Mohon tunggu...
Rahmaan Khairul Anwar
Rahmaan Khairul Anwar Mohon Tunggu... Lainnya - Fakir Yang Mencoba Berfikir Untuk Berkarir Sampai Akhir

Let's Flying With Me

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Solidaritas Sosial

22 Juni 2020   19:30 Diperbarui: 22 Juni 2020   20:09 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

SOLIDARITAS SOSIAL

Oleh: 

Rahmaan Khairul Anwar

Solidaritas siosial, kata tersebut mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar dan biasanya kita menggunakan kata tersebut untuk menyatukan kekompakan dan kepedulian kita kepada teman atau orang yang ada di sekitar kita. Tapi pernahkah terpikirkan oleh kita untuk mencari tahu kata tersebut dalam Al-Qur’an mau pun Al-Hadits? Pada kesempatan kali inipenulis akan menuangkan sedikit pemikiranyang berkaitan dengan kata tersebut dari sudut pandangan Al-Qur’an mau pun Al-Hadits.

kata Solidaritas Sosial itu sendiri berasal dari dua kata yaitu solidaritas dan sosial. Kata solidaritas dalam KBBI bermakna sifat satu rasa, perasaan setia kawan. Dengan demikian solidaritas adalah sebuah kata yang bermakna untuk menyatukan dan menyelaraskan hati untuk menuju sesuatu secara bersama-sama.Sedangkan kata Sosial dalam KBBI bermakna suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan sebagainya). Menurut hemat penulis kata sosial adalah suatu interaksi yang terjadi di masyarakat dan melibatkan banyak orang. Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup berkelompok saling membutuhkan satu sama lain. 

Menurut Emile Durkheim solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama dan diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Kemudian bagaiman Solidaritas Sosial dapat menyelesaikan sebuah permasalahan dalam masyarakat? Dunia saat ini sedang mehadapi permasalahan pandemi yang sangat serius dan banyak negara-negara mengalami dampaknya tak terkecuali negri kita tercinta Indonesia. Dewasa ini pemerintah Indonesia terus melakukan upaya-upaya guna meminimalisir orang yang terinveksi Corona Covid-19. Awalnya pemerintah tidak terlalu ingin memberikan informasi kepada publik terkait virus corona yang masuk ke Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kepanikan masyarakat dan juga menghindari isu-isu yang tidak jelas kebenarannya.

Upaya pemerintah untuk menghadapi pandemi Covid-19 salah satunya yaitu social distancing yang berupaya menekan penyebaran virus lebih luas. Saat inilah solidaritas sosial sangat berperan penting untuk mewujudkan program-program yang telah di buat oleh pemerintah agar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Solidaritas sosial dapat tumbuh di level individu dan masyarakat lokal sesuai kearifan lokal masing-masing. Dengan adanyasolidaritas sosial dalam jiwa masyarakat maka akan terbentukrasa rela untuk menaati imbauan pemerintah dan menyumbangkan sebagian kemampuannya untuk menolong sesama demi kebaikan bersama.Untuk mengetahui lebih lanjut arti kata solidaritas sosial dalam Al-Qur’an maka harus menggunakan metode penafsirandiantaranya ada metode tafsir tematik.

Tafsir Tematik atau biasa disebut dengan Tafsir Maudhu'i adalah sebuah metode penafsiran Al-Qur’an yang hanya berfokus pada satu tema terkhusus dengan demikian pembahasan akan lebih mudah dan jelas untuk dipahami. Adapun langkah dalam metode penafsiran tematik yaitu:

  • Menerjemahkan kata yang berkaitanke dalam bahasa Arab.
  • Mencari ayat-ayat yang berkaitan dengan pembahasan.
  • Menyusun ayat berdasarkan asbab annuzul.
  • Menghubungkan ayat /Munasabah ayat.

Dalam metode tafsir tematik sebenarnya ada tujuh lagkah penafsiran namun dengan empat langkah diatas sudah mampu untuk menjelaskan tema yang ingin dibahas.Untuk memudahkan dalam pencarian kata bisa menggunakan sinonim kata dari kata primer yang akan dibahas. Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya kata sinonim dari solidaritas sosial bisa berarti persaudaraan dan bahasa arab dari persaudaraan adalah Ukhuwah. Kata Ukhuwah disebutkan sebanyak 52 kali dalam al-Qur’an pada bentuk tunggal dandalam bentuk jamaknya diulang sebanyak 8 kali. Dan dikesempatan kali ini penulis akan mejelaskan tafsirsurah al hujurat ayat 10 dan bagaimanahubungannya dengan situasi pandemi pada saat ini.

Surah Al Hujurat ayat 10

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُون

(Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

            Dalam tafsir Al-Muyassar di jelaskan bahwa إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ (Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara) Yakni mereka semua kembali kepada satu asal, yaitu keimanan, oleh sebab itu mereka adalah bersaudara karena berada dalam agama yang sama. فَأَصْلِحُوابَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ( Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu) Yakni antara dua orang Islam yang saling berselisih. Begitu pula kelompok yang membelot terhadap pemimpin, mereka adalah kelompok yang zalim jika mereka membelot tanpa alasan yang benar, namun mereka tetaplah bersaudara dengan orang-orang beriman. Dari penjelasaan tafsir diatas dapat dipahami bahwa  orang yang beriman itu bersaudara kenapa? Sebab disinilah keimanan seseorang akan terwujud dalam kehidupan sehari-hari tanpa memandang status social, jabatan, ras, suku bangsa. Adapun hadits yang menyatakan bahwa muslim itu bersaudara sebagai berikut:

اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ،  لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ ، وَمَنْ كَانَ فِـيْ حَاجَةِ أَخِيْهِ ، كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ ، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًـا ، سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَة.

Seorang Muslim adalah saudara orang Muslim lainnya. Ia tidak boleh menzhaliminya dan tidak boleh membiarkannya diganggu orang lain (bahkan ia wajib menolong dan membelanya). Dari hadis tersebut menjelaskan bahwa orang Islam antara satu denganyang lainitudipandangsebagaisaudara. Sehingga satu samalaintidakbolehsaling menganiaya. Dan jika kita mendapati seseorang dalam penderitaan ataupun mendapat musibah, hendaknya kita membantunya untuk meringankanpenderitaan yang sedang ia alami. Sebagai mu’min sejati, hendaklah merasa bahwa dirinya tidak hidup sendiri,karena teman-teman sesama muslim akan membantu dan mendukungnya baik sedangdalam keadaan senang maupun susah.

            Dalam menghadapi permasalahan pandemi Covid-19 seperti saat ini jalinan persaudaraan sangatlah penting untuk membantu orang-orang yang sedang mengalami kesulitan sebagaimana hadits Nabi sallallahu alaihi wasallam عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: "مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِما سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاَللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ فِيمَا بَيْنَهُمْ؛ إلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ، وَ حَفَّتهُمُ المَلاَئِكَة، وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ أَبَطْأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ".[رَوَاهُ مُسْلِمٌ]

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Barangsiapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan (dalam masalah hutang), maka Allah Azza wa Jalla memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju Surga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenteraman akan turun atas mereka, rahmat meliputi mereka, Malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyanjung mereka di tengah para Malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat oleh amalnya (dalam meraih derajat yang tinggi), maka garis keturunannya tidak bisa mempercepatnya. [H.R Muslim]. Dari hadits ini mengajarkan kita agar senantiasa berbuat kebaikan kepada sesama muslim dan semua makhluk ciptaan Allah, dengan perbuatan yang demikian akan mempererat Ukhuwah. Wallahu a'lam Bishawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun