Mohon tunggu...
Rahma Ayu Salsabila
Rahma Ayu Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Matematika, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Permasalahan sosial bangsa dan solusi

27 Oktober 2022   11:00 Diperbarui: 16 November 2022   19:31 3100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik


Rahma Ayu Salsabila, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang. Dr. Ira Alia Maerani, S.H., M.H, Dosen Fakultas Hukum, Unissula.

 
Situasi negara Indonesia saat ini begitu memperihatinkan. Begitu banyak masalah menimpa bangsa ini dalam bentuk krisis yang multidimensional. Krisis ekonomi, politik, budaya, sosial, hankam, pendidikan, dan lainnya, yang sebenarnya berhulu pada krisis moral. Moralitas memegang kunci sangat penting dalam mengatasi krisis. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui moralitas pula krisis dapat diatasi. Moralitas memberi dasar, warna, sekaligus penentu arah tindakan suatu bangsa. Moralitas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu moralitas individu, moralitas sosial, dan moralitas modial. Moralitas individu lebih merupakan kesadaran tentang prinsip baik yang bersifat ke dalam, tertanam dalam diri manusia yang akan mempengaruhi cara berpikir dan bertindak. Faktor penyebab problem bangsa adalah kemiskinan, korupsi, penegak hukum yang lemah, kualitas  pendidikan yang rendah, dan kesenjangan sosial. Sedangkan solusi untuk mengatasi problem bangsa adalah adil dalam membagi kekuasaan, pemerataan pendapat, pemerataan pendidikan, pemerataan pengetahuan dan wawasan, pemerataan kesehatan, pemerataan pekerjaan, dan pemerataan keamanan. Strategi dalam menerapkan pancasila untuk mengatasi problem bangsa dengan memahami pancasila secara benar. Pemahaman secara benar adalah memahami pancasila berdasarkan sila demi sila secara detail dan menyeluruh dalam satu kesatuan yang utuh.


Pancasila memiliki bermacam-macam fungsi dan kedudukan, antara lain sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, ideologi negara, jiwa dan kepribadian bangsa. Pancasila sangat sarat dengan nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Oleh karena itu, pancasila secara normatif dapat dijadikan sebagai suatu acuan atas tindakan baik, dan secara filosofi dapat dijadikan perspektif kajian atas nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat. Sebagai suatu nilai yang terpisah satu sama lain, nilai-nilai tersebut bersifat universal, dapat ditemukan dimanapun dan kapanpun. Namun, sebagai suatu kesatuan nilai yang utuh, nilai-nilai tersebut memberikan cir khusus pada ke- Indonesia –an karena merupakan komponen utuh yang terkristalisasi dalam pancasila. Meskipun para founding fathers mendapat pendidikan dari barat, namun causa materialis pancasila digali dan bersumber dari agama, adat, dan kebudayaan yang hidup di Indonesia. Oleh karena itu, pancasila yang pada awalnya merupakan konsensus politik yang memberi dasar bagi pendirinya negara Indonesia, berkembang menjadi konsensus moral yang digunakan sebagai sistem etika yang digunakan untuk mengkaji moralitas bangsa dalam konteks hubungan berbangsa dan bernegara.


Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut dengan dasar falsafah negara. Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan negara. Dengan kata lain pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur seluruh penyelenggara negara. Pengertian pancasila sebagai dasar negara seperti yang dimaksud dalam bunyi pembukaan UUD 1945 Alinea IV (4). Sebagai dasar negara, pancasila dipergunakan untuk dapat mengatur seluruh tatanan kehidupan bangsa serta negara Indonesia. Hal ini mengandung arti bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus berdasarkan pancasila.


Faktor penyebab problem bangsa
1. Kemiskinan
Hampir disetiap sudut ditemukan pemukiman yang kumuh. Ada sekitar 30 juta rakyat Indonesia yang hidup sangat miskin. Penyebab utama kemiskinan adanya ledakan penduduk yang tidak disertai dengan peningkatan kualitas penduduk tersebut, ditambah lagi dengan kebutuhan hidup yang makin kompleks dan mahal.


2.Korupsi
Negara kita pada dasarnya memiliki kekayaan atau dana yang cukup untuk mensejahterakan rakyatnya. Namun, dikarenakan negara ini dikerumuni oleh para koruptor sehingga uang negara terbuang sia-sia dan mengakibatkan kesenggangan bagi rakyat. Kurangnya efek jera menjadi penyebab utama korupsi.


3.Penegak Hukum yang Lemah
Negara Indonesia adalah negara hukum, tapi kenapa seringnya hanya rakyat kecil yang dihukum? Penyebabnya karena hukum Indonesia masih bisa dipermainkan. Orang kaya masih bisa terbebas dari jeratan hukum. Jangan dulu melihat kasus-kasus hukum yang besar, kita masih bisa melihat di sekitar kita. Terutama saat ditilang polisi, apa yang biasanya dilakukan? Tentu saja menyuap polisi tersebut kalau terus saja dibiarkan begini, hancurlah Indonesia.


4.Kesenjangan sosial
Ini sudah biasa terjadi di negara kita dimana orang kaya akan tetap kaya, sedangkan orang miskin tetaplah miskin walau sekeras apapun dia bekerja. Tidak hanya itu mereka yang kaya tidak merasa puas apalagi bersyukur akan harta yang mereka miliki. Begitu pula dengan orang-orang yang berada di kalangan bawah , mereka susah menjalankan hidup akhirnya mereka melakukan hal-hak yang seharusnya tidak mereka lakukan, yang mengakibatkan maraknya kriminalitas di Indonesia.


Solusi untuk mengatasi problem bangsa
1.Adil dalam membagi kekuasaan
Sesungguhnya yang namanya politik bagi-bagi kekuasaan itu adalah tidak ada. Ini sama saja dengan bagi-bagi jatah sumber daya yang sudah tersedia. Inilah yang terjadi ketika kekuasaan berada ditangan manusia alhasil akan termakan oleh sifat keserakahan yang sesat dan tidak terkendali. Karena itu, ada baiknya jikalau kekuasaan dikembalikan kepada masyarakat lluas sehingga sekiranya ada ancaman yang datang maka semuanya akan pasang badan membela NKRI.


2.Pemerataan pendapat
Merupakan solusi jangka pendek atas situasi yang terjadi saat ini. Jika perolehan uang tidak diseratakan maka masing-masing orang akan berusaha lebih gesit untuk menerjang lalu mendahului sesamanya agar bisa merebut lebih banyak uang dari tangan pelanggan. Lagi pula pembagian keuangan yang tidak adil akan memicu ledakan pergerakan masyarakat pada profesi tertentu dimana semuanya itu terjadi demi hidup yang lebih kaya raya.


3.Pemerataan pendidikan
Perolehan pendidikan tidak hanya terpusat di kota-kota melainkan juga di daerah-daerah terpencil. Ini tidak fokus pada sarana dan prasarana yang tersedia melainkan lebih kepada kemampuan intelektual dan emosional tenaga pengajar yang ada. Sehingga para guru tidak hanya mengajar dengan kata-katanya di depan kelas melainkan juga menjadi contoh yang baik bagi para siswa-siswinya. Pemerataan skill tenaga pengajar adalah jalan cepat demi kesetaraan pendidikan di seluruh negeri.

Strategi Pemahaman dan Penerapan Pancasila dalam Mengatasi Problem untuk Mencapai Tujuan Nasional Bangsa Indonesia

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Secara garis besar mengandung makna bahwa Negara melindungi setiap pemeluk agama untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan ajaran agamanya. Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama. Dan bertoleransi dalam beragama, yakni saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Mengandung makna bahwa setiap warga Negara mendapatkan perlakuan yang sama di mata hukum, karena Indonesia berdasarkan atas Negara hukum. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Bertingkah laku sesuai dengan adab dan norma yang berlaku di masyarakat.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Mengandung makna bahwa seluruh penduduk yang mendiami seluruh pulau yang ada di Indonesia ini merupakan saudara, tanpa pernah membedakan suku, agama ras bahkan adat istiadat atau kebudayaan. Penduduk Indonesia adalah satu yakni satu bangsa Indonesia. cinta terhadap bangsa dan tanah air. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Rela berkorban demi bangsa dan negara. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan.

Sila Keempat: Kerakyatan Yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Mengandung maksud bahwa setiap pengambilan keputusan hendaknya dilakukan dengan jalan musyawarah untuk mufakat, bukan hanya mementingkan segelintir golongan saja yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan anarkisme. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Melakukan musyawarah, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah itu diadakan tindakan bersama. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia

Mengandung maksud bahwa setiap penduduk Indonesia berhak mendapatkan penghidupan yang layak sesuai dengan amanat UUD 1945 dalam setiap lini kehidupan. Mengandung arti bersikap adil terhadap sesama, menghormati dan menghargai hak-hak orang lain. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat. Seluruh kekayaan alam dan isinya dipergunakan bagi kepentingan bersama menurut potensi masing-masing. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.

Negara kita adalah negara yang memiliki Pancasila dengan kelima silanya yang mengandung makna-makna dari setiap cerminan kehidupan rakyat Indonesia. Namun seiring dengan pertumbuhan bangsa ini muncul berbagai masalah didalamnya. Kesepuluh masalah ini tidak mencakup seluruh problem dalam negara Indonesia sebab masih banyak lagi masalah selain kemiskinan, korupsi, penegakan hukum yang lemah, kualitas pendidikan yang lemah, dan kesenjangan sosial. Semua permasalahan di Indonesia adalah bentuk penyimpangan dari setiap sila-sila Pancasila. Oleh karena itu cara untuk mengatasi 10 permasalahan tersebut hanyalah kembali kepada Pancasila. Apabila Pancasila tidak hanya dijadikan dasar negara dan slogan saat kita bicara melainkan menjadi sebuah pedoman dalam kehidupan maka semua permasalahan diatas dapat diatasi bahkan dapat dihindarkan dengan diiringi oleh doa serta izin dari sang Pencipta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun