Mohon tunggu...
Rahmaa
Rahmaa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswa aktif Psikologi Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Dampak Pola Asuh Strict Parents terhadap Pola Perilaku Anak

17 November 2023   15:30 Diperbarui: 17 November 2023   15:50 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini istilah strict parents merupakan istilah yang kerap kali menjadi topik perbincangan di kalangan kawula muda. Dalam buku Perkembangan Remaja yang ditulis oleh Santrock, pola asuh Strict Parents (otoriter) membatasi dan bersifat menghukum yang mendesak anak untuk mengikuti petunjuk orang tua dan menghormati pekerjaan. Pola asuh ini membuat batasan dan kendali yang tegas terhadap anak dengan melakukan sedikit komunikasi verbal. 

Mengutip dari Michigan State University, strict parents juga mempunyai pengertian lain yaitu orang tua yang otoriter, di mana orang tua yang memiliki pola asuh demikian berharap agar anaknya dapat mengikuti peraturan mereka tanpa adanya diskusi dan kompromi. 

Mereka juga berpendapat bahwa pola asuh ini dapat membentuk pribadi anak yang disiplin, tanggung jawab dan tahu batasan diri. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pola asuh strict parents (otoriter) merupakan pola asuh yang menempatkan standar yang tinggi, memaksa kehendak, membatasi, dan bersifat menghukum agar anak patuh dan tunduk kepada perintah dan aturan yang dibuat oleh orang tua.

Sebenarnya pola asuh ini bisa bersifat positif jika orang tua memberikan dukungan dan kasih sayang yang tinggi kepada anak-anaknya. Namun, fenomena yang terjadi sekarang justru sebaliknya. 

Peraturan-peraturan yang dibuat oleh orang tua bersifat mengekang, tidak responsif, bahkan tidak suportif kepada anak-anaknya. Mereka tidak memberikan anak ruang untuk bereksplorasi menyampaikan gagasan dan pendapat mereka. 

Menurut jurnal Pola Asuh Otoriter Orang Tua Bagi Kehidupan Sosial Anak yang ditulis oleh Chintia Wahyuni Puspita Sari, pola asuh otoriter ini memiliki banyak pengaruh terhadap kehidupan anak. 

Di mana pola asuh ini mengakibatkan perilaku sosial anak akan menjadi buruk, anak tidak memiliki kebebasan berpendapat, bahkan anak memiliki rasa takut yang tinggi karena takut berbuat salah dan takut akan hukuman yang diberikan oleh orang tua, anak selalu merasa cemas bahkan tidak percaya diri serta dalam bersosial anak cenderung lemah.

Sementara itu, informasi yang kami dapatkan dari TribunNews menyatakan bahwa ada seorang remaja 15 tahun tewas gantung diri diduga depresi akibat dinasehati oleh orang tua agar tidak bermain di luar. Dalam keterangan lain, hal ini juga disebabkan oleh kerasnya perilaku orang tua berupa pemberian hukuman dan juga minimnya komunikasi.  

Berdasarkan fakta-fakta di atas, secara garis besar pola asuh ini memiliki pengaruh besar terhadap pola perilaku anak sebagai berikut.

● Anak merasa tidak memiliki kebebasan untuk berpendapat

Diterapkannya pola asuh yang otoriter tersebut membuat anak merasa tidak dapat mengemukakan pendapatnya dan merasa harus menuruti serta mentaati segala peraturan yang telah diterapkan oleh orang tuanya. Hal ini tidak hanya berdampak pada perilaku anak di rumah tetapi juga bisa di sekolah atau di organisasi. Anak cenderung enggan untuk mengemukakan pendapat karena takut akan penolakan sebagaimana terjadi di rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun