Mohon tunggu...
Rahma Dwi Safitri
Rahma Dwi Safitri Mohon Tunggu... Lainnya - Ex-Journalist Intern

just learning

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Generasi Muda dan Cuci Darah, Kenali untuk Antisipasi

18 Agustus 2024   21:57 Diperbarui: 18 Agustus 2024   22:24 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pasien/Image by DC Studio on Freepik

Maraknya kasus cuci darah pada anak di sosial media menjadi perhatian khusus masyarakat terutama orang tua. Sejak viralnya sejumlah anak yang menjalani cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, istilah cuci darah menjadi ramai diperbincangkan dan banyak ditelusuri masyarakat di internet. Semakin mencuat karena banyak yang mengakui hal ini diakibatkan oleh gaya hidup tidak sehat termasuk dari makanan yang umumnya banyak tersedia di pasaran.

Cuci darah disebut juga hemodialisis, umumnya dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan darah dari zat beracun sisa metabolisme tubuh karena ginjal sudah tidak berfungsi dengan baik. Hemodialisis berasal dari kata 'Hemo' dalam bahasa Yunani yang berarti darah, sedangkan 'Dialis' yang berarti memisahkan. Dalam kata lain, prosedur ini dilakukan untuk mengganti fungsi ginjal dalam membuang racun yang menumpuk dalam tubuh menggunakan mesin khusus yang saat ini disebut dengan cuci darah oleh masyarakat. 

Prosedur cuci darah biasanya berlangsung secara rutin. Sekitar dua sampai tiga kali dalam seminggu dan dilakukan selama 3-4 jam dalam sekali cuci darah. Mesin yang digunakan bernama mesin dialisis, berperan sebagai pengganti ginjal sementara (buatan) yang dapat mengeluarkan produk limbah dalam darah, termasuk urea, kreatinin, kalium, dan cairan lain sejenisnya. Biayanya cukup beragam, tergantung tipe rumah sakit yang dipilih. Namun umumnya dalam beberapa sumber, kisaran biaya cuci darah adalah Rp 700.000 hingga mencapai jutaan rupiah

Sekilas tentang cuci darah di atas seharusnya menjadi pengingat akan begitu pentingnya ginjal bagi tubuh. Selain untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, ginjal juga diperlukan untuk memproduksi sel darah merah, mengatur tekanan darah, menyaring 120-150 liter darah per hari, serta mengaktifkan vitamin D yang berfungsi untuk kesehatan tulang dan gigi. Bayangkan bila fungsi dalam ginjal terganggu, ginjal tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya, tentu akan menjadi bahaya bagi tubuh dan bahkan meningkatkan risiko kematian.

Gagal ginjal, merupakan penyakit yang disebabkan karena fungsi ginjal sudah mengalami penurunan bertahap. Ini biasanya menjadi tahap akhir dari penyakit ginjal di mana kerusakan pada ginjal sudah serius. Pada fase ini biasanya penderita membutuhkan cuci darah untuk keberlangsungan hidupnya.

Penyebab Gagal Ginjal di Usia Muda

Seperti yang telah dijelaskan di atas, cuci darah dilakukan ketika ginjal sudah tidak bisa lagi bekerja secara optimal dalam tubuh. Penyakit ini bisa menyerang siapa pun tanpa mengenal usia. Penyebabnya juga beragam dan umumnya dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:

  • Konsumsi Gula Berlebih

Mengonsumsi makanan atau minuman manis memang memanjakan lidah. Namun banyak yang tidak menyadari bahwa kebiasaan ini dapat berdampak buruk bagi tubuh. Apalagi dibarengi dengan kebiasaan konsumsi makanan cepat saji. Meski tidak langsung merasakan dampaknya, kebiasaan ini tidak boleh dianggap sepele. Pasalnya dalam penelitian terbukti bahwa kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman dengan kandungan gula berlebih dapat meningkatkan risiko terkena penyakit gagal ginjal kronis.

Kadar gula darah yang tinggi berisiko merusak fungsi ginjal. Dalam hal ini ginjal harus berusaha ekstra melakukan tugasnya dalam mengolah kelebihan kadar gula tersebut menjadi urine. Dan apabila kondisinya terus menerus begini, ginjal harus selalu berusaha keras dalam pengolahan, lama kelamaan ginjal akan kehilangan fungsinya hingga mengakibatkan gagal ginjal.

Memang, tidak semua penderita diabetes mengalami gagal ginjal. Tapi orang dengan penyakit ini menjadi lebih rentan untuk terkena penyakit ginjal, apalagi telah usia lanjut. Oleh karena itu, penderita penyakit diabetes sebaiknya melakukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi protein dan juga kadar kreatinin dalam darah agar tidak berujung komplikasi dan berefek pada ginjal.

  • Konsumsi Makanan Tinggi Kandungan Garam

Menghindari konsumsi makanan manis berlebihan bukan berarti boleh diganti dengan konsumsi makanan asin sepuasnya. Sama halnya dengan kandungan gula, kandungan garam yang tinggi juga harus dibatasi karena akan menyebabkan hipertensi bahkan kerusakan pada ginjal.

Dalam data yang dikeluarkan oleh Riskesdas 2018 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI, penyakit hipertensi dialami oleh 34 persen masyarakat. Ini mengalami peningkatan setelah pada 2013 berada pada angka 27 persen. Oleh karena itu sudah seharusnya masyarakat lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan dan pemicunya.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat merusak pembuluh darah ginjal yang menghambat fungsi ginjal dalam proses pembuangan limbah dan kelebihan cairan dalam tubuh. Secara umum hipertensi biasanya dialami oleh mereka yang sudah berusia lanjut. Namun dewasa ini banyak ditemukan kasus hipertensi pada usia muda dan produktif. Hal ini disebut-sebut berasal dari gaya hidup masyarakat yang tidak sehat.

Tekanan darah tinggi sebutan umumnya, adalah kondisi tekanan darah dalam pembuluh darah melebihi batas normal. Apabila sampai pembuluh darahnya mengalami kerusakan, bagian ginjal bernama nefron yang berfungsi untuk menyaring darah mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi yang ada pada darah. Hipertensi memicu terjadinya gagal ginjal, namun untuk berkembangnya membutuhkan waktu bertahun-tahun. Maka dari itu, perawatannya bisa dilakukan lebih awal sebelum kondisi semakin parah dan ginjal benar-benar kehilangan fungsinya. 

  • Konsumsi Obat Tertentu

Apabila orang umumnya mengonsumsi obat untuk menyembuhkan penyakit tertentu, faktanya obat juga dapat menjadi penyebab gagal ginjal. Meski jarang terjadi, gagal ginjal bisa terjadi akibat infeksi dari obat dan racun yang merusak ginjal. Hal ini bisa dipengaruhi secara langsung maupun tidak langsung. Obat pereda rasa nyeri yang dikonsumsi berlebihan misalnya, ini dapat menghambat produksi senyawa yang  membantu aliran darah ke ginjal sehingga fungsi ginjal menurun.

  • Kurang Minum Air Putih

Penyebab lain dari penyakit gagal ginjal adalah kurangnya minum air putih. Orang yang kurang minum air putih, apalagi memiliki aktivitas berat, tubuh akan mengalami kekurangan cairan sehingga mengakibatkan dehidrasi. Dehidrasi membuat sistem sirkulasi menjadi terhambat dan membuat merasa lelah. Apabila dehidrasi sudah pada titik parah, ini menjadi pemicu akan kerusakan pada ginjal.

Biasanya kekurangan cairan dapat mudah terlihat pada warna urine yang dikeluarkan saat kita buang air kecil. Perubahan warna gelap pada urine menunjukan kondisi tidak baik-baik saja. Boleh jadi kekurangan cairan atau saja hal lain yang lebih parah, apalagi jika warnanya sudah sangat gelap.

Umumnya tubuh memerlukan konsumsi air mineral 1 - 2,5 liter atau setara dengan 6 - 8 gelas air. Namun kebutuhan ini akan berubah sesuai dengan usia, berat badan, iklim, aktivitas fisik dan lain sebagainya. Penting memang memastikan asupan air dalam tubuh terpenuhi sehingga dehidrasi dapat terhindarkan. Dehidrasi sebenarnya bisa berbahaya karena tidak adanya gejala signifikan. Namun dehidrasi fatal bisa menyebabkan pingsan, koma, hingga kematian.

  • Genetik

Selain disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, diketahui penyakit ginjal juga bisa dipengaruhi oleh genetik. Salah satunya penyakit ginjal polikistik (PKD) yang dapat menjadi penyebab seseorang terkena penyakit ginjal. Penyakit ginjal polikistik merupakan gangguan genetik yang ditandai dengan adanya kista (tumor jinak) dalam ginjal. KIsta ini menyebabkan ginjal membesar dan perlahan kehilangan fungsinya yang apabila tidak segera ditangani dapat menjadi gagal ginjal permanen yang kemudian memengaruhi organ hati.

Gaya hidup tidak sehat dapat memicu berbagai jenis gangguan kesehatan, seperti sering menghirup asap rokok, malas berolahraga, termasuk yang sudah dijelaskan di atas. Memulai menekuni gaya hidup sehat adalah langkah awal yang baik. Tidak hanya bisa menjauhkan dari kemungkinan cuci darah atau gangguan ginjal, namun bisa menjauhkan dari banyaknya kemungkinan penyakit kronis lainnya. Dengan menjaga organ penting seperti ginjal, tubuh dapat menjalankan tugasnya  dengan baik dalam melakukan metabolisme. Hormon yang diproduksi pun juga dapat menjalankan fungsinya dengan lancar.

Pencegahan terhadap penyakit ginjal dapat dimulai dengan melakukan hal-hal sederhana seperti:

  • Minum air putih minimal 8-10 gelas per harinya
  • Olahraga rutin
  • Membatasi konsumsi gula
  • Hindari rokok
  • Tidak Sering Konsumsi Obat
  • Aktif Memantau Kesehatan

Referensi:

National Kidney Foundation. Diakses pada 2020. Can Dehydration Affect Your Kidneys? 

https://www.alodokter.com/cuci-darah-ini-yang-harus-anda-ketahui 

https://www.betterhealth.vic.gov.au/ 

https://halosehat.com/review/tindakan-medis/penyebab-cuci-darah 

https://hellosehat.com/urologi/ginjal/gaya-hidup-gagal-ginjal/ 

https://www.alodokter.com/penyebab-gagal-ginjal-dan-pencegahannya

https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/high-blood-pressure#HBPKidneys 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun