Mohon tunggu...
Rahma Aulia
Rahma Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Mahasiswa Teknologi Pendidikan

Menjelajah hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Motivasi dapat Mendorong Minat Belajar Siswa

24 Desember 2024   07:00 Diperbarui: 25 Desember 2024   12:41 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teori hierarki kebutuhan oleh Maslow (sumber referensi : https://images.app.goo.gl/nTc9fBQt7R6juRsL9ori) 

Motivasi berasal dari bahasa latin "movere" yang memiliki arti menggerakkan. Motivasi sendiri sering dikaitkan dengan semangat oleh masyarakat, meski begitu pengertian dari motivasi sendiri adalah adanya suatu alasan, tujuan, maupun dorongan dari dalam diri (intrinsik) seperti adanya tujuan atau hal yang ingin dicapai, serta dari luar (ekstrinsik) seperti dorongan dari pengajar, orang tua, dan lingkungan sekitar yang membuat individu bergerak ataupun beraksi melakukan berbagai hal untuk mencapai tujuan ataupun untuk memenuhi kebutuhan maupun kepuasan yang belum terpenuhi dan terpuaskan. 

Sejarah ditemukannya istilah motivasi sendiri dikembangkan pada tahun 1950-an. Dimana beberapa teori digunakan dan tercipta untuk mendukung konsep dari motivasi. Beberapa contohnya ada Teori hierarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow, Teori X dan Y oleh Douglas McGregor serta Teori Dua Faktor oleh  Frederick Herzberg yang semuanya adalah seorang psikolog dari Amerika.

1. Teori hierarki kebutuhan oleh Abraham Maslow 

Menurut Maslow, kebutuhan manusia dibagi menjadi 5 tingkatan mulai dari kebutuhan fisiologis, rasa aman, kasih sayang, penghargaan, serta aktualisasi diri.

Teori hierarki kebutuhan oleh Maslow (sumber referensi : https://images.app.goo.gl/nTc9fBQt7R6juRsL9ori) 
Teori hierarki kebutuhan oleh Maslow (sumber referensi : https://images.app.goo.gl/nTc9fBQt7R6juRsL9ori) 

Dalam teorinya, Maslow berpendapat bahwa manusia tidak akan menginginkan atau membutuhkan kebutuhan tingkat atas sebelum tingkat bawah terpenuhi terlebih dahulu, hal ini dikarenakan kebutuhan tingkat terbawah adalah kebutuhan dasar manusia yang pastinya harus dipenuhi sebelum ke tingkat selanjutnya yang apabila dikaitkan dengan pembelajaran :

1. Kebutuhan fisiologis : Peserta didik akan lebih bisa fokus mengikuti pembelajaran apabila mereka telah memenuhi kebutuhan dasar yaitu makan, minum, serta istirahat yang cukup, dibandingkan dengan peserta didik yang kurang memiliki kecukupan memenuhi kebutuhan dasar tersebut karena fokusnya tentu akan terganggu oleh rasa lapar, haus dan juga mengantuk. 

Solusi : Sekolah bisa menyediakan waktu istirahat yang cukup dan juga kantin dengan menu makanan bergizi. 

2. Kebutuhan akan rasa aman : Menempuh pendidikan tentunya peserta didik akan berinteraksi dengan banyak orang, yang pastinya ada beberapa individu memanfaatkan hal tersebut dengan tidak sepantasnya, adanya perundungan bisa berdampak buruk pada peserta didik terutama secara mental. 

Solusi : Peran pengajar dan sekolah tentunya penting untuk mencegah terjadinya hal tersebut dengan cara membentuk komisi anti perundungan, memberikan pengertian agar para peserta didik bisa menghargai dan menghormati satu sama lain serta sanksi tegas bagi pelaku. 

3. Kebutuhan sosial : Peserta didik memerlukan hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar terutama dengan pelajar lain dan juga pengajar di sekolah. 

Solusi : Pengajar bisa menjadi contoh dan pendamping yang menyenangkan bagi peserta didik, mendorong mereka untuk ikut berkontribusi dalam kegiatan ekstrakurikuler agar dapat memperluas relasi dengan pelajar lainnya. 

4. Kebutuhan penghargaan : Peserta didik juga membutuhkan apresiasi dari orang lain atas usaha yang telah mereka lakukan. Solusi : Untuk menanggapi hal tersebut pengajar juga bisa memberikan apresiasi yang cukup serta terus mendorong peserta didik agar terus meningkatkan kinerja belajarnya. 

5. Aktualisasi diri : Setiap peserta didik tentunya memiliki kemampuan serta potensi masing-masing. Tentunya untuk bisa memanfaatkan serta mengoptimalkan kemampuan dan potensi dari peserta didik tersebut. 

Solusi : Pengajar bisa memberikan tugas yang bisa meningkatkan kemampuan dan potensi peserta didik, mendorong mereka untuk mengikuti olimpiade maupun lomba agar bisa memaksimalkan potensi mereka dengan baik. Jadinya aktualisasi diri akan tercapai bila mereka bisa mengambangkan potensi mereka semaksimal mungkin. 

2. Teori X dan Y oleh Douglas McGregor 

Douglas berpendapat bagaimana penilaian atau penarikan kesimpulan dari respon manusia terhadap suatu asumsi yang dibagi menjadi 2 bagian yang apabila dikaitkan dengan pembelajaran : 

  • Teori X berisikan asumsi negatif yang mana orang cenderung akan menghindari dan malas mengerjakan, menyelesaikan atau berurusan dengan suatu hal yang ia anggap susah dan rumit ataupun hal yang melelahkan, pada Teori X diperlukan dorongan dari luar atau eksternal agar membuahkan aksi. 
  • Teori Y berisikan asumsi positif, dimana seseorang yang memiliki tujuan, motivasi, serta hal yang ingin ia capai dan kesadaran diri yang baik maka orang tersebut akan mengupayakan yang terbaik, bersikap tanggung jawab serta konsisten untuk bisa mencapai apa yang ia inginkan. 

Pengertian diatas bisa digambarkan dalam contoh seperti pada Teori X beberapa siswa merasa kesulitan memahami pembelajaran, mereka merasa materi yang diajarkan terlalu susah dan sulit untuk dimengerti, hal tersebut akan menyebabkan mereka malas belajar dan kurang mempelajari materi lebih dalam, kurangnya motivasi, tujuan, serta dorongan ataupun kesadaran diri bahwa belajar adalah hal yang penting membuat mereka cenderung menghindari belajar dan malas apabila berkaitan dengan hal yang kurang mereka kuasai. 

Pada Teori Y sendiri beberapa siswa memiliki motivasi, tujuan, capaian hidup serta kesadaran diri yang baik yang membuat mereka semangat belajar, bertanggung jawab melaksanakan tugas sebagai siswa, konsisten dan berusaha memberikan yang terbaik untuk mencapai hasil akhir yang diinginkan.

3. Teori Dua Faktor oleh Frederick Herzberg

Herzberg berpendapat bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku serta motivasi yang dimiliki individu yang apabila dikaitkan dengan pembelajaran : 

  • Faktor Motivasional (Motivational Factor) : Faktor internal yang dapat menimbulkan kepuasan respon, seperti saat berhasil menyelesaikan suatu tugas atau soal dengan mudah ataupun saat mendapat apresiasi. Peserta didik yang masuk dalam faktor ini sudah memiliki motivasi, alasan, tujuan serta dorongan untuk terus belajar. 

Contoh : Saat dimana peserta didik dapat menyelesaikan soal rumit seperti matematika atau fisika maupun soal sulit lainnya maka kepuasan akan hasil serta perasaan bangga dan senang akan mendorong peserta didik untuk terus melanjutkan menyelesaikan soal lainnya, sehingga akan mendapatkan pengakuan dari guru, orang tua maupun lingkungan sekitar yang juga dapat mendorong motivasi peserta didik.

  • Faktor Pemeliharaan (Hygiene Factor) : Faktor eksternal yang dapat menimbulkan ketidakpuasan seperti saat lingkungan belajar kurang mendukung. 

Contoh : Saat dimana lingkungan belajar peserta didik kurang mendukung, seperti saat suasana kelas berisik, adanya gangguan, perasaan kurang nyaman, stress karena tugas yang menumpuk, kurangnya apresiasi dan banyaknya tuntutan, membuat peserta didik kesulitan memahami dan mengikuti pembelajaran dengan baik. 

Peran pengajar dan lingkungan sekitar

Peran pengajar tentunya sangat penting dan lebih besar untuk membuat peserta didik mempunyai tujuan serta motivasi untuk terus melanjutkan belajar meskipun materi atau pembelajaran akan lebih rumit dan kompleks seiring naiknya tingkatan kelas. Misalnya pengajar memfasilitasi lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran dimana lingkungan belajar nyaman dan juga interaktif, memberikan apresiasi pada peserta didik, menerangkan materi pembelajaran dengan lebih menarik dan bersifat komunikatif. Namun, tidak hanya sebatas pengajar saja, tetapi peran orang tua maupun keluarga serta teman-teman dari peserta didik yang juga ikut mendukung, tentunya akan lebih memaksimalkan tingkat motivasi belajar peserta didik. 

Kesimpulan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun