Saya pun menolak karena takut air lautnya terlalu dalam. Selain itu, saya juga takut digigit ular laut. Tetapi suami saya bersikeras agar kami mau berjalan agak jauh dari tepi pantai karena dia sudah survei sebelumnya. Â Dia bilang, air lautnya hanya setinggi betis dan ada pemandangan terumbu karang yang indah di sana.
Kami pun menuruti ajakannya. Dengan memakai alas kaki, kami menuju ke tempat yang dimaksud olehnya. Dalam perjalanan, saya agak sedih juga karena melihat banyak terumbu karang yang mati. Kami berjalan sekitar 200 meter dari tepi pantai dan setelah sampai, benarlah apa yang dikatakan oleh suami saya.
Kami melihat pemandangan bawah laut yang indah. Air lautnya sangat jernih sehingga kami bisa melihat terumbu karang dengan berbagai bentuk dan warna dengan sangat jelas.
Letak terumbu karangnya tersebar. Ada terumbu karang yang berbentuk otak, jamur, bunga, tabung, piring, dan berbagai bentuk lainnya dengan warna yang mencolok seperti pink, ungu, hijau, kuning, orange, putih, dan juga coklat. Kami juga melihat ikan badut dan ikan kecil lainnya yang berenang di sana.
Kami melihatnya dengan mata telanjang karena letaknya sangat dangkal. Kami berjalan dengan sangat hati-hati dan jangan sampai menginjak terumbu karang yang masih hidup.
Menurut suami saya, kami bisa melihat terumbu karang yang lebih banyak jika berjalan lebih jauh lagi, tapi kami memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan karena takut akan menyebabkan kerusakan.
Akhirnya kami berhenti sampai di sana, menikmati pemandangan terumbu karang di bawah dan juga pepohonan hijau yang ada di tepi pantai. Angin sepoi-sepoi menambah kegembiraan hati kami karena menikmati keindahan alam ciptaan Tuhan ini.
Setelah beberapa waktu dan arus air terasa agak kuat, kami pun menyudahi kegiatan kami di sana dan kembali lagi ke tepi pantai. Hari itu akan menjadi kenangan indah yang tak akan terlupakan.
Setelah dipikir-pikir, ada hikmahnya juga kami ke sana saat air laut sangat surut sehingga kami bisa punya pengalaman tersebut.