama yang dapat dihadirkan oleh generasi Z. Mereka tidak hanya mengandalkan teknologi yang ada, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menciptakan solusi baru yang lebih ramah lingkungan.

KESIMPULAN

Generasi Z, meskipun terbentuk dalam era digital yang penuh tantangan, memiliki potensi besar untuk mendorong perubahan menuju gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Perilaku konsumtif mereka yang kuat, di sisi lain, membutuhkan intervensi yang lebih strategis dari berbagai pihak. Pemerintah dan perusahaan harus bekerja sama untuk menyediakan alternatif yang lebih terjangkau dan lebih transparan mengenai produk-produk ramah lingkungan. Pendidikan lingkungan yang lebih integratif dan kebijakan yang mendukung perubahan perilaku konsumtif akan mempercepat transformasi sosial ini. Generasi Z harus dilibatkan lebih intensif dalam percakapan tentang keberlanjutan, karena mereka adalah agen perubahan yang akan membawa dampak besar bagi masa depan planet ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hasdiansa, I. W., Hasbiah, S., & Aswar, N. F. (2023). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Pembelian Ramah Lingkungan Generasi Milenial Dan Generasi Z. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, 12(1), 49-60.

Jannah, P. M. (2023). Analisis Faktor Penentu Keputusan Pembelian Produk Ramah Lingkungan di Kalangan Generation Z di Yogyakarta (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia).

Jannah, R. (2018). Menciptakan Kewarganegaraan Ekologis di Era Digital Melalui Kampoeng Recycle Jember. Journal of Urban Sociology, 1(2), 14-26.

Sultan, H., Wangean, P. F., Lombone, B. J., & Lubis, B. (2024). Zoomer Eco: Caraka Lingkungan Hidup sebagai Upaya Pengafiliasian Kecerdasan Ekologis Siswa SMP Negeri 8 SATAP Tondano. Jambura Arena Pengabdian, 2(1), 42-54.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun