Mohon tunggu...
Rahma nurulawalia
Rahma nurulawalia Mohon Tunggu... Administrasi - guru

hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keluargaku adalah keluarga yang harmonis

10 Januari 2025   21:38 Diperbarui: 10 Januari 2025   21:38 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KELUARGAKU ADALAH KELUARGA YANG HARMONIS (Refleksi Atas Peran Kehidupan Keluarga)

Pengertian keluarga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ibu dan bapak beserta anak-anaknya: seisi rumah. Keluarga menurut ajaran Gereja dan terutama dalam dokumen Konsili Vatikan II adalah ikatan antara orang-orang yang berusaha supaya cinta makin hari makin menghangatkan. Fungsi kelurga pada umumnya adalah membentuk kepribadian anak. Dalam keluaga anak dididik dan orangtua memberikan nilai-nilai (ajaran-ajaran) yang berguna dan anak menerima nilai-nilai yang diwariskan oleh orangtuanya demi perkembangan dirinya. Perkembangan kepribadian anak tidak dapat dipisahkan dari keadaan keluarga. Keluarga adalah tempat pertama anak bertumbuh dan berkembang.

Keluarga dikatakan harmonis bila antara anggota keluarga hidup penuh cinta dan saling mendukung. Orangtua dan anak saling mencintai satu sama lain. Tidak ada sikap egois dan mementingkan diri sendiri.

Aku dan Keluargaku Saling Bekerja Sama

Apa maksud kerja sama antara aku dan anggota keluargaku di sini? Apakah bekerja sama itu sama dengan bekerja secara bersama-sama, sama-sama bekerja atau bekerja di tempat yang sama? Bekerja sama adalah bekerja yang melibatkan hati dan pikiran, bekerja yang menyatukan persepsi dan konsep, bekerja yang berangkat dari visi dan misi serta tujuan yang satu, bekerja yang melahirkan sikap seperjuangan, bekerja yang melahirkan simpul-simpul penyatuan antar pribadi. Di dalam kerja sama dibutuhkan sikap persaudaraan dan persahabatan sehingga di dalam niat akan tercipta rasa aman dan memperoleh dukungan antara aku dan keluargaku. Yang menjadi kerja sama adalah ketaatan dan kesetiaan kepada komitmen pribadi. Dalam keluarga akan tercipta suasana yang harmonis bila terjalin kerja sama yang baik antara semua anggota keluarga.

Keluarga adalah satu kesatuan yang utuh sehingga setiap anggota keluarga tidak dapat berjalan sendiri sesuai dengan keinginannya masing-masing. Orangtua hendaknya jangan lebih mementingkan kepentingan pribadi dan memaksakan kehendaknya untuk dilakukan anaknya tanpa melihat kemampuan anaknya. Demikian sebaliknya dengan seorang anak, janganlah melakukan sesuatu hal berdasarkan keinginan, selera, atau apa yang menyenangkan diriku. Orangtua dan anak seharusnya mempunyai visi yang sama dan saling mengerti dalam menjalankan visi tersebut. Orangtua harus tahu kemampuan anaknya dan sebaliknya anak juga harus mengerti yang diinginkan orangtua terhadap dirinya. Dalam mewujudkan suatu kerja sama yang baik di antara kita, sikap saling mengerti, seperasaan atau sehati sangat dibutuhkan.

Aku dan Kelurgaku selalu Hidup dalam Persaudaraan

Manusia diciptakan untuk hidup damai, tenteram, dan bahagia. Hal ini diperoleh, yaitu salah satunya dengan cara hidup dalam persaudaraan dengan sesama. Dasar hidup persaudaraan ini adalah cinta. Dalam keluarga, jika tidak ada cinta di antara anggota keluarga maka kehidupan keluarga tidak akan rukun, selalu berkelahi, atau tidak harmonis. Keluarga akan bahagia bila setiap anggota keluarga saling mencintai. Orangtua mencintai anaknya dan mendidiknya dengan penuh kasih dan sebaliknya anak-anak pun mencintai orangtua dan saudara-saudarinya. Cinta di sini bukanlah hanya sebatas sebuah ucapan, tetapi ditunjukkan dalam pengalaman kebersamaan anggota keluarga di tengah hidup keluarga. Setiap anggota keluarga harus saling mendukung, saling melengkapi, bekerja sama, memahami dan mengerti, percaya, serta jujur. Aku dan sesamaku selalu hidup dalam persaudaraan. Bagaimana mewujudkannya dalam keluarga kita bahwa kita selalu hidup dalam persaudaraan?. Caranya adalah cintailah orang lain(anggota keluarga kita) seperti kita mencintai diri sendiri. Jika kita mampu melakukan hal ini, yakinlah hidup keluarga kita akan menjadi rukun, harmonis, dan penuh canda tawa. Kita akan merasa bahwa kehadiran sesama (anggota keluarga) kita sangatlah berarti bagi hidup kita. Kita tidak boleh mementingkan diri sendiri atau bersifat egois. Ada sebuah tulisan yang berbunyi demikian:

            Aku urusanku dan kamu urusan kamu

            Aku bukan diciptakan untuk penuhi harapanmu

            Kamu adalah kamu dan aku adalah aku

            Bila suatu waktu kita berpapasan,

            baiklah itu dan indah

            Bila tidak, tidak ada ruginya

Kita harus saling memperhatikan satu dengan yang lainnya. Dalam hidup di tengah anggota keluarga, kita hendaknya menyadari bahwa keluarga sangatlah berarti bagi hidupku. Orangtua kita pasti sangat mencintai kita. Lalu apa balasanku terhadap yang telah diberikan oleh orangtua terhadap diriku? Hidup kita di rumah akan tenang dan penuh kebahagiaan jika kita hidup dalam persaudaraan. Kita harus berprinsip bahwa kita semua adalah saudara, atau orang Ambon mengatakan "Torang semua Basudara".

Aku dan Keluargaku selalu Menjalin Relasi-Komunikasi dengan Baik

Dalam arti asli dan lebih mendalam, komunikasi dihubungkan dengan subyek-subyek yang berkomunikasi, atas dasar kesamaan martabat sebagai citra dan gambaran Allah. Tanpa ada komunikasi yang jujur, terbuka, baik dengan kata-kata maupun dengan isyarat, sulit bagi kita untuk memahami keluarga harmonis. Dalam komunikasi yang jujur, benar, setiap anggota keluarga dapat mengungkapkan pikiran-pikirannya, terutama mengenai perasaan yang terdalam tentang apa yang mereka alami dalam keluarga, tanpa merasa takut ditolak, karena tahu bahwa mereka saling menerima dan mencintai.

Dalam komunikasi seseorang sedang membuka dirinya, menyatakan dirinya kepada orang lain. Agar proses pembukaan diri itu dapat berjalan dengan lancar, maka seseorang harus mampu berbicara secara konkret dan nyata. Keterbukaan diri itu akan semakin nyata jika masing-masing pihak mau mendengarkan dan memberi diri untuk membuka diri mereka bagi orang lain. Komunikasi yang baik akan membantu perkembangan relasi pribadi di dalam keluarga dan masyarakat.

Jika komunikasi dalam keluarga berjalan dengan lancar, maka banyak kesulitan dan permasalahan dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Namun bila komunikasi antar keluarga mengalami hambatan, maka banyak permasalahan dan problem keluarga yang tidak dapat dipecahkan. Komunikasi yang baik akan memperdalam relasi cinta kasih di dalam keluarga.

Jika orang tua tidak mampu berkomunikasi dengan anggota keluarganya dengan baik, maka suasana yang tercipta dalam keluarga mereka tidak akan harmonis. Kekacauanlah yang akan terjadi di dalam keluarga mereka. Anak-anak dalam keluarga akan merasa ada rasa segan atau bahkan merasa ketakutan terhadap orang tua mereka. Bisa jadi mereka tidak berani berbicara kepada orang tuanya. Dan begitu juga sebaliknya, jika seorang anak tidak mampu berkomunikasi dengan orang tua atau anggota keluarga lain maka kekacauanlah yang akan terjadi di dalam keluarga mereka. Orang tua atau kakak adik tidak akan mengetahui apa yang hendak dilakukannya.

Komunikasi yang baik akan tercipta jika relasi di dalam keluarga terjalin dengan baik, sehingga anak merasa aman, tenteram, damai. Sehingga suasana keluarga tersebut akan harmonis. Dan jika relasi dalam keluarga tidak baik, maka segalanya akan hancur. Seseorang tidak akan mempedulikan anggota keluarganya yang lain. Suasana yang terjadi akan kacau, berantakkan dan keluarga harmonis tidak akan pernah tercapai. Hal itu juga akan sangat berpengaruh terhadap komunikasi dalam keluarga. Seorang anak tidak akan mampu menyampaikan pendapatnya kepada orang tuanya, kakak adiknya. Seseorang tidak akan mampu membagikan perasaannya kepada yang lain. Sehingga mereka akan merasa kesepian di dalam keramaian.

Bukan hanya relasi dengan sesama yang perlu kita bangun, relasi dan komunikasi dengan Tuhan juga sangat perlu dan penting untuk dikembangkan dan dihidupi. Kita juga harus membangun relasi dan komunikasi yang hangat dengan Tuhan lewat doa. Lewat doa kita bersyukur dan berterima kasih kepada Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun